Kompetensi Dasar Dan Indikator

64 Dari kedua contoh RPP diatas, terdapat perbedaan yang dibuat oleh keluarga homeschooling dengan guru pada sekolah formal. Hal ini terlihat dari alokasi waktu, pemateriguru dan indikator pembelajaran yang disusun oleh kedua pelaksana pendidikan. Pada Kamyabi homeschool, alokasi waktu yang ditentukan lebih sedikit daripada sekolah formal. Waktu pembelajaran dimulai pada pukul 18.30 setelah sholat maghrib dimana kondisi dan daya tangkap siswa kembali pulih setelah banyak melakukan aktivitas disiang hari, sehingga pembelajaran yang berkisar satu jam lebih dapat terlaksana dengan baik. 21 Perkiraan waktu dan waktu pelaksanaan sendiri dirancang oleh orang tua dan kemudian didiskusikan dengan anak. Berbeda dengan sekolah formal, alokasi waktu lebih panjang dan pelaksanaannya mengikuti jadwal mata pelajaran yang ditetapkan pihak kurikulum sekolah. Hal ini kadang menjadi ganjalan bagi siswa bahkan guru apabila mendapati pembelajaran agama Islam dilakukan pada siang hari dimana konsentrasi mereka mulai berkurang dan lelah. Dalam Kamyabi Homeschool, yang menjadi gurututor adalah anggota keluarga sendiri. Anak juga diberi hak untuk menentukan siapa yang menjadi mentornya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasakan bosan dengan gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan salah satu anggota keluarga mereka yang bertindak sebagai pemateritutor. Pemateritutor ditempatkan dibidang studi yang sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan dalam sekolah formal, pemateri atau tutor untuk masing – masing pelajaran adalah sama dan biasanya hanya diganti saat kenaikan kelas atau adanya evaluasi yang dilakukan pihak sekolah terhadap guru tersebut. Hal ini tentu menjadi hal yang membosankan bagi siswa apalagi mendapati karakter guru yang kurang mereka senangi seperti, pemarah, pendiam dan sebagainya. 21 Hasil wawancara dengan orang tua penyelenggara homeschooling pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014. 65 Dalam penyusunan indikator, keluarga merumuskan bersama anak untuk mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui pada setiap pembahasan. Apabila indikator yang diajukan peserta didik belum menjawab kompetensi dasar, orang tua berhak untuk menambahkannya. RPP yang dibuat homeschooling tunggal lebih mengukur kemampuan siswa secara afektif dan kognitif. Dalam sekolah formal, indikator disusun oleh guru bidang studi saja tanpa melibatkan atau terlebih dahulu memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik. Tidak ada pelaksanaan praktik atau demonstrasi dalam RPP yang dibuat oleh guru pada sekolah formal, yang ada hanyalah penjelasan mengenai cara bersuci. Hal ini memberi arti bahwa ketuntasan pembelajaran hanya dilihat dari aspek kognitif saja dan sekolah formal dalam penyusunan RPP tidak memperhatikan prinsip penyusunan RPP.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang diharapkan tercapai setelah proses belajar mengajar berakhir dan telah digambarkan dalam setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setelah satu materi pembahasan selesai diajarkan. Tujuan ini cenderung dikontrol hanya melalui nilai semata yang diperoleh setelah melaksanakan ulangan harian atau ujian. Secara umum, hampir sama tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah formal dengan Kamyabi Homeschool. Tujuan ini diambil dari indikator yang ada didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bedanya, pada keluarga pelaksana homechooling tujuan akhir dari pembelajaran tersebut adalah kemampuan anak untuk dapat mempraktekkan secara langsung apa yang telah dipelajarinya sedangkan pada sekolah formal tidak ada. Setelah pembelajaran Pendidikan Agama Islam berakhir, nilai bukanlah menjadi patokan utama dalam mengukur tercapainya tujuan pembelajaran, akan tetapi kesadaran peserta didik dalam mengimplementasikan apa yang telah di ajarkan, baik pada bidang studi 66 lain maupun lingkungan sekitar. Hal ini diteruskan dengan adanya pengamatan yang dilakukan anggota keluarga dalam keseharian seperti berwudhu serta bersuci dari najis dan hadats, guna meningkatkan kesadaran spritual anak sebagai upaya mencapai pendidikan holistic untuk kehidupan. Keberhasilan baru dapat tercapai apabila terjadi perubahan dalam diri peserta didik yang tercermin baik dari segi intelek, moral maupun hubungannya dengan masyarakat sosial.

3. Kegiatan Pembelajaran

Setelah melaksanakan pengamatan, penulis akan memaparkan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan oleh keluarga sebagai pelaksana homeschooling tunggal, yaitu: a. Pendahuluan 1 Setelah shalat maghrib, orang tua beserta anaknya mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran. 2 Untuk memperlancar proses belajar mengajar, orang tua memimpin doa yang di ikuti anaknya. 3 Orang tua mengkondisikan anaknya dan menanyakan tentang apa saja yang didapat sang anak pada materi sebelumnya materi pertama. 4 Orang tua mengilustrasikan materi yang akan dipelajari dan tujuannya. b. Kegiatan inti 1 Orang tua meminta anaknya untuk membuka ebook digital atau fotocopy yang telah disediakan pihak homeschooling untuk dibaca dan dianalisa. Mengamati 2 Orang tua memberikan pertanyaan kepada anak untuk ditemukan jawaban dari media internet yang ada, termasuk berinteraksi dengan teman – temannya di jejaring sosial. Menanya