Aspek-aspek Kompetensi Kognitif Kecerdasan Kognitif

penekannya selalu berbeda. Bidang studi praktek lebih menekankan pada aspek psikomotorik, sedangkan bidang studi pemahaman konsep lebih menekankan pada aspek kognitif. Namun, kedua aspek tersebut mengandung aspek afektif. Terkait dengan hal ini, Bloom menjelaskan bahwa Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Aspek afektif berhubungan dengan watak perilaku individu seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan keterampilan yang melibatkan otot dan kekuatan fisik, misalnya menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya. 25 Nety Hartati dan kawan-kawan mengemukakan bahwa aspek kognitif merupakan “subtaksonomi yang mengungkapkan mengenai kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi yakni evaluasi”. 26 Nety Hartati dan kawan-kawan menambahkan pula bahwa Tujuan aspek kognitif ini berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yakni mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. 27 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan pada dasarnya aspek kognitif ini erat hubungannya dengan kemampuan berpikir termasuk didalamnya aktivitas kemampuan dalam memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Terkait dengan hal tersebut, dalam taksonomi Benjamin S. Bloom dijelaskan bahwa kemampuan kognitif dalam pembelajaran adalah “kemampuan berpikir secara hierarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi”. 28 25 Ahmad Sofa, “Aspek Penilaian Kecerdasan Kognitif”, dalam http:massofa.wordpress.com, 29 September 2010. 26 Nety Hartati, dkk., Islam dan Psikologi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003, Cet. I, h. 65. 27 Nety Hartati, dkk., Islam dan Psikologi …, h. 67. 28 Ahmad Sofa, “Aspek Penilaian Kecerdasan Kognitif”, dalam http:massofa.wordpress.com, 30 September 2010. Berikut ini penulis akan menguraikan keenam aspek kognitif tersebut yang terdapat dalam taksonomi Bloom. 1. Pengetahuan knowledge Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu mengingat recall berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya. Dengan kata lain, pada tingkat pengetahuan ini siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagainya. 2. Pemahaman comprehension Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini juga, siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri. 3. Penerapan application Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 4. Analisis analysis Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini, siswa diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari. 5. Sintesis syntesis Sintesis merupakan kemampuan individu dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. 6. Evaluasi evaluation Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. 29 Terlepas dari hal di atas, salah satu bidang studi yang menuntut siswa memiliki aspek kognitif di atas yakni Sejarah Kebudayaan Islam yang banyak mengandung unsur-unsur pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi. Seorang guru Sejarah Kebudayaan Islam sudah semestinya mampu untuk menerapkan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang sejalan dengan perkembangan aspek kognitif siswa melalui cara-cara yang variatif sehingga pembelajaran tersebut memberikan implikasi yang nyata bagi perkembangan 29 Nety Hartati, dkk., Islam dan Psikologi …, h. 69-71. kognitif siswa. Cara- cara variatif tersebut seperti “guru membuat desain rencana pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam termasuk didalamnya rencana penilaian test diantaranya membuat soal-soal yang berkaitan dengan Sejarah Kebudayaan Islam berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan”. 30 Adapun bentuk soal test yang dapat diterapkan guru guna menumbuh kembangkan kecerdasan kognitif siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yakni menjodohkan, pilihan ganda, test atau pertanyaan lisan di kelas, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat dan lain-lain. Umumnya, taraf perkembangan kognitif pada usia operasional formal atau usia saat individu duduk dibangku sekolah tingkat Madrasah Aliyahsederajat sudah sampai di taraf sintesis syntesis. Meski taraf tertinggi dari keenam aspek kompetensi kognitif ini adalah evaluasi evaluation namun, hanya sebagian siswa saja yang sudah sampai pada taraf ini. Meski begitu, taraf perkembangan kognitif siswa dapat dikatakan sudah mencapai tingkat optimal yang ditandai dengan tercapainya taraf pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis serta sintesis.

7. Macam-macam Gaya Kognitif

Pada hakikatnya dalam proses belajar mengajar kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka kerapkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Cara berbeda tersebut merupakan indikasi dari adanya gaya pembelajaran setiap individu dalam memahami dan menyerap pelajaran atau informasi dari luar dirinya. Dalam hal ini, Dunn menjelaskan bahwa Gaya pembelajaran adalah cara seorang pelajar memproses serta mempertahankan informasi baru. Gaya pembelajaran tergantung ke fitur biologi dan perkembangan kepribadian seseorang dan ia dipengaruhi oleh lingkungan, emosi, pengaruh sosial serta perasaan individu. Akibatnya, sesuatu pengajaran 30 Ahmad Sofa, “Aspek Penilaian Kecerdasan Kognitif”, dalam http:massofa.wordpress.com, 30 September 2010. dapat efektif bagi seorang mahasiswa namun tidak efektif bagi siswa yang lain karena gaya pembelajaran mereka berbeda. 31 Sedangkan Renzulli dan Smith sendiri mendefinisikan gaya pembelajaran sebagai “suatu bidang strategi pengajaran yang mana siswa mencoba menuntut pembelajaran”. 32 Mereka juga bependapat bahwa “siswa dapat belajar dengan lebih efektif jika pengajaran guru sesuai dengan gaya pembelajaran pelajar. Dengan ini, penyesuaian dalam pengajaran perlu dilakukan guna melayani gaya pembelajaran pelajar”. 33 Keefe seperti yang dikutip oleh Hamzah B. Uno dalam bukunya menjelaskan bahwa Gaya pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu gaya kognitif, gaya afektif dan gaya kejiwaan. Gaya kognitif berkaitan erat dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi serta kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar. Gaya afektif berkaitan erat dengan reaksi yang berdasarkan kepada motivasi dalam belajar sedangkan gaya kejiwaan bersifat tabiat yang berhubungan erat dengan unsur-unsur seks, kesehatan dan lingkungan. 34 Terkait dengan penjelasan di atas, dalam hal ini penulis akan mengemukakan tentang gaya kognitif itu sendiri dan macam-macamnya. Pada dasarnya kognitif yaitu “karakteristik individu dalam berpikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah dan membuat keputusan”. 35 Gaya kognitif juga dipahami sebagai “cara setiap individu dalam menerima, mengorganisasikan, merespons, mengolah informasi dan menyusunnya berdasarkan pengalaman- pengalaman yang dialaminya berdasarkan kajian psikologis”. 36 Setiap individu tentunya akan memilih cara yang disukai dalam memproses dan mengorganisasi informasi sebagai respons terhadap stimuli lingkungannya. Dalam proses pembelajaran, macam-macam gaya kognitif tersebut diantaranya, yaitu: a. Field Dependence FD 31 Tohirin, Psikologi Pembelajaran …, h. 152-153. 32 Muhammad A rniko, “Gaya Kognitif dalam Pembelajaran”, dalam http:www.jejakguru.co.cc, 30 Juli 2010. 33 Muhammad Arniko, “Gaya Kognitif dalam Pembelajaran”, dalam http:www.jejakguru.co.cc, 01 Agustus 2010. 34 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru …, h. 186. 35 Munandir, Rancangan Sistem Kognitif dalam Pembelajaran, Yogyakarta: Kanisius, 1992, h. 88. 36 Munandir, Rancangan Sistem…, h. 90.