2.2.1.2.1. Tema
Istilah tema berasal dari kata “theme” Inggris yaitu ide yang menjadi pokok suatu pembicaraan atau ide pokok suatu tulisan.tema merupakan hal yang
sangat penting dari suatu cerita karena dengan dasar itu pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya bagaimana cerita akan dibangun dan berakhir.
Dengan adanya tema pengarang mempunyai pedoman dalam ceritanya pada sasaran. Dalam karangan fiksi tema seringkali diwujudkan secara implisit atau
eksplisit Zulfahnur 1997 :25 Aminuddin 2009 : 91 berpendapat bahwa tema adalah ide yang
mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Oleh sebab itu, penyikapan
terhadap tema umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan,
sementara pembaca baru dapat memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra. Adanya tema membuat karya lebih penting daripada hanya sekadar bacaan
hiburan. Tema kadang didukung oleh pelukisan latar atau di dalam penokohan. Tema bahkan dapat menjadi faktor yang mengikat peristiwa-peristiwa di dalam
suatu alur Sudjiman 1991 : 50-51. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tema
adalah gagasan pokok cerita yang mendasari sebuah cerita berfungsi sebagai pedoman bagi pengarang.
2.2.1.2.2. Alur Plot
Pengertian alur dalam cerpen atau dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin
suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Istilah alur dalam hal ini sama dengan istilah plot maupun struktur cerita Aminudin 2009 :
83. Istilah lain dari alur adalah plot, yakni cara pengarang menjalin kejadian-
kejadian secara berurutan sehingga merupakan suatu yang padu, bulat, dan utuh. Alur diibaratkan suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam
mengembangkan keseluruhan isi ceritanya Suharianto 2005 : 18. Menurut Zulfahnur 1997 : 27 alur atau plot adalah rangkaian peristiwa
yang disusun secara logis dan kausalitas. Dilihat dari aspek tokohnya alur dibagi atas dua bagian 1 alur erat, dijumpai pada cerita yang memiliki pelaku yang
lebih sedikit sehingga hubungan antarpelaku erat; 2 alur longgar, hubungan antartokoh longgar karena banyak pelaku. Selain itu, hubungan peristwa longgar
seolah-olah itu berdiri sendiri. Sudjiman 2009 : 38 membagi alur atas alur utama dan alur bawahan.
Alur utama merupakan rangkaian peristiwa utama yang menggerakkan jalan cerita. Alur bawahan adalah alur kedua atau tambahan yang disusupkan di sela-
sela bagian alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya dengan alur utama. Selain itu, alur juga dibagi
menjadi alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat
padu di dalam suatu karya sastra, sedangkan alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam suatu karya sastra.
Sementara Nurgiyantoro 1998 : 153-163 membedakan alur berdasarkan urutan waktu, jumlah, kepadatan, dan kriteria isi sebagai berikut.
a. Alur Berdasarkan Urutan Waktu