beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.
e. Tipe hasil belajar: Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan,
berpikir pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah dari
pada berpikir konvergen. Dalam berpikir konvergen, pemcahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam bepikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan unit-
unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar. Mengartikan analisis sebagai memecah integritas menjadi
integritas perlu secara hati-hati dan penuh telaah. f.
Tipe hasil belajar: Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain sebagainya. Mengembangkan kemampuan
evaluasi penting bagi kehiupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar,
kesempatan kerja, dapat mengembangkan pastisipasi serta tangung jawabnya sebagai warga negara. Mengembangkan kemampuan evaluasi
yang dilandasi aplikasi, analisis dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa para ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang telah memiliki penguasaaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
3. Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
skill
dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yakni:
a Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar
b Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris dan lain-lain d
Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan
e Gerakan-gerakan
skill
, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks
f Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi
non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
D. Motivasi Belajar 1.
Motivasi
Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga pengerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu.
Motif-motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Juga kegiatan kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari mempunyai motif-
motif tertentu pula Rohmah, 2012:239. Menurut Suryabrata Siregar, Eveline dan Hartini Nara, 2010:49, motif
adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Hamalik 2013:175, motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Berikut ini adalah fungsi
motivasi: 1.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan. 3.
Sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perkerjaan.
Menurut Hamalik
2013:175, motivasi
dilihat dari
dasar pembentukannya, yaitu:
1. Motif-motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir sehingga motivasi tersebut ada tanpa dipelajari. Misalnya makan, minum, kerja, istirahat dan lain-lain.
2. Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Misalnya dorongan untuk mempelajari pengetahuan tertentu.
Berdasarkan pengertian motivasi, pokok dari motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sardiman, 2008:89-91:
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar. Dorongan berasal dari dalam diri individu untuk
melakukan sesuatu. Misalnya seseorang senang membaca sehingga tidak perlu disuruh untuk membaca maka ia akan membaca.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seorang siswa belajar untuk ujian besok agar
mendapatkan nilai bagus dan mendapat hadiah dari orang tuanya. Menurut teori kebutuhan, setiap manusia bertindak senantiasa didorong
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan tersebut, pada diri manusia senantiasa menuntut pemenuhan. Pemenuhan kebutuhan dimulai dari
tingkatan yang paling dasar dan secara hierarkis menuju kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Maslow, jika kebutuhan yang lebih rendah
tingkatannya telah dapat dipenuhi, maka kebutuhan yang berada di tingkatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atasnya akan muncul dan minta dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhan tersebut dipandang sebagai motivator aktif. Sementara
kebutuhan di tingkatan atasnya menjadi
strongest need
. Oleh karena itu kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut secara berjenjang dan secara terus-
menerus minta dipenuhi. Menurut Maslow Imron, 1996:88, ada lima kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut, menurut Maslow haruslah terpenuhi. Sebab, kebutuhan yang telah lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi
active motivator
. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dan tidak bisa menjadi
active motivator
, maka usaha manusia hanya bertahan pada level sebelumnya dan tidak ada peningkatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan demikian
ini sangat penting guna meningkatkan motivasi seseorang termaksud dalam motivasi belajar.
1 2
5 4
3
Gambar 2. 1 Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan: 1.
Kebutuhan Fisiologis sandang pangan Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian dan
tempat tinggal. 2.
Kebutuhan rasa aman dan terjamin Yang dimaksud rasa aman disini tidak saja secara fisik, tetapi juga secara
psikis atau mental. Aman secara fisik misalnya saja terhindar dari gangguan kriminalitas, teror, gangguan binatang buas, gangguan orang lain, gangguan
dari bangunan dan tempat yang tidak aman. Aman secara psikis misalnya tidak banyak kena marah, tidak dimutasikan sembarangan, tidak mudah didemosikan
penurunan pangkat, tidak banyak diejek, tidak direndahkan harga dirinya dan sebagainya. Sementara rasa terjamin misalnya saja ada penghasilan ketika sakit
dan sebagainya. Kebutuhan rasa aman dan rasa terjamin ini sangat penting bagi seseorang, karena hal demikian dapat menjadi faktor motivasi, termaksud
motivasi belajar 3.
Kebutuhan sosial Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia butuh
agar dianggap sebagai warga komunitas sosialnya yaitu manusia. Kebutuhan sosial ini juga mengandung arti bahwa ia harus diterima oleh orang lain.
Kebutuhan sosial sangat penting bagi manusia yang sedang belajar. Seseorang tidak akan dapat belajar dengan baik jika merasa atau mempresepsi dirinya
ditolak oleh sekitarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kebutuhan ego
Kebutuhan ego adalah kelanjutan dari kebutuhan sosial. Kepercayaan dan rasa tangung jawab yang diberikan orang lain akan memberikan motivasi
dalam diri seseorang untuk dapat melakukan yang terbaik. Jika kebutuhan ini diterapkan dalam belajar dan pembelajaran, maka siswa haruslah diberikan
banyak tugas-tugas yang menantang tetapi masih dalam kerangka kemampuan dirinya. Dengan tugas-tugas yang diberikan, maka siswa akan termotivasi
untuk belajar. 5.
Kebutuhan aktualisasi diri Yang dimaksud kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk
membuktikan dirinya dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Oleh karena itu, pada tahapan pemenuhan tertinggi ini, seseorang mengembangkan
semaksimal mungkin potensi yang dimiliki. Pemenuhan kebutuhan tertinggi ini membutuhkan suasana yang kondusif dari lingkungan, sehingga seseorang
dapat bebas mengaktualisasikan dirinya. Pada seorang siswa, ekspresi dari seluruh totalitasnya bisa tercurah dengan baik manakala terdapat suasana yang
kondusif untuk akualisasi belajar dari pembelajar baik dalam kelas maupun luar kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan motivasi adalah dorongan atau penggerak dari diri individu untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk di dalamnya kegiatan belajar Purma
Atmaja Prawira, 2012:320.
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan
serta pengalaman Noer Rohmah, 2012:241. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta
mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.
Menurut Winkels dalam Ali Imron 1996:87-88, mengemukakan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam
memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam
belajar. Menurut Siregar, Eveline dan Hartini Nara 2011:51, secara umum
terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar.
Pertama
, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI