Minat dalam belajar Minat Belajar

d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan. Bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan. Dilihat mengenai apa yang menjadi determinan sikap, terdapat beberapa yang dianggap paling penting, yaitu: a. Faktor fisiologis Hal yang berkaitan dengan faktor fisiologis adalah faktor umur dan kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal daripada sikap orang yang lebih tua sedangkan orang dewasa sikapnya lebih moderat. b. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap Pengalaman langsung yang bersangkutan dengan objek akan mempengaruhi sikap seseorang. Contohnya orang yang pernah merasakan perang, sikapnya berbeda dengan orang yang belum pernah merasakan perang. c. Faktor kerangka acuan Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut. d. Faktor komunikasi sosial Komunikasi sosial berupa informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan. Faktor komunikasi sangat penting dalam sikap seseorang. Secara garis besar pembentukan atau perubahan sikap ditentukan oleh dua faktor yaitu: 1. Faktor dalam individu itu sendiri Dalam menanggapai dunia luar yang bersifat selektif, ini berarti tidak semua yang dari luar dapat diterima. Hal tersebut berkaitan dengan apa yang ada dalam diri individu karena dalam diri individu yang akan menyeleksi apa yang akan diterima dan apa yang akan ditolak. 2. Faktor luar Hal-hal atau keadaan yang ada di luar diri individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor luar dapat terjadi secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yang dimaksud adalah hubungan antar idividu dengan individu atau individu dengan kelompok. Secara tidak langsung yaitu dengan perantaraan alat-alat komunikasi. Dalam hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya mengatakan bahwa ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Taksonomi ranah afektif mengklasifikasi emosi atau perasaan siswa terhadap pengalaman belajar yang diperoleh di dalam maupun di luar kelas, atau cara siswa menanggapai orang, benda, atau situasi dengan perasaannya Supratiknya, 2012:12. Dalam Sudjana Nana 1990:30, terdapat beberapa jenis kategori ranah afektif, dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks: 1. Recivingattending , yakni kepekaan dalam menerima rangsangan stumulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain sebagainya. Jenis kategori ini termaksud kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stumulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang. 3. Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Dalam evaluasi ini termaksud di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termaksud hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termaksud dalam organisasi adalah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain sebagainya. 5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan sikap belajar merupakan reaksi yang ditimbulkan saat belajar sebagai akibat interaksi dengan individu