Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar ibn Khatab, Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib sebagai Khalifah Rasulillah pengganti Rasul untuk memimpin umat Islam dan sistem pemerintahan Islam selama kepemimpin empat sahabat Rasul ini disebut sebagai masa Khalifatur Rasyidin pemimpin yang diberikan petunjuk. c. Ruang lingkup tentang perkembangan Islam periode klasik atau zaman keemasan tahun 650 M-1250 M merupakan masa permulaan Islam yang ditandai dengan lahirnya dinasti bani Umayyah di Damaskus, dinasti bani Abbasiyyah di Baghdad, dinasti bani Umayyah II di Andalusia sampai hancurnya dinasti bani Abbasiyyah IV yang sering disebut sebagai masa disintegrasi. d. Ruang lingkup tentang perkembangan Islam pada abad pertengahan atau kemunduran tahun 1250 M-1800 M dibagi ke dalam dua fase, yaitu: a. fase kemunduran tahun 1250 M-1500 M yang ditandai dengan hancurnya kerajaan Islam oleh serangan bangsa Mongol dan lahirnya dinasti Ilkhan, serangan-serangan Timur Lenk terhadap wilayah kerajaan Islam sampai bertahannya dinasti Mamalik di Mesir dari serangan bangsa Mongol maupun Timur Lenk. b. fase tiga kerajaan besar 1500 M-1800 M yang dimulai dengan zaman kemajuan tahun 1500 M-1700 M kerajaan Utsmani, Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India sampai zaman kemunduran tiga kerajaan ini tahun 1700 M-1800 M. e. Ruang lingkup tentang perkembangan Islam pada abad modern atau zaman kebangkitan tahun 1800 M-sekarang ditandai dengan lahirnya para tokoh pembaharu Islam dengan segala macam bentuk pemikiran dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam. Tokoh-tokoh pembaharu tersebut yakni: a. Muhammad ibn Abdul Wahab, b. Jamaluddin al-Afghani, c. Muhammad Abduh, d. Muhammad Rasyid Ridha, e. Kamal Ataturk, dan f. Muhammad Iqbal. f. Ruang lingkup tentang perkembangan Islam di Indonesia ditandai dengan proses masuknya Islam di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, lahirnya ulama-ulama di Indonesia, peranan walisongo dalam penyebaran Islam dan sejarah berdirinya organisasi keIslaman seperti: a. Muhammadiyah, dan b. Nahdatul Ulama NU. 70

6. Aspek-aspek Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Suatu proses pembelajaran dikatakan dapat mencapai tujuan pendidikan apabila dalam proses tersebut di dukung oleh aspek-aspek penting yang umumnya terdapat dalam lingkup dunia pendidikan. Aspek yang dimaksud itu diantaranya tenaga pendidik guru, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Aspek-aspek ini pula yang terdapat dalam proses pembelajaran 70 Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005, Cet. II, h. 218-219. Sejarah Kebudayaan Islam. Adapun penjelasan dari kesemua aspek ini akan penulis uraikan sebagai berikut. 1. Tenaga pendidik guru Sejarah Kebudayaan Islam Salah satu unsur penting dari proses kependidikan ialah guru atau pendidik. Secara umum, guru adalah ”orang yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik”. 71 Sementara secara khusus, guru dalam perspektif pendidikan Islam yaitu ”orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi siswa, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai- nilai ajaran Islam”. 72 Dalam pendidikan Islam, khususnya di bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam ini seorang guru hendaknya mempunyai kompetensi yang bisa membedakannya dari yang lain. Dengan kompetensinya tersebut menjadi ciri dan sifat yang akan melandasi keberhasilan proses pembelajaran. Umumnya, kompetensi guru ini dibagi dua, yakni: a. kompetensi professional religius, dan b. kompetensi personal religius sikap mengajar. Menurut Al-Ghazali seperti yang dikutip Muhaimin dalam bukunya menjelaskan bahwa Kompetensi professional religius guru ini mencakup bagaimana guru dalam penyampaian materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, penguasaan materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, pendalaman materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, penggunaan serta penguasaan media pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 73 Sedangkan kompetensi personal religius sikap mengajar guru menurut Athiyah al-Abrasyi mencakup ”berlaku adil terhadap siswa, bersikap ramah terhadap siswa, bersikap lemah lembut terhadap siswa, bersikap bijaksana dalam menghadapi siswa, bersikap sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada siswa dan bersikap jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya kepada siswa”. 74 71 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002, Cet. I, h. 41. 72 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam …, h. 43. 73 Muhaimin, dkk., Par adigma Pendidikan Islam…, h. 98. 74 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam…, h. 45.