17
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan guru dan siswa dalam menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
14
5. Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya, dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp 1995
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat
tersebut, Dick and Carey 1985 juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran
yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
15
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal- hal berikut:
1 Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2 Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008, cet ke-14, hal. 139.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2007, hal. 126.
18
3 Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknikbelajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya. 4
Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakuan evaluasi hasil kegiatan hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
16
b. Metode Pembelajaran
Dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam membutuhkan metode untuk dapat direalisasikan.
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun macam – macam
metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah:
1 Metode Ceramah
Metode ceramah ialah sebuah metode mengajar dengan menyampiakan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan
informasi, kalau bahan itu cukup diingat sebentar, untuk memberi pengantar dan untuk menyampiakn materi yang berkenaan dengan
pengertian-pengertian atau konsep-konsep. 2
Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
16
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV. Alfabeta, 2006, cet. Ke-IV, hal. 222.
19
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang untuk berpikir dan membimbing peserta didik
dalam mencapai kebenaran. 3
Metode Diskusi Metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan
pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan – pertanyaan
problematis atau pemunculan ide – ide dan pengujuan ide – ide
yang dilakukan beberapa orang dalam kelompok. Tujuan penggunaan metode diskusi ialah untuk memotivasi dan memberi
stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam. 4
Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun dengan penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahsan yang sedang disajikan. Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya
sesuatu. 5
Metode Karyawisata Metode karyawisata adalah metode dalam proses belajar mengajar
siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi
untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataan.
6 Metode Pemahaman dan Penalaran
Metode ini adalah metode mendidik dengan membimbing anak didik untuk dapat memahami problema yang dihadapi dengan
menemukan jalan keluar yang benar dari berbagai macam kesulitan dengan melatih anak didik menggunakan pikirannya
dalam mendata dan menginventarisasi masalah, dengan cara
20
memilah dan memilah, membuang mana yang salah, meluruskan yang bengkok, dan mengambil yang benar.
7 Metode Praktek
Dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda, seperti
diperagakan, dengan harapan anak didik menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksud.
8 Metode Penugasan
Metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh lebih luas. Tugas dilaksanakan dirumah, di sekolah, di
perpustakaan, dan tempat lainnya. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik secara individual atau
kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat dikerjakan secara individual maupun secara komunal kelompok.
9 Metode Eksperimen
Metode eksperimen yaitu cara penyajian bahan pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami untuk
membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
17
B. Homeschooling
1. Pengertian Homeschooling
Homeschooling merupakan jalur pendidikan informal yang keberadaannya telah diakui oleh pemerintah. Homeschooling merupakan
sekolah berbasis rumah yang menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan.
Homeschooling berasal dari bahasa Inggris yang berarti sekolah- rumah. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV. Alfabeta, 2006, cet. Ke-IV, hal. 201.