Laba Terhadap Pendapatan Bukan Bunga
keseluruhan ditunjukkan oleh nilai statistic uji-Wald maupun secara individual ditunjukkan oleh nilai statistic uji-t. Namun, jika dilihat dari tanda koefisien
estimasi untuk seluruh variabel bebas yang digunakan dalam model, ada sebagian kecil variabel yang mempunyai tanda negatif sehingga tidak sesuai dengan
harapan teoritis lihat Tabel 7. Jadi hanya sebagian lainnya yang menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut merupakan faktor penentu terhadap variabel
biaya maupun variabel keuntungan. Pada Tabel 7 terlihat bahwa variabel-variabel yang signifikan terhadap
biaya cost adalah total dana pihak ketiga, upah tenaga kerja, pendapatan bukan bunga dan EOTA. Namun demikian variabel pendapatan bukan bunga dan EOTA
bertanda negatif, artinya variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap variabel cost.
Koefisien estimasi bagi variabel total dana, upah tenaga kerja, kredit, sekuritas, penadapatan bukan bunga, NPL dan EOTA diperoleh dalam bentuk
logaritma natural, dengan demikian koefisien-koefisien estimasi yang disajikan pada Tabel 7 merupakan nilai elastisitas biaya terhadap semua faktor tersebut.
Dari hasil estimasi diperoleh koefisien total dana pihak ketiga sebesar 0,457, yang artinya apabila terjadi kenaikan total dana pihak ketiga sebesar 1 persen diduga
akan meningkatkan biaya sebesar 0,46 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas upah tenaga kerja merupakan nilai elastisitas terbesar pada hasil pengolahan ini
sebesar 0,76. Nilai ini menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan upah tenaga kerja sebesar 1 persen diduga akan meningkatkan biaya cost sekitar 0,76 persen,
ceteris paribus. Mengingat bahwa industri perbankan di Indonesia relatif intensif tenaga kerja sebagai upaya untuk menjangkau nasabah maka upah tenaga kerja
relatif sensitif terhadap biaya dibandingkan dengan variabel lainnnya. Sementara itu, untuk koefisien estimasi pendapatan bukan bunga sebesar -0,294, nilai ini
menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan pendapatan bukan bunga sebesar 1 persen, diduga akan menurunkan biaya cost sekitar 0,29 persen, ceteris paribus.
Begitu juga dengan koefisien estimasi EOTA yang bernilai -0,797, yang berarti terjadi kenaikan EOTA sebesar 1 persen diduga akan menurunkan biaya cost
sekitar 0,79 persen, ceteris paribus. Dari ketiga variabel yang signifikan terlihat bahwa nilai elastisitas upah tenaga kerja memiliki nilai elastisitas yang sangat
tinggi, yaitu 0,76. Hasil laporan laba rugi menunjukkan bahwa masih tingginya besaran nilai biaya tenaga kerja sehingga biaya tenaga kerja tetap menjadi
penyumbang terbesar terhadap total biaya suatu bank. Adanya ekspansi industri perbankan akhir-akhir ini berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang
cukup besar terutama untuk pengadaan jaringan unit kerja yang baru. Tenaga- tenaga kerja baru ini banyak ditempatkan untuk memperkuat unit kredit karena
unit kredit membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan unit-unit lainnya. Sehingga dapat disimpulkan kondisi perbankan di Indonesia belum
mampu mencapai efisien jika pengaruh biaya tenaga kerja masih sangat tinggi terhadap total biaya. Untuk melihat skor efisiensi masing-masing bank dapat
dilihat pada analisis sub bab berikutnya. Tabel 7 juga menyajikan hasil estimasi pada fungsi keuntungan lainnya,
dimana variabel-variabel yang siginifikan terhadap variabel keuntungan lainnya yaitu variabel total dana pihak ketiga, sekuritas, pendapatan bukan bunga, NPL
dan EOTA. Koefisien estimasi total dana pihak ketiga sebesar -2,03, nilai estimasi tersebut menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan total dana pihak ketiga sebesar 1
persen, diduga akan menurunkan alternative profit sekitar 2,03 persen, ceteris paribus, karena peningkatan dana pihak ketiga akan mendorong terjadinya
peningkatan cost of fund beban bunga simpanan dan jika tidak diiringi dengan peningkatan return dari pemberian kredit maka laba suatu bank akan turun
sebagai akibat dari kenaikan total dana pihak ketiga. Untuk hasil estimasi koefisien variabel sekuritas diperoleh sebesar 1,112 persen, nilai estimasi ini
menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan sekuritas sebesar 1 persen, diduga akan meningkatkan profit sekitar 1,11 persen, ceteris paribus. Hal ini jelas
menunjukkan jika bank meningkatkan penyaluran asetnya dalam bentuk sekuritas atau dalam bentuk surat berharga lainnya, bunga dari surat berharga tersebut akan
meningkatkan pendapatan bagi sebuah bank. Sementara itu, koefisien estimasi pendapatan bukan bunga sebesar -1,187. Angka ini menjelaskan bahwa jika
terjadi kenaikan pendapatan bukan bunga sebesar 1 persen, diduga akan menurunkan alternative profit sekitar 1,18 persen, ceteris paribus.
Variabel yang signifikan terhadap keuntungan lainnya selanjutnya adalah variabel NPL, dimana koefisien estimasinya sebesar -0,295, angka ini