Karakteristik Individu Definisi Operasional

• Usia non produktif, dengan jenjang usia 0-17 tahun dan 55 tahun ke atas, maka dalam penelitian ini terdapat pembatasan usia responden yaitu 17 tahun ke atas, maka yang tergolong usia non produktif adalah 55 tahun ke atas. Usia non produktif termasuk ke dalam kategori rendah dalam pengukuran skala ordinal. • Usia produktif, dengan jenjang usia 15-64 tahun. Usia produktif termasuk ke dalam kategori tinggi dalam pengukuran skala ordinal. b. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang telah ditempuh responden saat dilakukan pengambilan data, dibedakan menjadi tiga kategori berdasarkan wajib belajar 9 tahun, yaitu: 1. Rendah Tidak sekolah- Tamat Sekolah Dasar 2. Sedang Tamat Sekolah Menengah Pertama dan atau sederajat 3. Tinggi Tamat Sekolah Menengah Atas-Perguruan Tinggi c. Tingkat pendapatan adalah perolehan uang tunai hasil kegiatan produktif yang diperoleh seseorang dan dihitung per bulan dalam rupiah Rp. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi tiga berdasarkan sebaran normal, yaitu: 1. Rendah ≤ 1.000.000 2. Sedang 1.000.000 dan ≤ 2.249.999 3. Tinggi 2.249.999 dan ≤ 4.000.000 d. Motivasi terhadap Program Ekonomi Bergulir adalah alasan atau dorongan dari dalam diri responden untuk terlibat dalam Program Ekonomi Bergulir. Motivasi mencakup faktor-faktor yang melatarbelakangi responden untuk berpartisipasi dalam program. Motivasi diukur dengan menggunakan rangking dari faktor yang memotivasi warga untuk terlibat dalam program, mulai dari faktor motivasi tertinggi dengan skor 5 sampai terendah dengan skor 1.

2.4.3 Manajemen Program

Manajemen Program adalah kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan proyek, penyediaan fasilitas dalam operasional, koordinasi kegiatan proyek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi monev pada Program Ekonomi Bergulir. Manajemen program dapat dilihat berdasarkan kesempatan berpartisipasi, tingkat keterdedahan informasi, persepsi,

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 0 16

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 1 17