3. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan
kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.
4. Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
5. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan
keputusan pembangunan
dan secara
gotong royong
menjalankan pembangunan.
6. Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai
kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.
7. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara
musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
8. Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang
memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan
dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
9. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas.
10. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
12. Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan
PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola, sertadapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat.
2.1.3.2 PNPM Mandiri Perkotaan
Mulai tahun 2007 Pemerintah mencanangkan PNPM Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan PNPM MPd, PNPM Mandiri Perkotaan PNPM
MPk, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan
kegiatan lanjutan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP yang dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai
suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan.
Tujuan umum PNPM telah ditetapkan di Pedoman Umum PNPM yaitu meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara
mandiri. Dengan demikian secara khusus tujuan PNPM Mandiri Perkotaan dirumuskan sebagai berikut : masyarakat di kelurahan peserta program menikmati
perbaikan sosial, ekonomi, dan tatapemerintahan lokal Kementrian Pekerjaan Umum, 2010.
Penanggulangan kemiskinan yang direncanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Kecamatan dari masyarakat dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Musrenbang Kecamatan sehingga dapat digalang perencanaan yang menyeluruh, terpadu, dan selaras waktu synchrone. Dengan
demikian PNPM Mandiri Perkotaan akan menekankan pemanfaatan Musrenbang Kecamatan sebagai mekanisme harmonisasi kegiatan berbagai program yang ada
sehingga peranan Forum LKM tingkat kecamatan menjadi sangat vital. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka pendekatan atau upaya-upaya
rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan :
1. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program. 2. Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.
3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses partisipastif.
4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik sosial dan geografis. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri
atas pembelajaran, kemandirian, dan keberlanjutan.
2.1.3.2.1 Program Ekonomi Bergulir
PNPM Mandiri mengklasifikasikan program-programnya ke dalam tiga bidang, yaitu bidang ekonomi, bidang lingkungan, dan bidang sosial. Program
Ekonomi Bergulir merupakan salah satu program di PNPM-MP yang termasuk di dalam kategori bidang ekonomi.
Kegiatan dalam program ini yaitu memberikan pinjaman dalam bentuk sejumlah dana dengan jangka waktu pengembalian maksimum satu tahun. Tujuan
dari pelaksanaan Program Ekonomi Bergulir ini pada masyarakat adalah diharapkan program ini mampu menjadi kegiatan yang secara langsung
memberikan manfaat dan peningkatan pendapatan bagi individu keluarga maupun kelompok dan sekaligus membangun modal sosial.
2.2 Kerangka Pemikiran
Penjelasan-penjelasan di atas dapat dirangkai menjadi sebuah kerangka pemikiran yang mengangkat tema mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program PNPM Mandiri, khususnya pada implementasi Program Ekonomi Bergulir PEB PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Karakteristik individu baik usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, maupun motivasi dinilai berhubungan dengan
tingkat pasrtisipasi masyarakat dalam berbagai tahapan partisipasi dalam Program Ekonomi Bergulir, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap evalauasi. Selain
itu, faktor dari luar individu yang berhubungan dengan seseorang untuk berpartisipasi dalam Program Ekonomi Bergulir adalah manajemen program.
Manajemen program terdiri dari beberapa variabel, yaitu kesempatan berpartisipasi masyarakat dalam setiap tahapan dalam program, tingkat
keterdedahan akan informasi-informasi mengenai Program Ekonomi Bergulir, baik yang bersumber dari pihak PNPM-MP, pemerintah desa, maupun tokoh