1. Sensory motor
0-2 tahun 2.
Pra operasional 2-7 tahun
3. Operasional konkret
7-11 tahun 4.
Operasional formal 11-16 tahun
Berdasarkan pembahasan dalam judul skripsi ini yang membahas kecerdasan kognitif pada siswa tingkat Madrasah Aliyahsederajat maka, penulis
hanya akan menguraikan tahapan perkembangan kecerdasan kognitif pada periode operasional formal saja karena pada taraf usia operasional formal inilah siswa
duduk di bangku sekolah tingkat Madrasah Aliyahsederajat. Periode operasional formal usia 11-16 tahun merupakan tahap tertinggi dari perkembangan kognitif.
Margaret E. Bell menjelaskan Dalam periode operasional formal, anak mampu melakukan operasi
terhadap objek dan kejadian yang tidak hadir secara konkret atau dengan kata lain anak sudah berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini juga anak sudah berpikir
rasional dan sistematis serta dapat memikirkan tentang proses pikiran mereka sendiri metakognitif. Karena periode ini merupakan periode terakhir dalam
perkembangan kognitif maka, setelah ini perubahan yang akan terjadi yakni pada aspek kedalaman dan keluasaan pengetahuan.
24
Dari penjelasan terdahulu, dapat disimpulkan bahwa tahap operasional formal yakni periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap
ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun saat pubertas dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini yakni diperolehnya kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
6. Aspek-aspek Kompetensi Kognitif
Pada umumnya dalam proses pembelajaran terdapat tiga aspek yang mesti dapat dikuasai oleh siswa. Ketiga aspek tersebut yakni kognitif, afektif dan
psikomotorik. Setiap bidang studi selalu mengandung ketiga aspek tersebut, tetapi
24
Margaret E. Bell, Belajar dan Membelajarkan …, h. 333.
penekannya selalu berbeda. Bidang studi praktek lebih menekankan pada aspek psikomotorik, sedangkan bidang studi pemahaman konsep lebih menekankan
pada aspek kognitif. Namun, kedua aspek tersebut mengandung aspek afektif. Terkait dengan hal ini, Bloom menjelaskan bahwa
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Aspek afektif berhubungan dengan watak perilaku individu seperti sikap, minat, konsep diri,
nilai dan moral. Sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan keterampilan yang melibatkan otot dan kekuatan fisik, misalnya menulis,
memukul, melompat dan lain sebagainya.
25
Nety Hartati dan kawan-kawan mengemukakan bahwa aspek kognitif merupakan “subtaksonomi yang mengungkapkan mengenai kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat pengetahuan rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi yakni evaluasi”.
26
Nety Hartati dan kawan-kawan menambahkan pula bahwa
Tujuan aspek kognitif ini berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yakni mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
27
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan pada dasarnya aspek kognitif ini erat hubungannya dengan kemampuan berpikir
termasuk didalamnya aktivitas kemampuan dalam memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Terkait dengan hal
tersebut, dalam taksonomi Benjamin S. Bloom dijelaskan bahwa kemampuan kognitif dalam pembelajaran adalah “kemampuan berpikir secara hierarkis yang
terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi”.
28
25
Ahmad Sofa,
“Aspek Penilaian
Kecerdasan Kognitif”,
dalam http:massofa.wordpress.com, 29 September 2010.
26
Nety Hartati, dkk., Islam dan Psikologi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003, Cet. I, h. 65.
27
Nety Hartati, dkk., Islam dan Psikologi …, h. 67.
28
Ahmad Sofa,
“Aspek Penilaian
Kecerdasan Kognitif”,
dalam http:massofa.wordpress.com, 30 September 2010.