Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

G. Kerangka Berfikir

Setiap pembelajaran tidak terlepas dari sebuah masalah pembelajaran. Masalah dalam pembelajaran harus dikaji apa penyebabnya dan solusi apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah dalam pembelajaran dapat bersumber dari pribadi siswa maupun faktor eksternal siswa suasana kelas, metode pembelajaran yang digunakan atau media penunjang pembelajaran. Penelitian ini memfokuskan masalah pembelajaran yang ditimbulkan karena faktor metode pembelajaran yang digunakan. Permasalahan tersebut diantaranya, pembelajaran masih didominasi guru sebagai sumber informasi, dengan kata lain proses pembelajaran belum mencerminkan kondisi active learning yang maksimal. Masalah cara mengajar guru yang hanya menekankan pada penguasaan sejumlah informasi atau konsep belaka menyebabkan siswa hanya menghafalkan konsep saja jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki, kemampuan siswa berfikir kritis dan beragam masih rendah, rasa ingin tahu rendah, enggan untuk mengajukan pertanyaan atau permasalahan, siswa kurang antusias selama proses pembelajaran, minat belajar rendah. Hal ini menjadi indikasi siswa memiliki tingkat pemahaman yang rendah. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut peneliti berpedoman pada teori belajar konstruktivistik, dimana teori belajar konstruktivistik adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri kita sendiri.Dengan kata lain, kita akan memiliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita.Berdasarkan pandangan ini, tugas seorang guru atau instruktur adalah menciptakan lingkungan belajar yang sering diistilahkan dengan “scenario of problems”, yang mncerminkan adanya pengalaman belajar yang otentik atau nyata dan dapat diaplikasikan dalam sebuah situasi yang sesungguhnya. Merujuk pada teori konstruktivistik, guru harus mencari inovasi supaya siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar dan membangun pengetahuan dan siswa dapat berfikir kritis untuk memecahkan persoalan yang disampaikan terkait dengan materi pembelajaran. Sesuai dengan observasi awal yang sudah dilakukan di kelas X MIA Imersi 1 dapat diperoleh informasi bahwa, pembelajaran di dalam kelas masih di dominasi dengan model ceramah yang menyebabkan siswa kurang antusias sehingga cenderung hanya menerima segala materi yang disampaikan guru. Siswa juga memiliki rasa ingin tahu rendah, enggan untuk bertanya pada materi yang kurang jelas, dan sebagian besar siswa memiliki tingkat keaktifan dan partisipasi rendah selama pembelajaran berlangsung. Sebagian dari siswa juga terlihat jenuh dan kurang menikmati proses pembelajaran yang berlangsung sehingga mereka lebih memilih mengobrol dengan teman sebangku atau asyik bermain gadget. Hal ini jelas berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa baik berupa konsep pemahaman atau penerapan konsep pemahaman tersebut. Kondisi tersebut menarik minat peneliti untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning pada pokok bahasan bencana tanah longsor. Pemilihan model tersebut juga dipengaruhi letak geografis Kecamatan Karangpandan yang terletak di kaki Gunung Lawu dan memiliki potensi rawan bencana tanah longsor yang cukup besar. Sehingga siswa mampu menerapkan pemahaman tentang konsep yang didapat selama pembelajaran dengan cara menganalisis permasalahan bencana tanah longsor di lingkungan sekitar dan mampu memecahkan masalah menemukan solusi untuk permasalahan tersebut. Permasalahan Solusi Pembelajaran Mengacu pada Teori Belajar Konstruktivistik Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Indikator Pemahaman Siswa: 1. Mampu memecahkan suatu masalah dengan berfikir kritis dan beragam. 2. Kemampuan siswa mengaitkan informasi baru dengan informasi yang dimiliki sebelumnya. 3. Berperan aktif dan memiliki partisipasi yang tinggi dalam pembelajaran. 4. Mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan bahasanya sendiri refleksi materi. 5. Berani bertanya dan mengemukakan pendapat. 1. Guru masih menjadi sumber informasi tunggal bagi siswa. 2. Masalah cara mengajar guru yang hanya menekankan pada penguasaan sejumlah informasi atau konsep belaka. 3. Siswa kurang mengetahui materi mitigasi bencana tanah longor dan kurang memiliki kemampuan penerapan konsep dalam pemecahan masalah mitigasi bencana dalam kehidupan nyata. 4. Kemampuan siswa berfikir kritis dan beragam masih rendah. 5. Rasa ingin tahu rendah. 6. Sebagian siswa memiliki minat belajar yang rendah. 7. Enggan mengajukan pertanyaan atau masalah. 8. Siswa terlihat jenuh dan kurang menikmati proses pembelajaran. Membantu siswa berfikir kritis dan beragam untuk memecahkan persoalan yang disampaikan terkait dengan materi pembelajaran. Siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar dan membangun pengetahuan active learning Scenario of Problems Adanya pengalaman belajar yang otentik atau nyata dan dapat diaplikasikan dalam sebuah situasi yang sesungguhnya Tujuan 3 : Mengetahui kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor kelas X MIA Imersi 1 di SMA N Karangpandan. Tujuan 2: Mengevaluasi efektivitas pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor berbasis masalah kelas X MIA Imersi 1 di SMA N Karangpandan. Tujuan 1: Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran dan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor kelas X MIA Imersi 1 di SMA N Karangpandan. 57

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah desain penelitian pre-eksperimental, dimana peneliti melakukan percobaan atau eksperimen dengan melakukan pembelajaran berbasis masalah guna mengetahui dampaknya terhadap pemahaman siswa kelas X MIA Imersi 1 di SMA Negeri Karangpandan. Secara rinci, peneliti menggunakan One-Shot Case Study, dimana pada desain ini terdapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya Treatment adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen. Treatment yang dilakukan adalah berupa penerapan pembelajaran mitigasi bencana berbasis tanah longsor masalah. X = Treatment yang diberikan Variabel Independent. O = Observasi Variabel Dependent Sugiyono, 2013:110. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri Karanpandan yang berlokasi di Jalan Blora-Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Pemilihan SMA Negeri Karangpandan sebagai lokasi penelitian X O 58