Biaya Terhadap EOTA Hubungan Variabel Terikat dengan Variabel Bebas Lainnya
Nilai rata-rata dari variabel total biaya C pada bank-bank merger di Indonesia sebesar Rp. 2.591,04 milyar rupiah dan bank Danamon merupakan bank
yang memiliki biaya total terbesar diantara bank-bank merger lainnya yaitu Rp. 37.962,97 milyar rupiah. Sementara Bank Artha Graha total biaya pada periode
pengamatan selama penelitian hanya sebesar Rp. 5,29 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan adanya gap yang cukup tinggi antara satu bank dengan bank yang
lainnya. Nilai rata-rata variabel total dana pihak ketiga w1 untuk bank-bank merger Rp. 34.168,86 milyar rupiah dengan total dana pihak ketiga yang terbesar
sebesar Rp. 380.000 milyar rupiah Bank Mandiri dan total dana pihak ketiga yang terkecil sebesar Rp.13,69 milyar rupiah Bank Artha Graha dengan
keragaman sebesar Rp. 61.916,3 milyar rupiah. Rasio upah tenaga kerja w2 maksimum sebesar 0,0409 Bank Artha Graha dan minimum sebesar 0,000829
Bank Sumitomo dengan rata-rata rasio upah tenaga kerja sebesar 0,009. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Artha Graha mempunyai rasio upah tenaga kerja yang
cukup besar dibandingkan bank-bank lainnya yang sekelompok dengan bank-bank merger dan akuisisi. Nilai rata-rata dari total kredit yang diberikan sebesar Rp.
24.527,2 milyar rupiah dengan total kredit terbesar dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar Rp. 274.000 milyar rupiah dan total kredit terkecil dimiliki oleh Bank
Commonwealth sebesar Rp. 7,56 milyar rupiah. Nilai rata-rata dari total sekuritas kelompok bank-bank merger y2 adalah Rp. 11.248,3 milyar rupiah dengan nilai
terkecilnya adalah Rp. 2 milyar rupiah dimiliki oleh Bank Artha Graha dan nilai terbesarnya adalah Rp. 161.000 milyar rupiah dimiliki oleh Bank Mandiri. Secara
keseluruhan variabel-variabel dalam model memiliki gap yang cukup tinggi antara bank yang satu dengan bank yang lainnya.
Berdasarkan informasi hasil penelitian menunjukkan bahwa bank BUMN seperti Bank Mandiri cukup banyak menyimpan sebagian asset bank
tersebut dalam bentuk obligasi pemerintah maupun surat-surat berharga selain menyalurkan asset dalam bentuk pemberian kredit kepada pihak ketiga menurut
laporan keuangan konsolidasi Bank Mandiri tahun 2008 hingga tahun 2010. Namun ada sumber yang menyebutkan bahwa sebagian besar bank BUMN
banyak menyimpan total funds dalam bentuk obligasi daripada menyalurkan dalam bentuk kredit Herminingsih, 2010. Nilai rata-rata dari total ekuitas untuk
seluruh bank-bank merger z2 adalah Rp. 5.074,942 milyar rupiah dengan nilai terkecilnya Rp. 35,835 milyar rupiah dipegang oleh Bank Windu Kencana dan
nilai terbesarnya Rp. 67.150,21 milyar rupiah dipegang oleh Bank Mandiri dengan tingkat keragaman Rp. 8.646,5 milyar rupiah. Nilai NPL terkecil pada
bank-bank merger adalah 0,00 persen yang menunjukkan persentase kredit macet, kredit kurang lancar dan kredit diragukan terhadap total kredit sangat kecil bahkan
tidak ada karena bernilai 0,00 persen sedangkan NPL terbesar adalah 93,6 persen, hal ini menunjukkan bank dengan NPL terbesar adalah bank yang sangat buruk
kinerja pemberian kreditnya karena tingginya kemacetan kredit atau gagal bayar kredit para debitur.
Nilai rata-rata dari variabel total biaya C pada bank-bank akuisisi di Indonesia sebesar Rp. 2.770,25 milyar rupiah dengan biaya terbesar ditanggung
oleh Bank BRI sebesar Rp. 35.676,15 milyar rupiah dan total biaya terkecil dikeluarkan oleh Bank Hana sebesar Rp. 3,89 milyar rupiah dengan keragaman
sebesar Rp. 5.872,84 milyar rupiah. Nilai rata-rata variabel total dana pihak ketiga w1 untuk bank-bank akuisisi Rp. 36.162,84 milyar rupiah dengan total dana
pihak ketiga yang terbesar sebesar Rp. 372.000 milyar rupiah Bank BRI dan total dana pihak ketiga yang terkecil sebesar Rp.65,89 milyar rupiah Bank Hana
dengan keragaman sebesar Rp. 71.555,86 milyar rupiah. Rasio upah tenaga kerja w2 maksimum sebesar 0,0403 Bank Hana dan minimum sebesar 0,000849
Bank Victoria dengan rata-rata rasio upah tenaga kerja sebesar 0,011. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Hana mempunyai rasio upah tenaga kerja yang cukup
besar dibandingkan bank-bank lainnya yang sekelompok dengan bank-bank akuisisi. Nilai rata-rata dari total kredit yang diberikan sebesar Rp. 27.988,08
milyar rupiah dengan total kredit terbesar dimiliki oleh Bank BRI sebesar Rp. 284.000 milyar rupiah dan total kredit terkecil dimiliki oleh Bank Hana sebesar
Rp. 71,52 milyar rupiah. Nilai rata-rata dari total sekuritas kelompok bank-bank akuisisi y2 adalah Rp. 6.827,86 milyar rupiah dengan nilai terkecilnya adalah
Rp. 479 juta rupiah dimiliki oleh Bank of India dan nilai terbesarnya adalah Rp. 45.716,37 milyar rupiah dimiliki oleh Bank BRI. Hasil pengolahan ini
membuktikan bahwa Bank BRI banyak memberikan kredit kepada nasabah bank tersebut. BRI juga lebih memfokuskan pemberian kredit kepada usaha kecil.