Pembahasan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
celebrity endorser sebagai sumber pesan dianggap kredibel, maka akan memengaruhi sikap attitudes atau kesan konsumen secara positif terhadap
merek yang didukungnya melalui proses internalisasi yakni ketika penerima pesan dapat menerima dan memahami posisi endorser dalam iklan tersebut terhadap
masalah seperti dirinya. Besarnya pengaruh daya tarik terhadap asosiasi merek adalah sebesar
0,270 atau 27. Hal ini berarti seorang beauty vlogger yang memiliki kharisma dan memiliki daya tarik fisik pada saat mempresentasikan produk akan membuat
penonton tertarik untuk menonton dan menerima informasi-informasi positif yang disampaikan beauty vlogger tentang merek. Informasi-informasi positif ini akan
membuat penonton memiliki kesan yang positif terhadap merek tersebut. Semakin banyak kesamaan yang dimiliki penonton dengan beauty vlogger, maka semakin
banyak pula hal yang dipelajari dan diikuti penonton dari beauty vlogger termasuk yang berhubungan dengan merek yang dipromosikannya. Dalam
penelitian ini responden menganggap Abel Cantika memiliki daya tarik karena responden menunjukkan persepsi yang baik terhadap daya tarik Abel Cantika. Hal
ini sesuai dengan teori Shimp Shimp, 2014:259 bahwa konsumen yang menemukan sesuatu dalam diri endorser yang mereka anggap menarik, terjadi
persuasi melalui identifikasi. Artinya, ketika konsumen melihat sesuatu yang menarik dari artis endorser, mereka akan mengidentifikasi endorser dan
cenderung mengadopsi sikap, perilaku, minat, atau preferensi endorser tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada perhitungan sub-struktural II, variabel kredibilitas dan daya tarik tidak berpengaruh terhadap niat beli karena memiliki
nilai Sig. nilai α. Meskipun dalam penelitian ini responden menganggap beauty vlogger Abel
Cantika merupakan endorser yang kredibel dan memiliki daya tarik, namun kemungkinan alasan-alasan responden belum berniat untuk membeli adalah
sebagai berikut: a.
Informasi tentang merek The Body Shop yang diberikannya dalam beauty vlog tersebut kurang optimal atau dengan kata lain responden mendapatkan
informasi yang terbatas, misalnya di dalam beauty vlog belum ada informasi mengenai harga produk, padahal biasanya harga produk merupakan salah
satu hal yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen sebelum melakukan pembelian.
b. Penonton hanya menikmati beauty vlog sebagai hiburan dan tidak berniat
untuk melakukan pembelian walupun mereka menganggap Abel Cantika merupakan orang yang kredibel dan memiliki daya tarik.
c. Responden dalam penelitian ini merupakan konsumen yang loyal terhadap
produk yang dipakainya sekarang, sehingga responden tidak tertarik untuk membeli produk lain selain produk yang dipakainya sekarang.
d. Segmen responden berbeda dengan segmen The Body Shop. The Body Shop
terkenal memiliki produk yang eksklusif karena harganya yang relatif mahal, sedangkan semua responden adalah mahasiswa jika dilihat dari profil
responden, sehingga mungkin saja hal ini menjadi salah satu pertimbangan responden untuk belum berniat melakukan pembelian.
e. Penilaian subjektif responden terhadap Abel Cantika. Responden sadar
bahwa Abel Cantika sengaja direkrut oleh The Body Shop, sehingga menjadi hal yang wajar apabila dalam presentasinya, Abel Cantika mengatakan hal-
hal positif tentang produk The Body Shop. Hasil perhitungan sub-struktural II membuktikan bahwa variabel asosiasi
merek berpengaruh terhadap niat beli, pengaruh tersebut sebesar 0,307 atau 30,7. Hal ini berarti setelah menyimak beauty vlog, penonton memiliki asosiasi-
asosiasi positif yang melekat pada merek seperti atribut produk, manfaat produk dan beauty vlogger yang mempromosikan produk, dimana asosiasi-asosiasi merek
ini dapat memudahkan penonton untuk memproses dan mengingat kembali berbagai informasi mengenai merek yang dapat menimbulkan niat untuk
melakukan pembelian. Dalam penelitian ini responden memiliki persepsi yang baik tentang The Body Shop. Artinya, responden memiliki asosiasi positif tentang
The Body Shop. Asosiasi positif ini berkaitan dengan atribut produk, manfaat dan selebriti dalam hal ini beauty vlogger yang mempromosikannya. Hasil ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Durianto dan Sitinjak dalam Ardiyanto, 2013:35, yakni brand association terutama yang membentuk brand image
menjadi pijakan bagi konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada merek tersebut, dimana muncul sebuah niat terlebih dahulu sebelum
konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Aaker dalam Sadat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2009:170 juga mengemukakan bahwa asosiasi positif yang melekat pada merek dapat memudahkan pelanggan memproses dan mengingat kembali berbagai
informasi mengenai merek yang sangat berguna dalam proses keputusan membeli.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kredibilitas dan daya tarik berpengaruh terhadap asosiasi merek, kemudian asosiasi merek berpengaruh
terhadap niat beli. Hal ini berarti kredibilitas dan daya tarik berpengaruh secara tidak langsung terhadap niat beli dengan asosiasi merek sebagai intervening
variable atau dengan kata lain asosiasi merek memediasi antara kredibilitas dan daya tarik terhadap niat beli. Pengaruh tidak langsung variabel kredibilitas
terhadap niat beli adalah sebesar 0,111 dan pengaruh tidak langsung variabel daya tarik terhadap niat beli adalah sebesar 0,083. Seorang beauty vlogger membuat
beauty vlog tujuannya adalah untuk membagikan informasi dan pengalamannya. Oleh karena itu, saat beauty vlogger bekerjasama dengan suatu perusahaan untuk
mempromosikan produk, seorang beauty vlogger akan mempromosikan secara mendalam tentang sebuah produk karena seorang beauty vlogger akan membuat
kesaksian testimonial mengenai produk tersebut. Seorang beauty vlogger yang kredibel dan memiliki daya tarik akan dengan mudah mentransfer informasi
kepada penonton dan penonton beauty vlog tersebut akan menerima banyak informasi seputar produk, dimana informasi-informasi ini akan memengaruhi
sikap atau kesan penonton terhadap merek. Kesan positif yang melekat pada merek dapat memudahkan pelanggan memproses dan mengingat kembali
berbagai informasi mengenai merek yang sangat berguna dalam proses keputusan membeli. Hal ini sesuai dengan teori Shimp dalam Ardiyanto, 2013:33 yakni
bahwa penggunaan celebrity endorser yang memiliki karakteristik akan dapat memengaruhi sikap attitudes atau kesan konsumen secara positif terhadap
merek yang didukungnya, sehingga konsumen akan mempertimbangkannya dalam proses pembelian dan diharapkan secara langsung memengaruhi perilaku
melalui alam tak sadar mereka, hal ini membuat konsumen dipengaruhi untuk membeli tanpa ada paksaan.
124