Refleksi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil observasi, jurnal guru, dan dokumentasi foto menunjukkan bahwa keaktifan siswa selama proses pembelajaran menyimak cerpen pada siklus II lebih baik daripada pemelajaran menyimak cerpen siklus I.

4.1.2.4 Refleksi Hasil Siklus II

Pembelajaran menyimak cerpen menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan media audiovisual yang dilakukan pada siklus II sudah dapat diikuti siswa dengan baik. Siswa dengan sungguh-sungguh dan serius memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru serta melaksanakan perintah guru denganbaik. Siswa sudah lebih aktif selama pembelajaran khususnya ketika siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. Siswa lebih aktif dalam bertanya dan menanggapi hasil diskusi yang dipresentasikan. Selain itu, siswa sudah percaya diri dalam mengungkapkan kesulitan dan tidak malu untuk bertanya jika terdapat sesuatu yang kurang dipahami. Berdasarkan hasil data proses pembelajaran yang diperoleh dari siklus II, data yang diperoleh yaitu siswa berminat untuk memperhatikan penjelasan guru dan menyimak cerpen sebanyak 36 siswa atau 90 dalam kategori baik. Sedangkan siswa yang dapat menentukan unsur intrinsik cerpen secara individu secara intensif terdapat 34 siswa atau 85 dalam kategori baik. Kemudian siswa yang berdiskusi dalam menentukan unsur intrinsik cerpen secara kondusif terdapat 32 siswa atau 80 dalam kategori baik. Siswa mengikuti kegiatan presentasi hasil diskusi secara kondusif terdapat 33 siswa atau 82,5 termasuk kategori baik. Siswa yang mengikuti kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran secara kondusif terdapat 36 siswa atau 90 termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan hasil data tersebut proses pembelajaran menyimak cerpen pada siklus II meningkat dibandingkan dengan pembelajaran menyimak cerpen siklus I. Kelemahan yang ditemukan pada pembelajaran menyimak cerpen siklus I dapat diatasi dengan baik walaupun tidak 100 berubah ke arah positif. Pada pembelajaran menyimak cerpen siklus II siswa sudah bisa menyesuaikan dan bisa melaksanakan tugas dari guru dengan baik sehingga tidak membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melaksanakan pembelajaran menyimak cerpen siklus II. Dengan disiplin dalam melaksanakan langkah pembelajaran menyimak cerpen, siswa dapat memperoleh nilai yang lebih baik daripada nilai pada siklus I. Berdasarkan data tes yang diperoleh pada siklus II, skor rata-rata siswa secara klasikal adalah 79,2 dalam kategori baik. Dari 40 siswa yang hadir, tidak ada siswa yang memperoleh nilai kurang dan nilai cukup. Kategori baik dengan rentang skor 75 – 84 sebanyak 32 siswa atau 90 . Kategori sangat baik dengan rentang skor 85 – 100 sebanyak 4 siswa atau 10.. Jumlah nilai mencapai 3168 dengan nilai rata-rata kelas mencapai 79,2 dengan kategori baik. KKM yang digunakan adalah 75 pada masing-masing siswa. Jadi terdapat 40 siswa yang dikatakan tuntas. Analisis nilai tiap aspek penilaian pembelajaran menyimak cerpen adalah sebagai berikut: 1 aspek jenis alur dan alasan yang mendukung mencapai nilai rata-rata 84,3 atau kategori baik; 2 aspek konflik cerpen dan alasan yang mendukung mencapai nilai rata-rata 71,25 atau kategori cukup; 3 aspek klimaks cerpen dan alasan yang mendukung mencapai nilai rata-rata 70,6 atau kategori cukup; 4 aspek tokoh utama dan alasan yang mendukung mencapai nilai rata- rata 82,5 atau kategori baik; 5 aspek watak tokoh dan alasan yang mendukung mencapai nilai rata-rata 87,5 atau kategori sangat baik; 6 aspek metode penokohan mencapai nilai rata-rata 73,2 atau kategori cukup; 7 aspek latar cerpen mencapai nilai rata-rata 87,5 atau kategori sangat baik. Hasil tes pada pembelajaran siklus II lebih baik daripada hasil tes pada pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran siklus I masih banyak siswa yang belum tuntas yaitu memperoleh nilai dibawah 75 atau belum mencapai KKM dan semua siswa tuntas pada pembelajaran menyimak cerpen siklus II. Hal tersebut disebabkan siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerpen siklus II sehingga siswa mendapatkan hasil yang lebih baik. Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Beberapa kesulitan atau kelemahan yang ditemui pada pembelajaran menyimak cerpen siklus I antara lain siswa kesulitan dalam menjawab soal-soal pada lembar kegiatan dari guru disebabkan siswa tidak memperhatikan penjelasana dari guru tentang unsur intrinsik cerpen serta tidak menyimak cerpen dengan serius. Hal tersebut teratasi pada siklus II dengan bimbingan yang lebih intensif yang diberikan oleh guru dan pengkondisian kelas agar kondusif serta membuat siswa fokus pada pekerjaannya. Pada siklus II guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Pendekatan komunikatif yang digunakan guru menjadikan pembelajaran tidak menegangkan dan lebih menyenangkan. Berdasarkan hasil data perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran menyimak cerpen siklus II siswa berminat untuk memperhatikan penjelasan guru dan menyimak cerpen sebanyak 36 siswa atau 90 dalam kategori baik. Sedangkan siswa yang dapat menentukan unsur intrinsik cerpen secara individu secara intensif terdapat 34 siswa atau 85 dalam kategori baik. Kemudian siswa yang berdiskusi dalam menentukan unsur intrinsik cerpen secara kondusif terdapat 32 siswa atau 80 dalam kategori baik. Siswa mengikuti kegiatan presentasi hasil diskusi secara kondusif terdapat 33 siswa atau 82,5 termasuk kategori baik. Siswa yang mengikuti kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran secara kondusif terdapat 36 siswa atau 90 termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan hasil data perubahan perilaku siswa pada pembelajaran menyimak cerpen siklus II sebagian besar siswa sudah menunjukkan perilaku positif yang mendukung pembelajaran. Kelemahan pada pembelajaran menyimak cerpen siklus I antara lain siswa belum siap sebelum mengikuti pembelajaran. Namun pada pembelajaran menyimak cerpen siklus II sudah bisa teratasi walaupun masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan kesiapannya untuk mengikuti pembelajaran menyimak cerpen. Siswa yang semula kurang berminat menjadi berminat dan lebih serius serta aktif mengikuti pembelajaran menyimak cerpen. Mereka lebih termotivasi mengikuti pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil tes menyimak cerpen menjadi lebih baik. Hasil tes dan nontes siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan media audiovisual pada siklus II sudah menunjukkan siswa tertarik dengan pembelajaran menyimak cerpen. Model dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menyimak cerpen memudahkan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan cerpen yang disimak. Siswa tertarik dengan media audiovisual yang membuat siswa lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menyimak serta memahami isi cerpen. Pembelajaran yang menyenangkan dan tidak menegangkan membuat siswa lebih mudah menerima pembelajaran karena siswa tidak merasa tertekan dengan pelajaran. Dari hasil tes dan nontes yang telah dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran menyimak cerpen pada siklus II tersebut telah berhasil sehingga tidak perlu lagi dilakukan siklus berikutnya.

4.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian menyimak cerpen menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan media audiovisual ini didasarkan pada hasil siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian meliputi proses pembelajaran menyimak cerpen, peningkatan keterampilan menyimak cerpen dan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen. Proses pembelajaran menyimak cerpen dapat dilihat dari hasil nontes siklus I dan siklus II, peningkatan keterampilan menyimak cerpen dapat dilihat dari hasil tes siklus I dan siklus II, sedangkan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen dapat dilihat dari hasil nontes siklus I dan siklus II. Berikut pembahasan berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II.

4.2.1 Proses Pembelajaran Menyimak Cerpen Menggunakan Model

Pembelajaran Think-Pair-Share dengan Media Audiovisual Proses pembelajaran menyimak cerpen menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan media audiovisual dilakukan dua siklus yaitu siklus I

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG

0 3 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 4 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS I SDN KEMBANGARUM 01

1 6 196

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN DENGAN METODE THINK PAIR AND SHARE MELALUI PEMANFAATAN MEDIA MASSA CETAK PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 1 BODEH KABUPATEN PEMALANG

0 6 314

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI AUDIOVISUAL MELALUI METODE THINK PAIRS SHARE PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 02 BATANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI AUDIOVISUAL MELALUI METODE THINK PAIRS SHARE PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 02 BATANG.

0 13 182

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA WAYANG KARDUS PADA SISWA KELAS V SD 7 CENDONO

1 1 24