Biaya Terhadap Non Performing Loan NPL

V. EFISIENSI BANK-BANK MERGER DAN AKUISISI DI

INDONESIA

5.1. Statistik Deskriptif Variabel Input dan Output

Efisiensi merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kinerja suatu lembaga atau perusahaan. Pada bab ini akan dianalisis efisiensi untuk setiap bank-bank merger dan akuisisi di Indonesia dari tahun 2002-2011 dengan membandingkan dualitas fungsi yaitu fungsi biaya cost function dan fungsi keuntungan lainnya alternative profit function menggunakan metode SFA. Pada Bab III telah dijelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Gambaran secara dengan menggunakan statistik deskriptif variabel- variabel yang digunakan dalam model untuk seluruh sampel dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Variabel-variabel Input dan Output dari Bank-bank Merger dan Akuisisi Tahun 2002-2012 milyar rupiah Bank Variabel N Mean Median Minimum Maximum Std. Dev. Merger C 14 2591.039 728.079 5.194 37962.97 4932.261 w1 14 34168.86 11148.45 13.691 380000 61916.29 w2 14 0.0089632 0.007616 0.000829 0.040984 0.005928 y1 14 24527.2 10245.92 7.561 274000 39250.49 y2 14 11248.3 1149.254 2 161000 28829.77 z1 14 680.6936 120.326 0.005 29405.5 2051.256 z2 14 5074.942 1780.874 35.835 67150.21 8646.504 v1 14 5.891696 2.85 93.61 12.40604 v2 14 0.1283686 0.112328 0.026239 0.620595 0.0678713 Akuisisi C 5 2770.252 205.1135 3.891 35676.15 5872.838 w1 5 36162.84 2273.778 65.897 372000 71555.86 w2 5 0.0114585 0.009633 0.000849 0.040344 0.0082379 y1 5 27988.08 1778.646 71.519 284000 58824.61 y2 5 6827.863 807.128 0.479 45716.37 11899.84 z1 5 694.0089 25.446 0.161 8214.261 1265.6 z2 5 4404.453 301.7625 20.488 55430.06 9972.043 v1 5 3.7767 3 38 3.824083 v2 5 0.0962051 0.0963535 0.002667 0.300316 0.0599099 Catatan: C= Total Biaya, w1=Total dana, w2= Rasio upah tenaga kerja, y1=Total kredit, y2=Sekuritas, z1=Pendapatan bukan bunga, z2=Ekuitas, v1= NPL, v2= EOTA Sumber: Hasil Pengolahan Nilai rata-rata dari variabel total biaya C pada bank-bank merger di Indonesia sebesar Rp. 2.591,04 milyar rupiah dan bank Danamon merupakan bank yang memiliki biaya total terbesar diantara bank-bank merger lainnya yaitu Rp. 37.962,97 milyar rupiah. Sementara Bank Artha Graha total biaya pada periode pengamatan selama penelitian hanya sebesar Rp. 5,29 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan adanya gap yang cukup tinggi antara satu bank dengan bank yang lainnya. Nilai rata-rata variabel total dana pihak ketiga w1 untuk bank-bank merger Rp. 34.168,86 milyar rupiah dengan total dana pihak ketiga yang terbesar sebesar Rp. 380.000 milyar rupiah Bank Mandiri dan total dana pihak ketiga yang terkecil sebesar Rp.13,69 milyar rupiah Bank Artha Graha dengan keragaman sebesar Rp. 61.916,3 milyar rupiah. Rasio upah tenaga kerja w2 maksimum sebesar 0,0409 Bank Artha Graha dan minimum sebesar 0,000829 Bank Sumitomo dengan rata-rata rasio upah tenaga kerja sebesar 0,009. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Artha Graha mempunyai rasio upah tenaga kerja yang cukup besar dibandingkan bank-bank lainnya yang sekelompok dengan bank-bank merger dan akuisisi. Nilai rata-rata dari total kredit yang diberikan sebesar Rp. 24.527,2 milyar rupiah dengan total kredit terbesar dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar Rp. 274.000 milyar rupiah dan total kredit terkecil dimiliki oleh Bank Commonwealth sebesar Rp. 7,56 milyar rupiah. Nilai rata-rata dari total sekuritas kelompok bank-bank merger y2 adalah Rp. 11.248,3 milyar rupiah dengan nilai terkecilnya adalah Rp. 2 milyar rupiah dimiliki oleh Bank Artha Graha dan nilai terbesarnya adalah Rp. 161.000 milyar rupiah dimiliki oleh Bank Mandiri. Secara keseluruhan variabel-variabel dalam model memiliki gap yang cukup tinggi antara bank yang satu dengan bank yang lainnya. Berdasarkan informasi hasil penelitian menunjukkan bahwa bank BUMN seperti Bank Mandiri cukup banyak menyimpan sebagian asset bank tersebut dalam bentuk obligasi pemerintah maupun surat-surat berharga selain menyalurkan asset dalam bentuk pemberian kredit kepada pihak ketiga menurut laporan keuangan konsolidasi Bank Mandiri tahun 2008 hingga tahun 2010. Namun ada sumber yang menyebutkan bahwa sebagian besar bank BUMN banyak menyimpan total funds dalam bentuk obligasi daripada menyalurkan dalam bentuk kredit Herminingsih, 2010. Nilai rata-rata dari total ekuitas untuk