77
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden ialah suatu gambaran umum mengenai latar belakang petani sebagai responden yang akan mempengaruhi pola pikir dan
perilaku dalam penggunaan benih jagung. Karakteristik yang beragam akan mempengaruhi pola pikir konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada benih
jagung. Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah petani jagung
yang berada pada pada dua kabupaten di Sulawesi Selatan yang masing-masing mewakili dua sektor pengembangan jagung komposit yaitu sektor barat diwakili
Kabupaten Takalar dan sektor timur diwakili Kabupaten Sidrap. Pada tahap awal dilakukan screening terhadap petani yang pernah menggunakan benih jagung
lokal, benih komposit, dan benih hibrida. Berdasarkan 120 kuesioner yang terkumpul, dapat dilihat sejumlah karakteristik petani responden. Karakteristik
responden dapat digambarkan melalui beberapa variabel, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan,
pekerjaan, lama berusaha tani jagung, budidaya dalam setahun, pola tanam, status dan luas lahan, hasil panen, dan varietas yang sering ditanam.
6.1.1. Umur, Jenis Kelamin dan Status Pernikahan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik dan psikis seseorang adalah umur. Seseorang yang dalam keadaan fisik dan psikis optimal
untuk bekerja berada pada umur produktif. Umur belum produktif diasumsikan secara fisik seseorang yang sanggup dan secara psikis belum dapat diberikan
tanggung jawab, sedangkan seseorang yang sudah memasuki masa tua dan secara fisik relatif tidak sanggup lagi untuk bekerja dikategorikan sebagai umur yang
tidak produktif. Pada umumnya usia pekerja akan bersentuhan langsung dengan
kemampuan fisik seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha. Dengan demikian semakin bertambah usia seseorang pada waktu tertentu akan mengalami
penurunan waktu produktifitas terbaiknya.
78
Kriteria umur dikelompokkan ke dalam empat tingkatan yaitu, kurang dari 17 tahun, antara 17-35 tahun, 36-50 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Kurang dari 17
tahun dikategorikan umur belum produktif, umur 17-50 tahun merupakan umur produktif dan lebih dari 50 tahun diasumsikan sebagai umur yang sudah tidak
produktif lagi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori umur
responden di Kabupaten Takalar umur responden didominasi oleh umur produktif sampai tidak produktif. Sementara responden pada umur belum produktif pada
dua desa tersebut tidak ditemukan 0 persen. Kategori umur petani pada Tabel 14 menunjukkan bahwa di Kabupaten Takalar sebanyak 76,50 persen petani berada
pada umur produktif yaitu umur 17-50 tahun, masing-masing 21,50 persen pada umur 17-35 tahun, 55 persen pada umur 36-50 tahun., dan sebanyak 23,50 persen
berada pada umur sudah tidak produktif. Sementara itu di Kabupaten Sidrap sebanyak 85 persen petani berada pada
umur produktif yaitu umur 17-50 tahun, masing-masing 13,50 persen pada umur 17-35 tahun, dan sebanyak 71,50 persen pada umur 36-50 tahun. Umur belum
produktif sebanyak 0 persen, serta sebanyak 15 persen berada pada umur yang tidak produktif lagi. Komposisi petani di setiap lokasi kajian berdasarkan umur
dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Sebaran Petani Responden Menurut Usia Pekerja
Umur Takalar
Sidrap Jumlah
Ds. Salaka
Ds. Alluka
Ds. Bulo Wattang
Ds. Bulo
Jml Jml
Jml Jml
Jml 17 – 35
6 20
7 23
5 17
3 10
21 17,50
36 – 50 15
50 18
60 20
66 23
77 76
63,25 50
9 30
5 17
5 17
4 13
23 19,25
T o t a l 30 100
30 100 30 100
30 100 120
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan petani jagung 80,75 persen berada pada umur produktif yang merupakan umur optimal dalam
berusahatani. Gambaran ini menunjukkan bahwa umumnya petani jagung di Kabupaten Takalar dan Sidrap berada pada rentan usia produktif. Asumsi yang
79
dapat ditarik dari pemaparan tersebut adalah bahwa jika salah satu indikator peningkatan pendapatan adalah faktor usia pekerja maka kemungkinan
pendapatan mereka akan meningkat. Ditinjau dari jenis kelamin maka pada dasarnya laki-laki masih memiliki
peranan besar dibandingkan wanita, Kondisi ini berkaitan langsung dengan posisi laki-laki sebagai pemegang kendali dalam rumah tangga dan berkewajiban
mencari nafkah bagi keluarganya. Dari 120 responden yang diwawancarai, sebanyak 100 persen adalah laki-laki.
Sedangkan untuk status pernikahan dari dua kabupaten, sebanyak 98,8 persen petani atau 118 petani yang diwawancari sudah menikah, sisanya hanya
1,2 persen atau 2 petani yang belum menikah. Tabel 16 Sebaran Petani Responden Menurut Status Pernikahan
Status Pernikahan
Takalar Sidrap
Jumlah Ds.
Salaka Ds.
Alluka Ds. Bulo
Wattang Ds.
Bulo
Jml Jml
Jml Jml
Jml Belum menikah
2 6,7
2 1,2
Menikah 28
93,3 30 100
30 100 30 100
118 98,8
T o t a l 30
100 30 100
30 100 30 100
120 100
6.1.2. Tingkat Pendidikan