TUMBUH KEMBANG ANAK Landasan Teori

Trombositopenia 100.000Ui dan hemokonsentrasi nilai hemotokrit lebih dari 20 dari normal. Indikator fase syok: - Hari sakit ke 4-5 - Suhu turun - Nadi cepat tanpa demam - Tekanan nadi turunhipotensi - Leukopenia 5000 mm 3 Penatalaksanaan Medis Prinsip-prinsip penanganan DHF a. DHF tidak syok - Penggunaan cairan peroral Indikasi parential: - Obat-obatan : Antipiretik, Antikonvulsan - Observasi terhadap tanda-tanda shock b. DHF dan Syok - Atasi segera hipovolemik - Lanjutkan penggunaan cairan dari pembuluh darah 12-24 jam 48 jam - Beri darah segera, bila terjadi pendarahan hebat.

3. TUMBUH KEMBANG ANAK

Tumbuh kembang merupakan hal utama, hakiki, dan khas pada anak.  Jenis tumbuh kembang anak: Universitas Sumatera Utara - Tumbuh kembang fisik - Tumbuh kembang intelektual - Tumbuh kembang sosial emosional  Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang digolongkan menjadi: - Kebutuhan fisik-bianedis asuh - Kebutuhan emosikasih sayang asih - Kebutuhan atas stimulasi mental asah  Penilaian tumbuh kembang meliputi: - Evaluasi pertumbuhan fisik - Evaluasi umur tulang - Evaluasi pertumbuhan gigi - Evaluasi neurogis dan perkembangan sosial - Evaluasi keremajaan  Pertumbuhan fisik Menilai pertumbuhan fisik pada anak: d. Kurvagrafik BB panjangTB Growth Chart e. Lingkar kepala Grafik Nelhaus  Pertumbuhan gigi - Klasifikasi gigi dimulai umur janin 5 bulan seluruh gigi susu - Erupsi gigi yang terlambat pada hipotiroidisme, gangguan gizi dan gangguan pertumbuhan. - Pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna memerlukan gizi yang cukup, protein, kalsium, phosfor, vitamin. Universitas Sumatera Utara Perkembangan Balita Skala Yomi Mimi IDAI dan fisiologi anak - Skema praktis perkembangan mental balita - Yang dinilai: gerakan kasar-halus, emosi, perilaku, sosial, bicara. a. Lahir 3 bulan - Belajar mengangkat kepala - Belajar mengikuti objek dengan mata - Melihat ke muka seseorang dan tersenyum - Bereaksi terhadap suara dan bunyi - Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pandangan dan kontak - Menahan barang yang dipegang - Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh. b. 3-6 bulan - Mengangkat kepala 90 o dan mengangkat dada dengan bertopang pada tangan - Mulai belajar meraih benda - Menaruh benda di mulut - Tertawa dan menjerit gambaran bila diajak bermain c. 6-9 bulan - Dapat duduk tanpa bantuan - Dapat tengkurap dan berbalik sendiri - Memindahkan benda - Mengeluarkan kata tanpa arti Universitas Sumatera Utara - Mulai mengenal anggota keluarga d. 9-12 bulan - Berdiri sendiri tanpa bantuan - Berjalan dengan dituntun - Menirukan suara - Mengerti perintah sederhana - Ikut dalam permainan e. 12-18 bulan - Menyusun 2 atau 3 kotak - Dapat mengatakan 5-10 kata - Memperlihatkan rasa cemburu f. 18-24 bulan - Naik turun tangga - Menyusun 6 kotak - Belajar makan sendiri - Mulai mengontrol BAB dan BAK g. 2-3 tahun - Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki - Mampu menyusun kalimat - Bermain dengan anak lain - Menggambar lingkaran h. 3-4 tahun - Berjalan sendiri menuju tangga - Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri Universitas Sumatera Utara - Banyak bertanya - Dapat melaksanakan tugas sederhana. i. 4-5 tahun - Melompat dan menari - Pandai bicara - Dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu - Memprotes bila dilarang. Masa Remaja Ditandai dengan • Kematangan fungsi seksual • Tercapainya bentuk tubuh Skema Tanner • Perkembangan remaja diperlihatkan dengan tingkat maturasi kelainan TMK terdiri dari: - TMK 1 dan 2 : masa remaja awal - TMK 3 dan 4 : masa remaja menengah - TMK : masa remaja lanjut dan maturitas seksual Klasifikasi tingkat maturasi kelainan anak perempuan T MK 1 2 Rambut pubis Pra remaja jarang, berpigmen sedikit, lurus, atas media labia Buah dada pra remaja menonjol seperti bukit, aveula membesar Dampak Hospitalisasi Bagi Anak Universitas Sumatera Utara Hospitalisasi - Usia sesuai perkembangan anak - Pengalaman sebelumnya terhadap sakit - Dukungan sistem yang tersedia - Keterampilan koping yang tersedia Reaksi Anak Terhadap Perkembangan a. Bayi 0-1 tahun - Menangis bila ditinggal orangtuanya - Menangis keras bila ditinggal orangtuanya Respon terhadap rasa nyeri: - Ekspresi wajah tidak menyenangkan - Pergerakan tubuh - Menangis keras b. Todler 1-3 tahun Sumber stress : perpisahan 15-30 tahun 1 Tahap protes protesi Menangis keras, menjerit, memanggil ibu, terlalu agresif, menolak perhatian orang lain. 2 Tahap putus asa despair Tenang, menangis, tidak aktif, nafsu makan menurun, kurang bermain, sedih, apatis, menarik diri. 3 Tahap menolak Daniel Derochment Universitas Sumatera Utara Menerima perpisahan samar, hubungan dangkal pada orang lain, menyesuaikan lingkungan. 4 Tahap menerima c. Pra Sekolah 3-6 tahun 1 Reaksi terhadap perpisahan Menolak makan, sering bertanya, menangis pelan, tidak kooperatif. 2 Kehilangan kontrol Pembatasan aktivitas sehari-hari dan penurunan kekuatan diri Rumah Sakit: hukuman Bila dihukum: malu, takut bersalah, malu-takut. 3 Takut pada perlukaan: tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuh. d. Usia Sekolah 6-12 tahun 1 Reaksi perpisahan cemas berpisah dengan kelompok sosial 2 Kehilangan kontrol - Perubahan peran dalam keluarga - Kelemahan fisik - Takut mati - Kehilangan kegiatan dalam kelompok 3 Reaksi terhadap nyeri - Mampu mengkomunikasikan Universitas Sumatera Utara - Mampu mengontrol perilaku menggigit bibir, menggenggam e. Masa Remaja 12-19 tahun 1 Reaksi perpisahan : - Cemas berpisah dengan teman sebaya - Tidak bebas - Tidak kooperatif 2 Kehilangan kontrol : keterbatasan fisik dan ketergantungan menolak, tindak kooperatif, menarik diri. Reaksi Keluarga Terhadap Anak yang Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit Reaksi orang tua a. Cemas meningkat − Kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan dampak pada masa depan − Marah, merasa bersalah − Tidak percaya b. Ketakutan, frustasi : penyakit serius, tipe dan prosedur medis c. Reaksi siblingpersaingan d. Marah, cemburu, benci e. Perhatian, berlebihan, sakit. Universitas Sumatera Utara Peran Perawat dalam Mengurangi Stress Oleh Karena Hospitalisasi a. Mengurangi dampak perpisahan 5 tahun 1 Rooting in : orang tua dapat menjaga anaknya 2 Partisipasi 3 Ruang : rumah 4 Mempertahankan kontak dengan sekolah, kunjungan teman, telepon, surat. b. Mencegah rasa kehilangan kontrol 1 Physical restriction : pembatasan fisik 2 Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari c. Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri d. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi 1 Membantu perkembangan hubungan baik orang tua – anak 2 Memberikan kesempatan untuk pendidikan 3 Meningkatkan self masternya percaya diri 4 Memberi kesempatan untuk sosialisasi e. Memberi suport pada anggota keluarga Memberi infomasi dan melibatkan sibling Bermain Untuk Mengurangi Stress Akibat Hospitalisasi a. Tujuan bermain di RS 1 Melanjutkan tumbuh kembang 2 Mengekspresikan pikiran dan fantasi 3 Mengembangkan kreatifitas Universitas Sumatera Utara 4 Beradaptasi lebih efektif terhadap stress b. Prinsip bermain di RS 1 Tidak banyak energi singkat 2 Memperhatikan keamanan 3 Kelompok umur 4 Tidak bertentangan dengan pengobatan 5 Alat permainan dapat dicuci 6 Melibatkan orang tua 4. Asuhan Keperawatan 4.1 Pengkajian