47
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja
purpossive, dengan pertimbangan bahwa kedua kabupaten tersebut merupakan sentra produksi dan pengembangan jagung khususnya jagung komposit yang ada
di Sulawesi Selatan. Setiap kabupaten ditentukan masing-masing dua desa dari dua kecamatan, dengan alasan bahwa produksi dan penyebaran jagung komposit
pada setiap kecamatan dari setiap kabupaten relatif lebih tinggi dan jumlah petani jagung lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lain. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2012.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat data kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber primer dengan melakukan wawancara melalui pengisian daftar pertanyaan ke petani responden yang
menggunakan benih unggul jagung komposit. Data sekunder yang digunakan merupakan data penunjang penelitian yang
diperoleh melalui instansi-instasi terkait seperti Badan Pusat Statistik, situs resmi kementerian dan dinas atau instansi pemerintahan setempat. Data sekunder juga
diperoleh di Balai Pengawasan Sertifikasi Benih BPSB-TPH, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura DISTAN, Badan Pusat Statistik BPS Provinsi
Sulawesi Selatan.
4.3. Metode Pengambilan Sampel
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan melakukan wawancara langsung terhadap petaniresponden, dan pengisian kuesioner.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara pengambilan contoh acak kelompok cluster random sampling. Populasi dibagi ke dalam beberapa
48
kelompok berdasarkan karakteristik tertentu. Kelompok yang terbentuk mewakili populasi. Setiap sampling unit atau anggota kelompok memiliki peluang yang
sama untuk dipilih sebagai contoh. Populasi yang dimaksud adalah petani jagung. Sementara sampling unit yang akan dijadikan contoh adalah petani yang pernah
menggunakan benih jagung lokal, komposit, dan hibrida yang berada di Desa Salaka dan Desa Alluka Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar dan Desa
Bulo Wattang dan Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidrap. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut
merupakan sentra produksi jagung di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Sidrap. Tabel 3 Jumlah Populasi Petani Jagung di Lokasi Penelitian
No Kabupaten
Jumlah Petani
Kecamatan Jumlah
Petani DesaDusun
Jumlah Petani
1 Takalar
809 Pattallassang 533 -
Salaka -
Alluka 60
61 2
Sidrap 592 Panca Rijang
341 - Bulo Wattang
- Bulo
140 136
Total 1.401
874 400
Sumber : Badan Penyuluh Pertanian, Kab. Takalar dan Kab. Sidrap, 2012
Beberapa acuan yang dapat dipertimbangkan menyangkut ukuran pengambilan sampel berkaitan dengan ragam populasi, yaitu: 1 jika populasi
besar, sampel dapat diambil dengan persentase kecil dan jika populasi kecil dapat diambil persentase besar, 2 ukuran sampel sebaiknya tidak kurang dari 30
satuan, dan 3 jumlah sampel disesuaikan dengan kemampuan biaya, 4 Jumlah responden tersebut ditentukan berdasarkan minimum 10 persen dari total populasi
responden Arikunto, 2002. Jumlah contoh untuk analisis atribut dengan analisis multiatribut fishbein
dilakukan dengan mengambil sebanyak 40 petani responden. Responden yang akan dianalisis adalah petani jagung yang pernah menggunakan benih lokal,
komposit dan hibrida. Setiap desa diambil sebanyak 10 orang sampelresponden dimana setiap kabupaten terdiri dari dua kecamatan. Sehingga jumlah sampel
untuk petani jagung pada dua kabupetan sebanyak 40 orang petani responden. Untuk analisis model persamaan struktural SEM, menurut Ferdinand
2002, ukuran sampel tergantung dari jumlah variabel indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah indikator dikali 5 – 10. Karena pada
49
penelitian ini terdapat 20 variabel indikator, maka besarnya sampel adalah minimal 100 - 200 sampelresponden.
4.4. Variabel dan Skala Pengukuran