Prospek Pengembangan Wisata Alam

28

3.1.4 Prospek Pengembangan Wisata Alam

Menurut Adirahmanta 2005, penetapan suatu kawasan pelestarian menjadi kawasan wisata alam baik pada taman nasional maupun taman wisata alam akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan wisata yang dapat dikembangkan di dalam kawasan, yakni pengembangan kegiatan harus selaras dengan tujuan pengelolaan pada taman nasional dan taman wisata alam. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian terhadap prospek pengembangan kegiatan wisata di taman nasional dan taman wisata alam ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan aspek fisik, aspek sosial-ekonomi dan aspek spasial. Pendekatan aspek fisik dilakukan dengan mengkaji kondisi sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata yang meliputi aksesibilitas, sarana- prasarana, dan lain-lain saat ini, serta mengkaji potensi alam kawasan yang ada sehingga dapat untuk menentukan kegiatan yang dapat dikembangkan berikut sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan atau dipertahankan, sebagai akibat status taman nasional maupun taman wisata alam. Pendekatan aspek sosial-ekonomi dilakukan antara lain untuk mengenali keadaan dan potensi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar kawasan yang meliputi perilaku, aktivitas dan mata pencaharian masyarakat sekitar. Pendekatan ini digunakan sebagai salah satu titik tolak dalam mengidentifikasikan pengembangan kegiatan wisata yang dapat menciptakan keselarasan antara kehidupan masyarakat sekitar dengan keberadaan taman nasional maupun taman wisata alam, sehingga dapat saling memberikan manfaat. Pendekatan aspek spasial yakni terkait dengan pengalokasian areal ke dalam zona-zona tertentu di dalam kawasan taman nasional atau taman wisata 29 alam, di mana diijinkan untuk dilakukan kegiatan wisata dan di mana tidak diijinkan, serta jenisbentuk kegiatan wisata dalam suatu zona tertentu, dengan demikian kegiatan pariwisata yang dikembangkan dapat selaras dengan peruntukan kawasan serta mendukung prinsip-prinsip pengelolaan taman nasional maupun taman wisata alam.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional