14 biasanya mewakili faktor kunci di dalam proses perjalanan wisatawan.
Sumberdaya yang kedua adalah sumberdaya pendukung yang merupakan sumberdaya pelengkap dan menambah daya tarik bagi pengunjung tapi bukan
alasan utama dari perjalanan. Kemudian Godfrey dan Clarke 2000 juga membagi sumberdaya wisata
kedalam 5 kategori, yaitu : 1.
Sumberdaya alam : flora, bentang alam, fauna, iklim, dan air. 2.
Sumberdaya budaya : keagamaan, warisan dan lainnya seperti perayaan suku, budaya asli.
3. Sumberdaya peristiwa : festival, turnamen, bisnis dan lainnya, seperti
peringatan-peringatan hari nasional, perayaan suku. 4.
Sumberdaya aktivitas : rekreasi, pelayanan dan fasilitas seperti aquarium, arboretum, kebun raya, planetarium.
5. Sumberdaya pelayanan : angkutan, akomodasi, resepsi, catering, dan
pelayanan seperti pelayanan kesehatan, dokter, dan ambulan.
2.6 Pengembangan Pariwisata Alam
Menurut Suswantoro 1997, unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang
menyangkut perecanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi lima unsur :
1. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
15 2.
Prasarana Wisata Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia
yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata.
3. Sarana Wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
4. Tata Laksana atau Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas
permukaan tanah dan di bawah tanah. 5.
Masyarakat atau Lingkungan Daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan
mengundang kehadiran wisatawan. Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus akan
memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan.
2.7 Valuasi Ekonomi
Valuasi ekonomi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menilai secara riil harga dari suatu barang dan jasa. Valuasi ekonomi sumberdaya alam
dan lingkungan adalah penilaian ekonomi dengan menggunakan pendekatan penilaian kegunaan langsung dan tidak langsung Adrianto dan Wahyudin, 2007.
Secara umum, teknik valuasi ekonomi digunakan untuk sumberdaya alam dan lingkungan yang belum memiliki nilai pasar non-market valuation. Valuasi
ekonomi dengan non-market valuation dapat digolongkan kedalam dua kelompok.
16 Kelompok pertama adalah teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit
dimana WTP terungkap melalui model yang dikembangkan. Teknik ini sering disebut teknik yang mengandalkan revealed WTP keinginan membayar yang
terungkap. Beberapa teknik yang termasuk kedalam kelompok yang pertama ini adalah travel cost, hedonic pricing, dan teknik yang relatif baru yang disebut
random utility model. Kelompok kedua adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei dimana keinginan membayar atau WTP diperoleh langsung dari
responden, yang langsung diungkapkannya secara lisan maupun tertulis. Salah satu teknik yang cukup populer dalam kelompok ini adalah yang disebut
Contingent Valuation Method CVM dan Discrete Choice Method Fauzi, 2006. Pengklasifikasian valuasi ekonomi non-market dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Klasifikasi Valuasi Non-Market
Sumber: Fauzi 2006 2.8
Travel Cost Method TCM
Travel Cost Method TCM merupakan metode dalam menduga nilai ekonomi sebuah komoditas yang tidak memiliki nilai pasar atau non-market good
Adrianto et al., 2004. Menurut Fauzi 2006, TCM digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka outdoor recreation,
Valuasi Non-Market
Tidak langsung Expressed WTP
Langsung Survey Revealed WTP
• Hedonic Pricing • Travel Cost
• Random Utility model • Contingent Valuation
• Random Utility model • Contingent Choice
17 seperti memancing, berburu, hiking dan sebagainya. Secara prinsip, metode ini
mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi di atas. Seorang konsumen misalnya untuk menyalurkan hobi memancing
di pantai akan mengorbankan biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Kita bisa mengkaji berapa nilai value yang
diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan lingkungan dengan mengetahui pola expenditure dari konsumen tersebut. Metode ini dapat digunakan
untuk mengukur manfaat dan biaya akibat : 1.
Perubahan biaya akses tiket masuk bagi suatu tempat rekreasi. 2.
Penambahan tempat rekreasi baru. 3.
Perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi. 4.
Penutupan tempat rekreasi yang ada. Secara umum ada dua teknik sederhana yang digunakan untuk
menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, teknik tersebut adalah : 1.
Pendekatan sederhana melalui zonasy ZTCM. 2.
Pendekatan individual TCM dengan menggunakan data sebagian besar dari survey ITCM.
Haab dan McConnel 2002, menyatakan bahwa dalam melakukan valuasi dengan metode TCM, ada dua tahap kritis yang harus dilakukan: pertama,
menentukan perilaku model itu sendiri dan kedua menentukan pilihan lokasi. Perhatian pertama menyangkut apakah TCM yang dibangun harus ditentukan dulu
fungsi preferensinya secara hipotesis, kemudian membangun model perilakunya behavioural model, atau apakah langsung membangun model perilaku. Perhatian
18 yang kedua menyangkut apakah kita harus melakukan pemodelan untuk semua
atau beberapa tempat sebagai suatu model. Penentuan fungsi permintaan untuk kunjungan ke suatu tempat wisata
dengan pendekatan individual TCM menggunakan teknik ekonometrik. Hipotesis yang dibangun adalah bahwa kunjungan ke tempat wisata akan sangat dipengaruhi
oleh biaya perjalanan travel cost dan diasumsikan berkorelasi negatif, sehingga diperoleh kurva permintaan yang memiliki kemiringan negatif. Secara sederhana
fungsi permintaan di atas dapat ditulis sebagai berikut : Vij = f Cij, Tij, Qij, Sij, Mi
Dimana: Vij
: jumlah kunjungan oleh individu i ke tempat j. Cij : biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi
lokasi j. Tij
: biaya waktu yang diperlukan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j. Qij
: persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dari tempat yang dikunjungi.
Sij : karakteristik substitusi yang mungkin ada di tempat lain, dan Mi adalah
pendapatan income dari individu i. Menurut Haab dan McConnel 2002, agar penilaian terhadap sumber daya
alam melalui TCM tidak bias, fungsi permintaan harus dibangun dengan asumsi dasar :
1. Biaya perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga dari
rekreasi. 2.
Waktu perjalanan bersifat netral, artinya tidak menghasilkan utilitas maupun disutilitas.
3. Perjalanan merupakan perjalanan tunggal bukan multitrips.
19
Surplus Konsumen Garis Harga