Pembelajaran Sejarah Belajar dan Pembelajaran Sejarah

pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan Sanjaya, 2011: 123. Teori belajar Konstruktivistik ini efektif untuk dikembangkan dalam proses belajar sejarah, karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga terjadilah interaksi dalam proses belajar tersebut. Selain itu menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru hanya sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan untuk proses ini. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, serta mengajak siswa menjadi sadar, maka secara tidak sadar mereka akan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar Trianto, 2011: 13.

1.2 Pembelajaran Sejarah

Secara umum pembelajaran sebagai suatu proses merupakan rangkaian kegiatan yang dirancang guru dalam rangka membuat peserta didik belajar. Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu dapat membuat tingkah laku peserta didik bertambah baik kualitas maupun kuantitasnya Suryadi, 2012:75. Wasino 2007:4 mengatakan sejarah adalah hasil dari rekonstruksi ataupun sebuah proses pembangunan kembali tentang apa yang pernah terjadi di masa lampau. Sedangkan Johnson Kochhar, 2008: 2 berpendapat bahwa sejarah dalam pengertian yang paling luas adalah segala sesuatu yang pernah terjadi. Materi yang dipelajari adalah jejak- jejak yang ditinggalkan oleh keberadaan manusia di dunia, gagasan, tradisi dan lembaga sosial, bahasa, kitab-kitab, barang produksi manusia, fisik manusia itu sendiri, sisa-sisa fisik manusia, pemikirannya, perasaannya, dan tindakannya. Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah berkaitan dengan manusia dalam ruang dan waktu. Sejarah menjelaskan masa kini. Kontinuitas dan koherensi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sejarah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah merupakan proses membantu peserta didik agar memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman akan peristiwa masa lalu dan karenanya siswa dapat memahami, mengambil nilai-nilai serta mengaitkan hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Kurnia 2012 mengungkapkan Pembelajaran sejarah pada masa praaksara dilakukan oleh masyarakat melalui dua cara, yaitu melalui keluarga dan melalui masyarakat yang umumnya disampaikan melalui tutur lisan. Namun, seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan kegiatan pembelajaran sejarah juga dilakukan di instansi-instansi pendidikan seperti sekolah. Melalui pembelajaran sejarah di sekolah peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dapat mengetahui tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau dan mengetahui perjuangan yang telah dilaksanakan pemimpin terdahulu sehingga peserta didik dapat menghargai perjuangan pahlawan dengan ikut berperan aktif, salah satunya yaitu bersungguh-sungguh dalam belajar. Tujuan pembelajaran sejarah di sekolah terdiri dari 1 pengetahuan; siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah, konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, kronologi, generalisasi, dan lain-lain 2 pemahaman; siswa harus mengembangkan pemahaman tentang istilah, fakta, peristiwa yang penting yang berkaitan dengan sejarah 3 pemikiran kritis; pelajaran sejarah harus membuat para siswa mampu mengembangkan pemikiran yang kritis 4 keterampilan praktis; pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan keterampilan praktis dalam memahami fakta-fakta sejarah 5 minat; pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan minatnya dalam studi tentang sejarah 6 perilaku; pelajaran sejarah harus membuat siswa mengembangkan perilaku sosial yang sehat Kochar, 2008:51-53 Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan peserta didik akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu. Selain itu, pembelajaran sejarah juga berfungsi untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia. Mengingat pentingnya pembelajaran sejarah bagi siswa, maka materi sejarah telah diajarkan di semua jenjang pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP dalam kemasan mata pelajaran IPS sampai Sekolah Menengah Atas SMA sebagai mata pelajaran tersendiri. Tujuan kurikuler pelajaran sejarah untuk sekolah menengah dijabarkan sebagai berikut: 1 mengajarkan kepada siswa berpikir sejarah, memahami konsep-konsep sejarah dan mampu menggunakan masa lampau untuk mempelajari masa sekarang dan masa yang akan datang; 2 mengajarkan kepada siswa berpikir secara kreatif; 3 mengajarkan menggunakan pengetahuan masa lampau untuk memahami masa sekarang agar dapat memecahkan masalah- masalah masa sekarang; 4 memahami perkembangan sejarah manusia;dan 5 menimbulkan sikap senang pada pelajaran sejarah. Melalui belajar sejarah, siswa dapat menanamkan semangat berbangsa dan bertanah air serta dapat memunculkan kesadaran sejarah dalam diri siswa, sehingga siswa dapat menemukan makna pentingnya sejarah bangsanya bagi pengembangan kehidupan dimasa yang akan datang Aman, 2011:2.

2. Minat Belajar Sejarah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

0 7 77

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 89

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

2 6 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 3 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 SIBORONGBORONG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNTING TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANAH JAWA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 26

PENGARUH MODEL PROJECT - BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KUALA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

3 35 24

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TERMOKIMIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 8