Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

29 alam, di mana diijinkan untuk dilakukan kegiatan wisata dan di mana tidak diijinkan, serta jenisbentuk kegiatan wisata dalam suatu zona tertentu, dengan demikian kegiatan pariwisata yang dikembangkan dapat selaras dengan peruntukan kawasan serta mendukung prinsip-prinsip pengelolaan taman nasional maupun taman wisata alam.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

TWA Gunung Pancar merupakan salah satu bentuk dari fungsi hutan sebagai kawasan pelestarian alam atau kawasan konservasi. Selain sebagai kawasan pelestarian alam atau konservasi, TWA Gunung Pancar ini juga bermanfaat sebagai sarana rekreasi dan pendidikan. Sebagai sarana rekreasi, TWA Gunung Pancar berhubungan erat dengan pengunjung. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengelola untuk mengetahui bagaimana karakteristik pengunjung dan mencari tahu penilaian pengunjung terhadap TWA Gunung Pancar dimana hasil pengkajian karakteristik dan penilaian pengunjung diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam penetapan kebijakan pelayanan oleh pihak pengelola. Pengunjung yang melakukan wisata pada suatu daerah tujuan wisata tertentu pasti akan mengeluarkan sejumlah biaya tertentu yang disebut dengan biaya perjalanan. Biaya perjalanan ini terdiri dari biaya transportasi, dokumentasi, konsumsi, parkir dan biaya lain disamping biaya tiket masuk ke daerah wisata tersebut. Permintaan wisata selain dipengaruhi oleh biaya perjalanan juga dipengaruh oleh faktor sosial ekonomi pengunjung, seperti total pendapatan, tingkat pendidikan, umur, jarak dan waktu tempuh dari tempat tinggal menuju lokasi wisata, jumlah tanggungan, jenis kelamin, waktu di lokasi dan lama 30 mengetahui lokasi. Setelah mengetahui biaya perjalanan dan faktor-faktor sosial ekonomi pengunjung kemudian dilakukan analisis pada model regresi sehingga akan didapatkan fungsi permintaan wisata di TWA Gunung Pancar. Dari estimasi fungsi permintaan akan didapatkan nilai dari surplus konsumen. Setelah mendapatkan surplus konsumen maka akan diperoleh nilai ekonomi wisata TWA Gunung Pancar. Potensi sumberdaya alam yang dimiliki oleh TWA Gunung Pancar juga perlu dipertimbangkan mengingat kegiatan wisata yang ada di TWA Gunung Pancar diharapkan dapat berkelanjutan sehingga perlu diidentifikasi lebih dalam prospek pengembangannya. Prospek pengembangan ini nantinya akan diteliti dengan tiga aspek pendekatan yaitu aspek fisik, aspek sosial-ekonomi, dan aspek spasial. Aspek fisik digunakan untuk mengkaji sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata dan potensi alam di kawasan TWA Gunung Pancar sehingga dapat menentukan kegiatan wisata yang dapat dikembangkan berikut sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan atau dipertahankan. Aspek sosial-ekonomi digunakan untuk mengenali keadaan dan potensi masyarakat di sekitar kawasan TWA Gunung Pancar sehingga dapat mengidentifikasikan pengembangan kegiatan wisata yang dapat menciptakan keselarasan antara kehidupan masyarakat sekitar dengan keberadaan TWA Gunung Pancar sehingga dapat saling memberikan manfaat. Aspek spasial digunakan untuk pengalokasian areal ke dalam zona-zona tertentu di dalam kawasan TWA Gunung Pancar, di mana diijinkan untuk dilakukan kegiatan wisata dan di mana tidak diijinkan dengan demikian kegiatan wisata yang dikembangkan dapat selaras dengan peruntukan 31 kawasan. Diagram alir kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. 32 ------- = Obyek Penelitian Gambar 3. Skema Kerangka Penelitian TWA Gunung Pancar Wisata alam yang potensial Pengunjung Karakteristik dan penilaian pengunjung terhadap TWA Gunung Pancar Analisis Deskriptif Identifikasi karakteristik dan penilaian pengunjung terhadap TWA Gunung Pancar Permintaan rekreasi Travel Cost Method TCM Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan di TWA Gunung Pancar Surplus Konsumen Nilai ekonomi manfaat wisata di TWA Gunung Pancar Dasar Kebijakan Pengembangan dan Pengelolaan TWA Gunung Pancar Prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar Aspek Sosial- Ekonomi Aspek Fisik Aspek Spasial Analisis Deskriptif Menilai prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar Analisis Regresi Linier Berganda 33

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TWA Gunung Pancar yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan bahwa TWA Gunung Pancar merupakan salah satu objek wisata alam yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Data diperoleh melalui survei lapang dan wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung dan pengelola di TWA Gunung Pancar. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi keadaan umum lokasi wisata sejarah, status, letak, luas, keadaan fisik, serta potensi wisata, peta lokasi TWA Gunung Pancar, peta penyebaran obyek wisata TWA Gunung Pancar, serta data pengunjung dan tiket masuk TWA Gunung Pancar 5 tahun terakhir. Keseluruhan data tersebut diperoleh dari pengelola TWA Gunung Pancar dan studi literatur lainnya. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden di TWA Gunung Pancar melalui kuesioner survey. Data primer meliputi data mengenai data pribadi responden, motivasi kunjungan responden, dan persepsi responden terhadap pelayanan, kualitas lingkungan, serta sarana dan prasarana di TWA Gunung Pancar. Sesuai dengan tujuan penelitian maka kebutuhan data primer dan teknik pengumpulan datanya ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini.