Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Inti

69 berwudhu secara langsung guna mengukur pemahaman anak dalam bersuci berwudhu. Orang tua mengamati dan memperbaiki cara berwudhu anak apabila kurang sempurna. Berbeda dengan apa yang terjadi disekolah formal. Kegiatan cenderung berjalan satu arah dimana guru mendominasi proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Dalam penyampaian materi, guru menggunakan metode ceramah dari awal hingga berakhirnya alokasi waktu yang ditentukan. Hal ini membuat banyak siswa mengalami kejenuhan dan bosan saat belajar Pendidikan Agama Islam. Tidak ada praktek setelah berakhirnya materi karena alokasi waktu yang terbatas. Kegiatan pembelajaran disini jauh dari pengertian sebuah hubungan timbal balik antara guru dan siswa. .

4. Sumber Belajar

Adapun sumber belajar yang digunakan dalam penyampaian materi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: a. Pendidik pengajar Orang tua atau anggota keluarga yang lain merupakan sumber informasi sebagai pendidik pengajar. Namun tidak tertutup kemungkinan orang tua meminta pihak homeschooling untuk menyediakan tenaga khusus untuk materi tertentu. Sedangkan dalam sekolah formal, yang menjadi pendidik adalah guru bidang studi yang ditentukan pihak sekolah. b. Alat dan bahan pengajaran Alat dan bahan pengajaran pada homeschooling dengan jenis tunggal sifatnya sederhana seperti papan tulis dan perkakas lainnya. Bahan yang digunakan seperti Al- Qur’an, laptop, handphone dan ebook digital serta media internet yang ada dan disesuaikan dengan kondisi keluarga yang mengadakan homeschooling. Namun disekolah formal alat yang digunakan adalah papan tulis dan perkakas lain namun bahan yang digunakan terbatas pada buku pelajaran yang disediakan 70 sekolah. Beberapa sekolah formal tidak memfasilitasi peserta didik untuk menggunakan internet karena beberapa pertimbangan seperti konten dewasa, game dan sebagainya. 22 c. Lingkungan Lingkungan juga termasuk dalam sumber belajar. Pada meteri tertentu, orang tua dapat meminta anaknya untuk mencari jawaban dari media internet bahkan berdiskusi dengan teman – temannya di jejaring sosial yang ada. Selain itu, anak bisa belajar di ruang perpustakaan yang disediakan pihak homeschooling. Jelas dalam hal ini homeschooling lebih memberi ruang sebebas – bebasnya bagi anak untuk menentukan sumber belajar, mulai dari siapa yang mengajarnya untuk bab atau mata pelajaran tertentu, hingga menentukan alat dan bahan dalam pembelajarannya sendiri. Berbeda dengan sekolah formal dimana siswa dibatasi dalam menemukan sumber belajar.

5. Materi Belajar

Materi belajar Pendidikan Agama Islam untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama mencakup didalamnya aqidah, akhlak, ibadah dan sejarah Islam. Secara umum, materi belajar yang dilaksanakan dalam homeschooling tunggal dimana orang tua menjadi tutor atau pengajar harus mengikuti kurikulum nasional yang berlaku. Hal ini bertujuan agar anak memiliki kemampuan dan pemahaman yang sama terhadap peserta didik dari sekolah formal yang ada. Selain itu, meteri belajar khusus juga diterapkan. Hal ini di adaptasi dari islamic curriculum dan life skill curriculum yang disediakan oleh pihak penyelenggara homeschooling. Islamic curriculum adalah kurikulum berbasis Islam untuk menunjang sikap keberagamaan anak. Life skill curriculum adalah kurikulum yang bertujuan menunjang kemampuan anak untuk dapat bersaing melalui kemampuan dan keahlian 22 Hasil wawancara dengan orang tua penyelenggara homeschooling pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014. 71 yang ia senangi. Kedua kurikulum diatas bertujuan untuk menyiapkan anak yang berkompeten dengan sekolah formal yang ada. 23 Dalam sekolah formal, materi belajar hanya berpusat pada kurikulum pendidikan agama Islam yang disediakan pemerintah pusat yang mencakup didalamnya aqidah, akhlak, ibadah dan sejarah Islam. Tidak ada materi belajar tambahan khusus mengingat keterbatasan alokasi waktu pembelajaran disekolah.

6. Metode Pembelajaran

Metode merupakan cara penyampaian materi yang dilakukan orang tua. Pemilihan metode harus memperhatikan anak yang akan belajar. Metode pembelajaran harus menyenangkan, menarik dan bahkan membuat anak tertantang untuk lebih aktif dari orang tuanya. Beberapa metode yang umum diterapkan orang tua dalam mengajarkan materi Pendidikan Agama Islam adalah: a. Metode ceramah Metode ceramah adalah metode dimana penyampaian materi dilakukan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Biasanya metode ini hanya berjalan satu arah saja. Namun dalam pelaksanaan di homeschooling, orang tua tidak menguasai pembelajaran secara satu arah. Anak turut dilibatkan menyampaikan informasi dan materi layaknya sebagai seorang pendidik. b. Metode diskusi Metode diskusi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan menganalisis materi yang dipelajari. Karena jenis homeschooling ini adalah tunggal dan berada dirumah, anak dapat mendiskusikan hasil temuannya pada teman – teman yang ada pada jejaring sosial atau komunitas online yang ada. Selain dapat bersosialisasi, anak akan terbuka wawasannya atas argumen yang 23 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling pada tanggal 5 Januari 2014 72 diberikan respondennya. Tentunya hasil temuan itu harus di analisis kembali dan menjadi jawaban yang padu. c. Metode tanya jawab Metode tanya jawab merupakan metode dua arah untuk merangsang peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, orang tua lebih banyak menerima pertanyaan dari anak. Hal ini bertujuan agar anak tertantang untuk menggali apa saja yang ingin ia ketahui dari orang tuanya. Setelah mendapat penjelasan, si anak diharuskan membuat kesimpulan. d. Drill Metode drill diterapkan untuk materi pelajaran Al- Qur’an. Pada materi ini, orang tua atau tutor membaca beberapa potongan ayat dan kemudian anak menyimak serta mengikuti apa yang didengar. Tujuan dari metode ini adalah agar siswa mampu membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar. e. Information Searching Metode information searching merupakan metode dimana anak harus mencari dan menemukan ide atau pokok materi yang akan dipelajari untuk ditarik kesimpulannya, bisa dari artikel dari internet ataupun buku – buku yang ada. Orang tua memberi kebebasan pada anak untuk mencari informasi yang dibutuhkan anak, tentunya fokus pencarian tertuju pada tujuan materi pembelajaran saat itu. Berbeda dengan apa yang terjadi disekolah formal. Guru lebih banyak menggunakan metode pembelajaran dalam bentuk ceramah. Tidak tepatnya penggunaan metode belajar dan cenderung monoton membuat gairah dan minat siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam semakin berkurang. Beberapa alasan penggunaan metode ceramah oleh guru di sekolah formal diantaranya: a. Kurangnya pemahaman dan wawasan guru tentang metode pembelajaran akan membuat siswa merasa jenuh dan bosan.