Analisis Minat Belajar Siswa

2. Analisis Minat Belajar Siswa

Analisis yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut. a. Tahap skoring Tahap ini dilakukan untuk mempermudah dan menganalisis data dengan cara yaitu dengan memberikan skor oleh pengamat sesuai dengan panduan. Kriteria pemberian skor yaitu: - untuk hasil kriteria sangat setuju diberi skor 3 dengan tingkat presentase keyakinan menjawab siswa 66 - 100; - untuk hasil kriteria setuju diberi skor 2 dengan tingkat presentase keyakinan menjawab siswa 25 - 65; - untuk hasil kriteria kurang setuju diberi skor 1 dengan tingkat presentase keyakinan menjawab siswa 25; - untuk hasil kriteria tidak setuju diberi skor 0 dengan tingkat presentase keyakinan menjawab siswa 0. b. Menentukan parameter Cara yang digunakan untuk menentukan kriteria parameter adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 1 Jumlah Responden = 27 2 Jumlah Soal = 15 3 Menentukan skor maksimal dengan rumus Skor maksimal = = 27 x 15 x 3 = 1215 4 Menentukan skor minimal dengan rumus Skor minimal = = 27 x 15 x 0 = 0 5 Menentukan rentang skor dengan rumus Rentang = skor maksimal – skor minimal = 1215 – 0 = 1215 6 Menghitung interval skor dengan rumus Interval = = = 303,75 = 304 7 Menentukan kriteria minat belajar dalam pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah. Kriteria tabel yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Kriteria Minat Belajar Siswa No. Interval Skor Kriteria 1. 912 – 1215 Sangat Tinggi 2. 608 – 911 Tinggi 3. 304 – 607 Sedang 4. – 303 Rendah c. Menyusun tabel presentase minat belajar belajar Presentase Tertinggi = x 100 = x 100 = 100 Presentase Terendah = x 100 = x 100 = 0 Rentang presentase = 100 - 0 = 100 Interval Kelas = 100 : 4 = 25 Tabel 3.4 Presentase Minat Belajar Siswa No Interval Presentase Kriteria 1. 75 - 100 Sangat Tinggi 2. 50 - 74 Tinggi 3. 25 - 49 Sedang 4. 0 - 24 Rendah 3. Analisis Kinerja Guru Analisis data penilaian kinerja guru dilakukan dengan mengisi lembar observasi kinerja guru di kelas oleh observer yaitu Bapak Sugiardo yang bertujuan untuk menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru pada mata pelajaran Geografi di kelas X MIA Imersi 1 dengan metode pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah. Aspek pengamatan yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan efektif, serta evaluasi dalam pembelajaran. Adapun cara yang digunakan dalam men ganalisisnya adalah dengan memberi tanda chek list √ pada pernyataan Ya atau Tidak pada setiap butir indikator. Data yang telah terkumpul kemudian dijumlahkan dan dianalisis sesuai dengan kriteria deskriptif persentase yang dibuat, yaitu dengan cara sebagai berikut. Kemendikbud, 2012: 39. Perhitungan tiap indikator, selanjutnya dapat dibuat skala ukur dengan rumus deskriptif persentase, yaitu sebagai berikut. DP = X 100 Keterangan: DP = deskriptif persentase; n = jumlah skor yang diperoleh; N = jumlah seluruh nilai Ali, 2009:186. Hasil dari perhitungan di atas, kemudian dapat dibuat skala ukur dengan menggunakan Tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Persentase Kinerja Guru No Interval Persentase Kriteria Skor 1 81,26 – 100 Sangat baik 4 2 62,51 - 81,25 Baik 3 3 43,76 - 62,50 Kurang baik 2 4 25,00 - 43,75 Buruk 1

I. Diagram Alir Pelaksanaan Pembelajaran Mitigasi Bencana Tanah

Longsor Berbasis Masalah Pelaksanaan pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah di bagi menjadi tiga tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan analisis evaluasi. Tahap persiapan dalam pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah meliputi penyusunan perangkat pembelajaran RPP, merancang situasi masalah, organisasi sumber daya dan logistik, penerapan tujuan, dan menyusun materi pembelajaran. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP harus dikaitkan dan disesuaikan dengan pembelajaran berbasis masalah yang akan diterapkan. Kegiatan perancangan situasi masalah peran guru hanya memberikan dorongan untuk siswa berfikir kritis mencari permasalahan dan lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, cara ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran berbasis masalah memungkinkan siswa untuk bekerja dengan beragam peralatan yang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas observasi lapangan, peralatan tersebut berupa lembar hasil pengamatan, alat dokumentasi, lokasi tempat pengamatan yang terdapat fenomena yang berkaitan dengan tanah longsor apabila melakukan observasi lapangan. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa harus menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru dalam menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah. Kegiatan yang terpenting dalam suatu pembelajaran adalah penyusunan materi pembelajaran. Materi pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor ini disajikan dalam bentuk power point yang ditunjang dengan kegiatan observasi lapangan. Tahapan selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan, dalam tahap pelaksanaan guru melakukan tugas interaktif untuk membantu meningkatkan dan mengoptimalisasi aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah. Kegiatan dalam tahapan pelaksanaan ini meliputi pembagian siswa dalam beberapa kelompok belajar, orientasi siswa terhadap masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok, dan mengembangkan hasil karya. Langkah pertama guru membagi siswa membagi kelompok dalam beberapa kelompok belajar secara heterogen, hal ini dilakukan untuk melatih kerja sama antar siswa, memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam tugas- tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih orientasi siswa pada masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan mengorganisasikan siswa untuk belajar. Penyelidikan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan membantu siswa untuk lebih memahami permasalahan tersebut secara riil dan nyata. Setelah siswa melakukan mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi yang bekaitan dengan permasalahan tersebut, siswa membuat dan mempresentasikan hasil belajarnya. Tugas guru pada setiap tahap akhir pengajaran berdasarkan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Untuk lebih jelasnya, peneliti membuat diagram alir pelaksanaan pembelajaran mitigas bencana berbasis masalah sebagai berikut. Pembelajaran Mitigasi Bencana Tanah Longsor Berbasis Masalah Perencanaan Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Pembelajaran Mitigasi Bencana Tanah Longsor Berbasis Masalah Disajikan dalam bentuk power point: 1.Definisi tanah longsor 2.Jenis tanah longsor 3.Ciri-ciri terjadinya tanah longsor 4.Faktor penyebab tanah longsor 5.Dampak terjadinya tanah longsor 6.Mitigasi bencana tanah longsor 7.Lembaga penanggulangan bencana. 8.Kondisi geografis dan kebencanaan Kabupaten Karanganyar Menyusun materi pembelajaran Penerapan Tujuan Organisasi Sumber Daya dan Logistik Merancang Situasi Masalah Menyusun perangkat pembelajaran RPP Mengembangkan hasil karya Membimbing penyelidikan kelompok Mengorganisasikan siswa untuk belajar Orientasi terhadap masalah Membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar secara heterogen Ditunjang dengan melakukan observasi lapangan agar siswa memahami materi pembelajaran secara lebih rill dan nyata, mendorong siswa untuk mengetahui fenomena nyata terkait tanah longsor untuk memunculkan permasalahan, dan membantu siswa dalam mengumpulkan informasi Guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan membantu siswa terlibat dalam pemecahan masalah lewat kerja sama kelompok. Membuat laporan, poster, makalah dan hasil karya lainnya Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar. Guru membantu siswa merencanakan penyelidikan dan tugas pelaporan 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang ada dalam penelitian ini meliputi: gambaran umum SMA Negeri Karangpandan; gambaran umum Kabupaten Karanganyar; gambaran umum Kecamatan Karangpandan; proses pelaksanaan pembelajaran dan pemahaman siswa; efektivitas pembelajaran; dan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah. Hasil penelitian dan pembahasan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

A. Gambaran Umum SMA Negeri Karangpandan

SMA Negeri Karangpandan merupakan salah satu sekolah berstatus negeri yang berada di Kabupaten Karanganyar dan merupakan satu-satunya sekolah berstatus negeri yang berada di Kecamatan Karangpandan.SMA Negeri Karangpandan berdiri pada tanggal 9 Oktober 1982 dengan Surat Keputusan Menteri P dan K Nomor: 0298082. Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2015 Gambar 4.1 Pintu Gerbang SMA Negeri Karangpandan dan Ruang Belajar Kelas X MIA Imersi