r
x1y
= 0,491
x1y
= 0,241 R
y1,2
= 0,711
y1,2
= 0,505 r
x2y
= 0,630
x2y
= 0,397
Gambar 8.Ringkasan Hasil Penelitian
Keterangan: X
1
: Variabel Motivasi Berprestasi X
1
X
2
: Variabel Kontinuitas Belajar X
2
Y : Variabel Prestasi Belajar Otomatisasi Perkantoran Y
: Pengaruh Motivasi Berprestasi X
1
terhadap Prestasi Belajar Otomatisasi Perkantoran Y
: Pengaruh Kontinuitas belajar X
2
terhadap Prestasi Belajar Otomatisasi Perkantoran Y
: Pengaruh Motivasi Berprestasi X
1
dan Kontinuitas Belajar X
2
secara bersama terhadap Prestasi Belajar Otomatisasi Perkantoran Y
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar
Otomatisasi Perkantoran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi berprestasi X
1
terhadap prestasi belajar Otomatisasi Perkantoran Y. Hasil analisis dengan menggunakan regresi
sederhana diperoleh harga koefisien korelasi r
x1y
sebesar 0,491 dan harga koefisien determinasi
x1y
sebesar 0,241. Setelah dilakukan uji t diperoleh harga t
hitung
sebesar 4,256 dan t
tabel
pada taraf signifikansi 5 Y
sebesar 2,003. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, yang berarti pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
Otomatisasi Perkantoran adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar Otomatisasi Perkantoran. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Djaali 20 13: 110 yaitu “motivasi berprestasi merupakan salah satu
faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar”. Pendapat tersebut sesuai dengan hasil penelitian, yang membuktikan bahwa
motivasi berprestasi mampu berpengaruh sebesar 24,1 terhadap perubahan prestasi belajar Otomatisasi Perkantoran. Pendapat lain yang
mendukung penelitian ini juga berasal dari Mc. Celland dalam Djaali, 2013: 103, bahwa “motivasi berprestasi merupakan motivasi yang
berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian”. Berkaitan dengan hasil penelitian, salah satu tolok
ukur keberhasilan siswa pada mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran yaitu dapat dilihat dari nilai UAS semester gasal, dengan nilai KKM
sebesar 75. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM berarti telah mencapai standar keberhasilan yang ditentukan, sehingga dapat
dikatakan bahwa siswa telah memiliki motivasi untuk berprestasi. Sebaliknya, siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM berarti belum
mencapai standar keberhasilan yang ditentukan, sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi siswa masih rendah. Berdasarkan
hasil penelitian, terdapat 34 siswa yang telah mencapai nilai KKM, dan masih terdapat 25 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang telah
ditentukan. Motivasi berprestasi yang tinggi tercermin dalam usaha-usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik, efisien, dan tepat bila dibandingkan siswa yang tidak memiliki motivasi berprestasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga
akan mencurahkan segenap kemampuannya untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah akan bersikap acuh terhadap kegiatan pembelajaran sehingga tidak memiliki kemampuan untuk berhasil.
Peranan motivasi berprestasi dapat menciptakan suatu hubungan atau keterkaitan dengan aktivitas belajar, yang pada akhirnya merupakan
suatu usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Berdasarkan
Pie Chart
kecenderungan variabel motivasi berprestasi, ditunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi pada kategori sangat
tinggi sebanyak 6 siswa 10,16, kategori tinggi sebanyak 22 siswa 37,28, kategori rendah sebanyak 20 siswa 33,92, dan kategori
sangat rendah sebanyak 11 siswa 18,64. Hasil kecenderungan variabel motivasi berprestasi menunjukkan kategori tinggi, namun masih
terdapat beberapa siswa yang berada pada kategori motivasi berprestasi rendah bahkan sangat rendah, yang apabila dijumlahkan skornya lebih
besar dari kategori tinggi. Hal tersebut berarti motivasi berprestasi siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri
1 Purbalingga masih belum optimal. Belum optimalnya motivasi berprestasi yang dimiliki oleh siswa
juga dapat dilihat dari hasil pengisian angket siswa, salah satunya pada indikator memiliki tujuan yang realistis dan menantang, yang terdiri dari
4 butir soal yaitu soal nomor 4, 5, 6, dan 7. Butir soal nomor 5 yaitu siswa tertantang untuk mengerjakan soal Otomatisasi Perkantoran yang
sulit, jawaban siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 25. Ketertantangan Siswa Mengerjakan Soal yang Sulit No.
Tingkat Ketertantangan
Frekuensi Persen
1. Selalu
7 11,86
2. Sering
10 16,94
3. Hampir Tidak Pernah
30 50,84
4. Tidak Pernah
12 20,36
Jumlah 59
100
Sumber: Data Primer Hasil Pengisian Angket Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa siswa yang selalu
tertantang untuk mengerjakan soal yang sulit sebanyak 11,86, siswa yang sering tertantang untuk mengerjakan soal yang sulit sebanyak
16,94, namun masih banyak siswa yang hampir tidak pernah tertantang untuk mengerjakan soal yang sulit yaitu sebanyak 50,84, bahkan masih
terdapat siswa yang tidak pernah tertantang untuk mengerjakan soal yang
sulit yaitu sebanyak 20,36. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa masih banyak siswa yang hampir tidak pernah atau kurang tertantang
dalam mengerjakan soal yang sulit pada mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran, yaitu sebanyak 50,84. Hasil tersebut membuktikan bahwa
motivasi berprestasi siswa masih belum optimal, karena masih terdapat banyak siswa yang belum memenuhi indikator motivasi berprestasi yaitu
pada indikator memiliki tujuan yang realistis dan menantang. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi
berprestasi antara lain guru harus menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa, misalnya dengan
pemberian nilai lebih bagi siswa yang aktif sehingga siswa akan tertarik mengikuti proses pembelajaran dan termotivasi untuk berprestasi. Selain
itu, siswa harus lebih memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran, mencatat materi-materi yang penting, serta lebih aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung sehingga motivasi berprestasi siswa semakin meningkat dan prestasi belajar Otomatisasi Perkantoran yang
dicapai siswa juga akan meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arlin
Nosa Sefrian Sari 2012 dengan judul “Pengaruh Motivasi Berprestasi
dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian
Akunta nsi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 20122013”. Hasil
penelitian tersebut yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar Akuntansi Keuangan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pengasih tahun ajaran 20122013 yang
ditunjukkan dengan nilai r
x1y
sebesar 0,634;
x1y
sebesar 0,401; t
hitung
sebesar 6,447 lebih besar dari t
tabel
sebesar 1,671 pada taraf signifikansi 5.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arlin Nosa Sefrian Sari diperoleh nilai pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar sebesar 40,1, sehingga semakin menguatkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi
berprestasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Otomatisasi Perkantoran siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Negeri 1 Purbalingga tahun ajaran 20142015. Semakin tinggi motivasi berprestasi maka akan semakin tinggi pula
prestasi belajar Otomatisasi Perkantoran yang akan dicapai siswa.
2. Pengaruh Kontinuitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Otomatisasi