3.4.1 Uji Korelasi Rank Spearman
Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal.
Koralasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal non parametrik.
Rumus Korelasi Rank Spearman sebagai berikut:
Keterangan: rs
= Nilai Koefisien Rank Spearman di
= Disparitas x1-x2 n
= Banyaknya Pengamatan Kaidah pengambilan keputusan tentang hubungan antar variabel dalam uji
korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut: 1. Signifikansi probabilitas α digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel yang diteliti. Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar α 0,1 maka artinya hasil penelitian mempunyai
kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan sebesar 90 dan tingkat kesalahan sebesar 10.
Dasar pengambilan keputusan, dirumuskan sebagai berikut: a. Jika angka signifikansi hasil penelitian 0,1 maka Ho ditolak. Jadi,
hubungan kedua variabel signifikan; dan b. Jika angka signifikansi hasil penelitian 0,1 maka Ho diterima. Jadi,
hubungan kedua variabel tidak signifikan. 2. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan strength hubungan linear dan arah
hubungan antara variabel. Angka korelasi untuk Spearman berkisar pada 0, yang berarti tidak ada korelasi sama sekali, tetapi kalau angka 1 terdapat
korelasi yang sempurna. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian
hipotesis dua arah two tailed yaitu searah atau berlawanan arah. Dasar pengambilan keputusan, dirumuskan sebagai berikut:
a. Kekuatan hubungan, jika angka koefisien korelasi di atas 0,1 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,1 menunjukkan korelasi
yang lemah. Arti hubungan kuat adalah jika terjadi perubahan nilai pada suatu variabel X cenderung diikuti perubahan nilai variabel lain Y.
b. Arah hubungan, jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah.