22
b. Pengertian Peserta Didik
Pengertian Peserta didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
“anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga bisa disebut sebagai siswa atau murid
”. Oemar Hamalik Tim Dosen AP UPI, 2013: 205 mendefinisikan peserta didik sebagai
“suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional ”.
Menurut Suharsimi Arikunto Tim Dosen AP UNY, 2011: 50, peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan.
Sedangkan, Dadang Suhardan, dkk 2010: 205 menjelaskan bahwa “peserta didik
adalah orangindividu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta
mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.
” Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa, peserta didik adalah
anggota masyarakat yang mendapat pelayanan pendidikan di lembaga pendidikan untuk mengembangkan kemampuannya menjadi manusia yang berkualitas.
Peserta didik bisa mengembangkan diri sesuai dengan bakat yang dimiliki. Supaya bakat calon peserta didik bisa berkembang dengan baik, dibutuhkan
pendidik yang akan membimbingnya. Kalau ada peserta didik, maka akan ada pendidiknya.
23
c. Manajemen Peserta Didik
Menurut Knezevich Badrudin, 2014: 23, Manajemen Peserta Didik pupil personnel administration adalah
Layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang disekolah. Manajemen Peserta Didik juga
dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Senada dengan pendapat E. Mulyasa 2007: 45, manajemen kesiswaan peserta didik adalah
“penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. ”
Menurut A.L. Hartani 2011: 35, “manajemen peserta didik dapat diartikan
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengarahan, dan pengendalian peserta didik mulai dari admisi, registrasi dan ketatausahaannya
sampai peserta didik menyelesaikan pendidikannya dalam arti lulus, tamat belajar, atau karena sebab lain
”. Sedangkan Mulyono 2008: 178 mengatakan bahwa, “manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan agar dapat
mengikuti proses PMB dengan efektif dan efisien”.
24 Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen peserta
didik adalah kegiatan melayani peserta didik melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengarahan, dan pengendalian peserta didik mulai
dari pengenalan, pendaftaran, pengembangan kemampuan, dan minat agar proses pendidikan berjalan efektif dan efisien. Pengelolaan peserta didik harus dilakukan
dengan baik dan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, agar memberikan pelayanan yang maksimal. Sehingga akan memudahkan peserta didik
dalam mengembangkan kemampuannya.
3. Penerimaan Peserta Didik Baru
Menurut Suryosubroto 2010: 74 penerimaan murid peserta didik baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya dengan
mengadakan seleksi calon murid. Program penerimaan peserta didik baru merupakan bagian yang penting dalam manajemen peserta didik. Berjalannya
sistem lembaga pendidikan memerlukan peserta didik sebagai masukan input kemudian akan diproses dalam sebuah proses pembelajaran hingga siap untuk
dikeluarkan output dalam sebuah kelulusan belajar. Agar sekolah tetap bisa menjalankan sistem pendidikannya, maka sekolah harus mengadakan penerimaan
peserta didik baru. Dalam penerimaan peserta didik baru harus menggunakan ketentuan-ketentuan. Prosedur penerimaan peserta didik baru antara lain sebagai
berikut:
a. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru
Kebijakan dalam hal ini merupakan sebuah peraturan-peraturan dalam penerimaan peserta didik baru. Kebijakan dapat menjadi pedoman dalam
25 pelaksanaan penerimaan peserta didik baru, sehingga bisa mendapatkan calon
peserta didik yang diharapkan. Menurut Ali Imron 2011: 42, kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru meliputi: 1 jumlah peserta didik yang
dapat diterima; 2 sistem pendaftaran; 3 sistem seleksi; 4 waktu pendaftaran; dan 5 personalia yang terlibat dalam penerimaan peserta didik baru. Menentukan
jumlah peserta didik yang diterima, biasanya disesuaikan dengan daya tampung sekolah.
Sehubungan dengan kebijakan, penerimaan peserta didik baru bisa menggunakan sistem rayonisasi. Pemakaian sistem rayon berarti membagi
sekolah-sekolah dalam beberapa wilayah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dendy Sugono dkk, 2018: 1149, Rayon adalah bagian daerah atau
wilayah yang dibentuk berdasarkan perjanjian, sedangkan rayonisasi adalah pembagian wilayah atas beberapa rayon. Dalam pelaksanaan PPDB, sekolah akan
di kelompokan dalam beberapa rayon.
b. Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru
Pembentukan panitia sebagai langkah awal proses penerimaan peserta didik baru. Sesuai dengan pendapat Ali Imron 2011: 49 bahwa, kegiatan yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah dalam penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia. Panitia yang bertugas mengatur semua kegiatan dalam
proses penerimaan peserta didik baru. Menurut Tim Dosen AP UPI 2013: 208, pembentukan panitia ini disusun secara mesyawarah dan terdiri dari semua unsur
guru, tenaga tata usaha dan dewan sekolahkomite sekolah. Dengan dibentuk panitia, proses penerimaan peserta didik akan berjalan dengan baik, bisa berjalan
26 lancar dan lebih terorganisir. Panitia yang sudah terbentuk akan disahkan
menggunakan Surat Keputusan SK Kepala Sekolah. Susunan kepanitiaan penerimaan peserta didik baru dapat mengambil alternatif sebagai berikut Ali
Imron, 2011: 208: 1
Ketua Umum : Kepala Sekolah
2 Ketua Pelaksana : Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
3 Sekretaris
: Kepala tata usaha atau Guru 4
Bendahara : Bendaharawan Sekolah
5 Seksi-seksi
a Seksi Kesekretariatan
: Pegawai Tata Usaha b
Seksi PengumumanPublikasi : Guru c
Seksi Pendaftaran : Guru
d Seksi Seleksi
: Guru e
Seksi Pengawasan : Guru
Menurut Suryosubroto 2010: 74 panitia bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, antara lain yaitu:
1 Syarat-syarat pendaftaran murid peserta didik baru
Syarat pendaftaran harus dipenuhi oleh calon peserta didik untuk bisa melakukan pendaftaran. Persyaratan pendaftaran peserta didik baru minimal
meliputi TIM Dosen AP UPI, 2014: 208: a surat sehat dari dokter, b ada batasan usia yang ditujukkan dengan akte
kelahiran TK maksimal 6 tahun, SD maksimal 12 tahun, SMP maksimal 15 tahun, SMA maksimal 18 tahun, c surat keterangan berkelakuan baik,
d salinan nilai raportSTTBnilai UAN dari sekolah sebelumnya, e melampirkan pas foto 3 x 4 atau 4 x 6.