Mengingat  pentingnya  pembelajaran  sejarah  bagi  siswa,  maka materi  sejarah  telah  diajarkan  di  semua  jenjang  pendidikan.  Mulai  dari
Sekolah  Dasar  SD  dan  Sekolah  Menengah  Pertama  SMP  dalam kemasan  mata  pelajaran  IPS  sampai  Sekolah  Menengah  Atas  SMA
sebagai  mata  pelajaran  tersendiri.  Tujuan  kurikuler  pelajaran  sejarah untuk  sekolah  menengah  dijabarkan  sebagai  berikut:  1  mengajarkan
kepada  siswa  berpikir  sejarah,  memahami  konsep-konsep  sejarah  dan mampu  menggunakan  masa  lampau  untuk  mempelajari  masa  sekarang
dan  masa  yang  akan  datang;  2  mengajarkan  kepada  siswa  berpikir secara kreatif; 3 mengajarkan menggunakan pengetahuan masa lampau
untuk  memahami  masa  sekarang  agar  dapat  memecahkan  masalah- masalah  masa  sekarang;  4  memahami  perkembangan  sejarah
manusia;dan 5 menimbulkan sikap senang pada pelajaran sejarah. Melalui  belajar  sejarah,  siswa  dapat  menanamkan  semangat
berbangsa  dan  bertanah  air  serta  dapat  memunculkan  kesadaran  sejarah dalam  diri  siswa,  sehingga  siswa  dapat  menemukan  makna  pentingnya
sejarah  bangsanya  bagi  pengembangan  kehidupan  dimasa  yang  akan datang Aman, 2011:2.
2. Minat Belajar Sejarah
2.1 Pengertian Minat Belajar
Menurut  Winkel  Priharini,  2014:6.  Minat  adalah  kecenderungan yang  menetap  dalam  subjek  untuk  merasa  tertarik  pada  bidang  atau  hal
tertentu  dan  merasa  senang  berkecimpung  dalam  bidang  itu.  Adanya
suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam diri subjek atau seseorang yang  sedang  mengalaminya  atas  suatu  bidang  atau  hal  tertentu  dan
adanya  rasa  senang  terhadap  bidang  atau  hal  tersebut,  sehingga seseorang mendalaminya.
Begitu  pun  dengan  Slameto  2010:180  mengatakan  bahwa  Minat adalah  suatu  rasa  lebih  suka  dan  rasa  ketertarikan  pada  suatu  hal  atau
aktivitas,  tanpa  ada  yang  menyuruh.  Renninger  Pintrich  dan  Schunk, 1996: 303 memberi rumusan tentang minat sebagai berikut
“interest not just in  terms of  a personal  preference or liking  for an activity or topic,
but  as  occurring  only  when  the  individuals  has  both  high  value  for  an activity  choosing  to  do  it,  thinking  it  is  important  and  high  stored
knowledge  about  the  activity  or  topic”,  artinya  minat  tidak  hanya kecenderungan  seseorang  untuk  menyukai  sebuah  aktivitas  atau  topik,
tetapi  perasaan  ketika  seseorang  memiliki  nilai  lebih  pada  sebuah aktivitas  pilihan  untuk  melakukan  sesuatu  yang  penting  dan
pengetahuan yang lebih tentang aktivitas atau topik. Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa minat
adalah kecenderungan
dan ketertarikan
untuk memperhatikan  dan  melakukan  sesuatu  hal  karena  hal  tersebut  penting
dan  memiliki  nilai  lebih.  Dengan  demikian  minat  belajar  dapat  kita definisikan
sebagai kecenderungan
dan ketertarikan
untuk memperhatikan  dan  melakukan  sesuatu  hal  dalam  aktivitas  belajar
karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih.
2.2 Jenis-jenis Minat Belajar
Secara  garis  besar  beberapa  ahli  mengelompokkan  minat  menjadi beberapa  jenis  berdasarkan  kriteria  tertentu.  Super    Krites  Suhartini,
2001:25  mengelompokkan  minat  menjadi  empat  jenis  berdasarkan bentuk  pengekspresian  dari  minat.  a  Expressed  interest,  minat  yang
diekspresikan  melalui  verbal  yang  menunjukkan  apakah  seseorang  itu menyukai  atau  tidak  menyukai  suatu  objek  atau  aktivitas.  b  Manifest
interest, minat  yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan  tertentu.  c  Tested  interest,  minat  yang  disimpulkan  dari  tes
pengetahuan  atau  keterampilan  dalam  suatu  kegiatan.  d  Inventoried interest,  minat  yang  diungkapkan  melalui  inventori  minat  atau  daftar
aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan. Surya  Priharini,  2014:15  menggolongkan  minat  menjadi  tiga
jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat. 1 Minat volunter  adalah  minat  yang  timbul  dari  dalam  diri  siswa  tanpa  adanya
pengaruh  dari  luar.  2  Minat  involunter  adalah  minat  yang  timbul  dari dalam  diri  siswa  dengan  adanya  pengaruh  situasi  yang  diciptakan  oleh
guru.  3  Minat  nonvolunter  adalah  minat  yang  timbul  dari  dalam  diri siswa secara paksa atau dihapuskan.
Sedangkan  Krapp  Suhartini,  2001:23  menggolongkan  minat menjadi  tiga  jenis  berdasarkan  sifatnya,  yaitu:  a  minat  personal,
merupakan  minat  yang  bersifat  permanen  dan  relatif  stabil  yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu, minat ini biasanya
tumbuh  dengan  sendirinya  tanpa  pengaruh  rangsangan  eksternal;  b
minat  situasional,  merupakan  minat  yang  bersifat  tidak  permanen  dan relatif  berganti-ganti,  tergantung  rangsangan  eksternal;  c  minat
psikologikal,  merupakan  minat  yang  erat  kaitannya  dengan  adanya interaksi  antara  minat  personal  dengan  minat  situasional  yang  terus-
menerus dan berkesinambungan.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat