Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

industri perbankan diasumsikan eksogen. Selama harga input eksogen dengan mengasumsikan bahwa pasar kompetitif dapat ditentukan dugaan dengan menggunakan fungsi biaya. Fungsi biaya diturunkan dari masalah perilaku bank yang meminimumkan biayanya secara umum: � = � , = 2.2 Dimana : C = biaya w = vektor harga input x = vektor kuantitas input y = kuantitas output Fungsi biaya mengukur secara minimum biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu dari beberapa harga input yang tetap. Karena fungsi biaya meringkas informasi mengenai informasi pilihan teknologi yang tepat untuk sebuah bank, maka perilaku dari fungsi biaya dapat menginformasikan banyak hal mengenai teknologi dari suatu perusahaan dalam hal ini adalah bank. Dengan demikian fungsi biaya total total cost dari industri perbankan dapat dituliskan sebagai berikut. � , = , 2.3 Fungsi di atas merupakan biaya minimum untuk memproduksi sejumlah y unit output, atau biaya termurah untuk memproduksi output. Dalam penelitian ini, persamaan 2.2 yaitu total biaya sebagai fungsi dari harga input dan kuantitas output akan diasumsikan mempunyai bentuk fungsi tertentu dan diestimasi dengan menggunakan metode ekonometrika. Fungsi biaya pada persamaan 2.2 mengasumsikan bahwa bank-bank secara ekonomi bertindak efisien. Error pada model yang demikian hanya diakibatkan oleh random noise dan kemungkinan salah dalam melakukan spesifikasi model. Padahal, ada beberapa sumber error dalam pendugaan fungsi biaya, yaitu: a Inefisiensi teknis, dihasilkan dari kegagalan untuk memproduksi output maksimum yang sebenarnya dapat dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input tertentu. b Inefisiensi alokatif, yaitu alokasi dari input tidak sesuai dengan pilihan proporsi input yang optimal, dengan harga input tertentu. c White noise, menggambarkan gangguan yang berasal dari luar, faktor keberuntungan dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh bank. E S F G I S Input 1 Input 2 Sumber : Coelli, et all 1998 Gambar 3. Inefisiensi Teknis dan Inefisiensi Alokatif Misalkan kombinasi input sekarang adalah E, isoquant SS mengindikasikan tingkat dari output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan kombinasi input E. Perbandingan dari E dengan titik F menunjukkan adanya penggunaan kedua input yang berlebihan. Titik F menunjukkan adanya inefisiensi secara teknis maupun alokatif. Inefisiensi secara alokatif ditunjukkan oleh jarak dari titik ke I ke titik G. Sementara inefisiensi secara teknis ditunjukkan dari jarak antara titik I ke titik F. Pada penelitian ini, untuk mengetahui efisiensi dari perbankan akan dilakukan estimasi dari technical inefficiency dan allocative inefficiency dengan menggunakan metode frontier yang mengestimasi fungsi biaya dengan metode parametrik. Fungsi biaya yang dihasilkan merupakan fungsi biaya total yang dikeluarkan bank yang menjadi benchmark untuk mengukur inefisiensi dari suatu bank dengan cara membandingkan perbedaan biaya aktual yang dikeluarkan oleh bank dengan biaya minimum yang seharusnya dikeluarkan oleh bank tersebut. Perbandingan tersebut diperoleh dengan memanfaatkan error term, yaitu perbedaan hasil estimasi dengan biaya yang diestimasi melalui fungsi biaya.

2.1.5. Skala Ekonomi Economies of Scale

Secara teoritis, dari fungsi biaya dapat diturunkan beberapa analisis. Analisis yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah skala ekonomi. Sebuah bank dikatakan mencapai skala ekonomi economies of scale pada saat dapat melipatduakan output-nya dengan menggunakan biaya kurang dari dua kali lipat, dengan asumsi harga input sama. Sebaliknya skala ekonomi tidak tercapai diseconomies of scale apabila bank melipatduakan outputnya dengan menggunakan biaya lebih dari dua kali. Skala ekonomi merupakan suatu ukuran yang cukup penting dalam menilai kinerja suatu perusahaan, misalnya bank. Dengan melakukan evaluasi terhadap skala ekonomi economies of scale yang terjadi dapat diperoleh kesimpulan, apabila perusahaan berada dalam skala ekonomi economies of scale, berarti masih terdapat ruang bagi perusahaan untuk mengeksploitasi skala dari perusahaannya Srivastava, 1999. Konsep economies of scale equivalent dengan konsep increasing return to scale sebagai kasus khusus. Increasing return to scale tercapai apabila input dilipatduakan secara proporsional dengan harga input sama maka output akan meningkat lebih dari dua kali lipat. Peningkatan input dua kali lipat secara proporsional berimplikasi pada peningkatan biaya dua kali lipat. Dengan demikian kondisi increasing return to scale dari suatu bank menjamin tercapainya kondisi economies of scale. Skala ekonomi diperoleh dengan mencari turunan pertama dari fungsi biaya terhadap output: = � � , � � 2.4 Dimana : w = variabel harga input y = variabel output SE 1, menunjukkan increasing return to scale atau tercapainya skala ekonomi economies of scale SE = 1, menunjukkan constant return to scale atau tidak tercapainya skala ekonomi economies of scale maupun diseconomies of scale