Kebijakan PPDB Sistem RTO Implementasi PPDB sistem RTO

256 OP : itu sudah menjadi kewenagan Telkom bagaimana membuatnya, kemudian dari telkom di demontrasikan di dinas. Nanti dari dinas memberikan masukan jika dinilai ada yang kurang. Nanti Telkom menampung masukan dari dinas, untuk diperbaiki lagi. Telkom membuat website juga dengan rekanan, jadi tidak Telkom sendiri yang membuat. Jadi rekanan tadi memberi masukan. Rekanan bukan dari dinas. PPDB Online muncul dari kebijakan pemerintahan daerah. 33. DS : Bagaimana kualitas peralatan dan perlengkapan yang digunakan ? OP : Peralatan dan perlengkapan sudah sesuai standar. 34. DS : Bagaimanakah kesiapan peralatan dan perlengkapan yang digunakan? OP : Peralatan siap jika akan digunakan. Sejauh pelaksanaan kemaren tidak ada troube. Cuma koneksi yang bermasalah. 35. DS : Bagaimana hambatan yang terjadi dalam menyediakan perlengkapan dan peralatan? OP : Tidak ada hambatan untuk menyediakan peralatan. 36. DS : Bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan dalam menyediakan perlengkapan dan peralatan? OP : Tidak ada. cuma koneksi tadi, dengan menyewa spidi untuk memperlancar jaringan internet.

E. Faktor pendukung dan faktor penghambat PPDB sistem RTO

37. DS : Bagaimana faktor pendukung program penerimaan peserta didik baru sistem RTO SMA di Kabupaten Bantul? OP : faktor pendukungnya yaitu sarana sudah ada, internet sudah ada, dan SDM nya sudah ada. 38. DS : Bagaimana faktor penghambat program penerimaan peserta didik baru sistem RTO SMA di Kabupaten Bantul? OP : tidak ada, kemaren lancar. 257 TRANSKRIP WAWANCARA IMPLEMENTASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SISTEM PPDB SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA SISTEM REAL TIME ONLINE RTO DI KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 20152016 Identitas Diri Nama Responden : Muh. Ghozali, S.Pd., M.A Nama Lembaga : Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Kab. Bantul NIP : 19670430 200501 1 002 PekerjaanJabatan : Kepala Seksi Kurikulum dan Tenaga Pendidikan Jabatan Panitia : Adminoperator PPDB sistem RTO Tempat wawancara : Ruang Kepala Seksi kurikulum dan tenaga pendidikan Tanggal wawancara : 14 April 2016 Waktu Wawancara : 15. 00 WIB DS : Peneliti Dedi Setiawan AP : Informan

A. Kebijakan PPDB Sistem RTO

1. DS : Bagimana latar belakang terciptanya program PPDB sistem RTO? AP : jadi kita ingin menggunakan sistem RTO karena sistem reguler manual banyak sekali yang istilahnya kalau orang jawa itu titip-titip, sehingga biarkan semua yang mengatur sistem, dengan sistem itulah kemudian masyarakat bisa melihat keterbukaan di dalam penerimaan peserta didik. memang dari dinas ada ide begitu, kemudian bupati mendukung sistem RTO, kemudian kita melaksanakan. Memang yang mengusulkan dari dinas, kemudian bupati men-support, otomatis keluar surat peraturan Bupati yang didukung dengan surat peraturan kepala dinas. kita mempogramkan itu sudah satu tahun sebelumnya, melalui rapat. Untuk 2016 ini, sudah diprogramkan bulan maret 2016. Pembuatan peraturan dilakukan melalui rapat. 2. DS : Bagaimana kewenangan pihak dinas dalam pelaksanaan PPDB sistem RTO? AP : PPDB sistem RTO kewenangan sebetulnya sekolah, Cuma dinas sebagai server-nya sehingga bisa memantau langsung keadaan PPDB di masing-masing sekolah. semua peraturan dari dinas, kalau sistem reguler manual dinas tidak tau apa yang terjadi di sekolah-sekolah. kebijakan dari dinas, sekolah mengikuti dan menyiapkan peralatan. Di sisi lain memang dalam rangka pemerataan, karena kalau sistem reguler itu sekolah pinggiran sekolah kecil banyak mengalami kekurangan siswa. Tapi kalau dengan sistem RTO, calon itu mendaftar satu kemudian kalau tidak diterima, geser ke geser Pegawai Dinas Panitia PPDB 258 otomatis, sekolah yang pinggiran akan kena dampak terpenuhi. Dampak positifnya terpenuhi, dampak negatifnya swasta menjadi kekurangan. 3. DS : Bagaimana visi, dan misi program penerimaan peserta didik baru sistem RTO SMA di Kabupaten Bantul? AP : visinya ingin menjaring siswa di Bantul sesuai dengan porsinya, sesuai dengan keinginan siswa, sehingga mereka tidak perlu susah-susah cukup mendaftar di satu tempat dengan milih tiga tempat sekolah yang akan tersalurkan. Dengan harapan semua siswa usia sekolah bisa mendapatkan. Sedangkan misi program dalam rangka mewujudkan pendidikan lebih maju karena menggunakan sistem RTO. Kedua, mewujudkan adanya keterbukaan dalam sistem pendidikan. Intinya memberikan pelayanan. Semua masyarakat mempunyai hak yang sama. 4. DS : Bagaimana tujuan penerimaan peserta didik baru sistem RTO SMA di Kabupaten Bantul? AP : Tujuannya untuk memudahkan bagi orang tua, tidak perlu ngantri berjubel-jubel, bisa mengakses sendiri dari rumah.

B. Implementasi PPDB sistem RTO

5. DS : Bagaimana tahapan kegiatan yang dilakukan dinas terkait penerapan PPDB sistem RTO? AP : kita awalnya memang bekerja sama dengan Telkom, kemudian presentasi terhadap program RTO itu, yang kemudian kita kaji, kita lakukan MoU, termasuk mengadakan pelatihan-pelatihan untuk operator masing- masing sekolah, sehingga RTO sampai terlaksana. Selama pelaksanaan Telkom tetap mendampingi. Dalam pelatihan itu operator dinas dan operator sekolah bersama-sama dilatih oleh Telkom. Setelah itu Terkom membagi siapa yang jadi admin di dinas, admin di sekolah. 6. DS : Bagaimana peraturanketentuan PPDB sistem RTO? AP : peraturan itu memang penting dibuat agar di dalam aplikasi yang sudah ada di rekanan Telkom itu bisa terlaksana dengan baik. Sebenernya Telkom itu juga akan mengikuti peraturan yang ada di dinas maupun kabupaten. Kemudian kita juga harus membuat, sehingga bisa dibaca oleh masyarakat sistem PPDB, sehingga tidak ada yang main sendiri. Memang pertama kali kita RTO itu, kita mengelompokan menjadi dua rayon. Kita juga harus bermusyawarah dengan sekolah, istilahnya mau memeratakan jangan sampai rayon satu dengan rayon yang lain tidak seimbang. Dengan maksud masyarakat pun juga tidak merasa dirugikan karena ada peraturan masyarakat hanya bisa memilih sekolah yang berada di satu rayon, tidak boleh lintas rayon, juga dalam rangka pemerataan peserta didik. Kemudian kita sudah mencermati antara sekolah favorit dengan sekolah tidak favorit, memang kita tidak menentukan mana favorit tidak favorit, sehingga di sekolah itu tidak tentu yang favorit itu di nomor satu, biar masyarakat sendiri yang menilai. Jadi urutan satu, dua, tiga yang di peraturan itu tidak berdasarkan kefavoritan. Nah, masyarakat itu memilih berdasarkan kefavoritan menurut versinya masing-masing. Untuk luar daerah, kalau itu masih di dalam kabupaten itu dibatasi 10 , kalau di perbatasan itu sampai 25 . Siswa tidak harus memilih 3 sekolah, memilih satu boleh. Kita memberikan pilihan maksimal tiga. Awalnya kita mengggunakan