Laba Terhadap Ekuitas Hubungan Variabel Terikat dengan Variabel Bebas Lainnya
tinggi, yaitu 0,76. Hasil laporan laba rugi menunjukkan bahwa masih tingginya besaran nilai biaya tenaga kerja sehingga biaya tenaga kerja tetap menjadi
penyumbang terbesar terhadap total biaya suatu bank. Adanya ekspansi industri perbankan akhir-akhir ini berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang
cukup besar terutama untuk pengadaan jaringan unit kerja yang baru. Tenaga- tenaga kerja baru ini banyak ditempatkan untuk memperkuat unit kredit karena
unit kredit membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan unit-unit lainnya. Sehingga dapat disimpulkan kondisi perbankan di Indonesia belum
mampu mencapai efisien jika pengaruh biaya tenaga kerja masih sangat tinggi terhadap total biaya. Untuk melihat skor efisiensi masing-masing bank dapat
dilihat pada analisis sub bab berikutnya. Tabel 7 juga menyajikan hasil estimasi pada fungsi keuntungan lainnya,
dimana variabel-variabel yang siginifikan terhadap variabel keuntungan lainnya yaitu variabel total dana pihak ketiga, sekuritas, pendapatan bukan bunga, NPL
dan EOTA. Koefisien estimasi total dana pihak ketiga sebesar -2,03, nilai estimasi tersebut menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan total dana pihak ketiga sebesar 1
persen, diduga akan menurunkan alternative profit sekitar 2,03 persen, ceteris paribus, karena peningkatan dana pihak ketiga akan mendorong terjadinya
peningkatan cost of fund beban bunga simpanan dan jika tidak diiringi dengan peningkatan return dari pemberian kredit maka laba suatu bank akan turun
sebagai akibat dari kenaikan total dana pihak ketiga. Untuk hasil estimasi koefisien variabel sekuritas diperoleh sebesar 1,112 persen, nilai estimasi ini
menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan sekuritas sebesar 1 persen, diduga akan meningkatkan profit sekitar 1,11 persen, ceteris paribus. Hal ini jelas
menunjukkan jika bank meningkatkan penyaluran asetnya dalam bentuk sekuritas atau dalam bentuk surat berharga lainnya, bunga dari surat berharga tersebut akan
meningkatkan pendapatan bagi sebuah bank. Sementara itu, koefisien estimasi pendapatan bukan bunga sebesar -1,187. Angka ini menjelaskan bahwa jika
terjadi kenaikan pendapatan bukan bunga sebesar 1 persen, diduga akan menurunkan alternative profit sekitar 1,18 persen, ceteris paribus.
Variabel yang signifikan terhadap keuntungan lainnya selanjutnya adalah variabel NPL, dimana koefisien estimasinya sebesar -0,295, angka ini
menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan NPL sebesar 1 persen diduga akan menurunkan alternative profit sebesar 0,29 persen, ceteris paribus. Profitabilitas
suatu bank diukur dengan berbagai macam rasio diantaranya Return On Asset ROA, Return On Equity ROE dan Net Profit Margin NPM. Ada beberapa
penelitian diantaranya penelitian oleh Utomo 2008 yang melakukan penelitian tentang hubungan variabel NPL terhadap kinerja keuangan di Bank Mandiri yang
menghasilkan suatu kesimpulan bahwa NPL berhubungan negatif terhadap ROA, ROE dan NPM. NPL yang tinggi adalah indikator gagalnya bank dalam
mengelola bisnis antara lain timbulnya masalah likuiditas ketidakmampuan membayar pihak ketiga, rentabilitas utang tidak bisa ditagih dan solvabilitas
modal berkurang. NPL yang meningkat maka akan meningkatkan cadangan yang harus disiapkan dan ketika bank menghapus kredit yang bermasalah NPL
yang tinggi, cadangan tersebut menjadi biaya penghapusan piutang sehingga berakibat bank mengalami penurunan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan
beberapa temuan sebelumnya bahwa NPL meningkat dapat berakibat terhadap penurunan laba.
Variabel yang signifikan selanjutnya yaitu variabel EOTA, dimana nilai elastisitasnya sebesar -0,287, angka ini menjelaskan jika terjadi kenaikan EOTA
sebesar 1 persen diduga akan menurunkan keuntungan lainnya sebesar 0,28 persen. EOTA merupakan rasio antara ekuitas terhadap aktiva atau aset suatu
bank. Jika semakin besar rasio EOTA mengindikasikan dua kemungkinan yaitu ekuitas yang semakin besar atau aset bank tersebut yang rendah. Jika ekuitas
semakin besar atau asset bank tersebut rendah mengindikasikan pendapatan bank tersebut menurun. Hal tersebut konsisten dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan jika rasio EOTA semakin besar maka akan menurunkan laba suatu bank.
Secara keseluruhan variabel yang signifikan terhadap variabel keuntungan lainnya, terlihat bahwa variabel sekuritas memiliki nilai elastisitas yang paling
tinggi dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya yang signifikan. Seperti dikutip dari Harian Neraca
1
menyebutkan bahwa sebagian besar bank yang beroperasi di Indonesia hanya mengandalkan transaksi surat berharga dan mencari
1
www.neraca.co.id . Rabu, 05 September 2012. Bank Perlu Tingkatkan Efisiensi. 8 Agustus 2012.