Tingkat Pendidikan Formal yang Ditamatkan Responden

Responden yang rata-rata berpanghasilan tinggi dikarenakan jenis usaha yang mereka jalankan sudah dapat berkembang dengan baik dan rata-rata pekerjaan yang mereka lakukan adalah sebagai pedagang di luar desa, misalnya mereka berjualan sayuran di kota besar seperti Jakarta atau ada juga yang melakukan budidaya jamur dan menjual hasilnya ke luar desa. Seperti yang diungkapkan SS pemilik usaha budidaya jamur dan peserta program Ekonomi Bergulir sebagai berikut: “… Saya sudah mulai melakukan usaha budidaya jamur ini sejak tahun 2006 dan Alhamdulillah untung yang saya peroleh dari usaha ini lumayan besar sekitar empat juta rupiah setiap bulannya. Akan tetapi diperlukan kesabaran dalam mengelola jamur ini karena jamur ini hanya dapat dipanen sekitar empat bulan sekali. Jadi, biasanya saya memperoleh penghasilan sekitar empat bulan sekali...” Sempat mengalami gagal panen tidak menyurutkan semangat SS untuk tetap berusaha di bidang pembudidayaan jamur. Semangat dan kerja keras SS kini telah membuahkan hasil, pendapatannya yang semula hanya berkisar satu juta hingga satu setengah juta, sekarang bisa mencapai empat juta rupiah.

5.1.4 Motivasi

Menurut teori Maslow dalam Sumarwan 2004, manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, sesuai dengan model hirarki kebutuhan. Motivasi pertama masyarakat Desa Cimanggu I untuk terlibat dalam program PEB PNPM- MP sebagian besar 66,67 adalah karena terdorong kebutuhan ego meningkatkan kesejahteraan keluarga. Berdasarkan teori Maslow hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan masih rendah karena berada pada kebutuhan rasa aman mengembangkan modal usaha sebanyak 66,67. Responden yang memiliki motivasi pertama karena kebutuhan fisiologis mengembangkan keterampilan berusaha sebanyak 8,89 persen, kebutuhan sosial ‘ruang’ untuk bersosialisasi sebanyak 0 persen, kebutuhan ego meningkatkan kesejahteraan keluarga sebanyak 24,44 persen, dan kebutuhan aktualisasi diri melatih kemampuan berorganisasi dan mengemukakan pendapat sebanyak 0 persen.Motivasi responden tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini: Gambar 5.1 Motivasi Responden dalam Program Ekonomi Bergulir

5.2 Tingkat Partisipasi Responden dalam Program Ekonomi Bergulir

Partisipasi peserta program adalah bentuk keterlibatan masyarakat dalam Program Ekonomi Bergulir yang ditunjukkan dengan kehadiran dalam rapat, keterlibatan dalam mengemukakan pendapat, dan terlibat aktif dalam kegiatan monitoring. Ada pun secara garis besar partisipasi yang akan diteliti meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati hasil, dan tahap monitoring evaluasi.

5.2.1 Partisipasi Tahap Perencanaan

Partisipasi pada tahap perencanaan adalah keikutsertaan responden dalam penyusunan rencana suatu kegiatan. Pada tahap perencanaan, yang dinilai adalah kehadiran responden dalam perencanaan program dan keterlibatan dalam mengemukakan pendapat, dan terlibat dalam identifikasi kebutuhan. Responden diberikan lima pertanyaan dan dua pilihan jawaban yang berupa jawaban “ya” dan “tidak” yang berkaitan dengan partisipasi responden dalam merencanakan program, dimana setiap pilihan jawaban memiliki bobot skor

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 0 16

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 1 17