Pengukuran Skala Ekonomi Economies of Scale
disimpan dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI dan Surat Utang Negara SUN. Hal ini dilakukan oleh bank-bank tersebut karena kekhawatiran dengan
kejadian yang menimpa industri perbankan dengan terjadinya krisis kredit macet di tahun 1997 akan terulang lagi. Namun pada tahun 2005, Bank Mandiri
mengalami kemerosotan laba yang sangat tajam. Dilihat dari laporan laba rugi dari Bank Mandiri pada tahun 2005, terlihat bahwa terjadinya penurunan laba
yang nyata di tahun 2005 dipengaruhi oleh lonjakan peningkatan beban personalia yang meningkat dibandingkan pada tahun 2004, sedangkan pendapatan lainnya
cenderung turun di tahun 2005 sehingga total pendapatan operasional lainnya juga ikut turun.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya kerja baru. Budaya kerja suatu organisasi terbentuk melalui proses yang panjang dan berjalan
tanpa henti selama organisasi menjalankan kegiatannya sehari-hari. Mengingat proses pembentukan budaya organisasi yang membutuhkan waktu dan harus
ditanamkan secara terus menerus, maka implementasi budaya kerja baru Bank Mandiri dilakukan dalam tiga tahapan. Tahapan yang pertama dilakukan pada
awal tahun 2005, adalah Disain Program, dimana pada tahapan ini juga dilakukan seleksi untuk memperoleh 240 orang trainer yang akan menjadi fasilitator dalam
proses implementasi budaya kerja baru. Para trainer ini kemudian akan melatih sebanyak 1.200 orang yang akan menjadi agen perubahan yang ditempatkan di
berbagai unit kerja dalam organisasi Herminingsih, 2012. Terlihat bahwa terjadinya peningkatan biaya personalia yang disebabkan terjadinya peningkatan
jumlah perekrutan pegawai Bank Mandiri pada tahun 2005. Untuk kelompok bank yang mempunyai aset diantara 10 triliun sampai
dengan 50 triliun juga mempunyai pola yang sama dengan kelompok sebelumnya lihat Gambar 7, dimana terjadi perkembangan total biaya yang sangat
berfluktuatif dan terjadi peningkatan total biaya dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2005, Bank Artha Graha mengalami lonjakan kenaikan
biaya yang cukup drastis. Kenaikan dipicu oleh peningkatan beban bunga yang sangat tinggi selain adanya peningkatan di biaya personalia. Hal ini menunjukkan
bahwa Bank Artha Graha memberikan bunga yang cukup tinggi kepada nasabah sehingga bank tersebut mengalami peningkatan di beban bunga dan bank ini juga
banyak menyerap tenaga kerja pada tahun 2005. Menurut publikasi laporan keuangan Bank Artha Graha tahun 2005, menyatakan bahwa pada tahun 2005
terjadi peningkatan beban keuangan dan penurunan pendapatan bunga.
Sumber :Bank Indonesia Tahun 2002-2011
Gambar 7. Total Laba dari Kelompok Bank yang Mempunyai asset Rp. 50 Triliun, Tahun 2002-2011
Selain bank Artha Graha, Bank Sumitomo juga mengalami lonjakan biaya yang cukup tinggi juga pada tahun 2010. Jika dilihat dari struktur biayanya
terlihat bahwa peningkatan biaya terletak pada biaya operasional lainnya.
Sumber :Bank Indonesia Tahun 2002-2011
Gambar 8. Total Biaya dari Kelompok Bank yang Mempunyai asset Rp. 10 – Rp. 50 Triliun, Tahun 2002-2011
Besaran laba yang diterima oleh setiap perusahaan perbankan ternyata juga berbeda-beda. Namun, pola pergerakan laba dari masing-masing bank mempunyai
-2000 2000
4000 6000
8000 10000
12000 14000
16000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
m il
y a
r ru
p ia
h
Mandiri Danamon
Bank Of Tokyo Bank Permata
Bank OCBC Ind. Bank CIMB Niaga
Bank BRI HSBC
UOB
500 1000
1500 2000
2500
2002200320042005200620072008200920102011
m il
y a
r ru
p ia
h
Bank Sumitomo Bank Mizuho
Bank Artha Graha Bank Commonwealth
Rabobank Victoria Bank