Lingkungan Industri Kondisi Lingkungan Eksternal PT. Staco Jasapratama

bersama-sama bergotong-royong mengkampanyekan pentingnya asuransi properti kepada seluruh masyarakat dari berbagai kalangan.

4. Teknologi

Pesatnya perkembangan teknologi telah membuat perubahan ke arah kemajuan. Jarak tidak lagi menjadi masalah karena teknologi informasi mampu menjangkaunya hingga belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat singkat bahkan tidak ada perbedaan waktu on-line. Internet hadir membuat dunia menjadi tanpa batas. Bagi dunia asuransi, teknologi berperan sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya. Bagi PT. Staco Jasapratama kemajuan teknologi dan informasi memberikan manfaat yang sangat besar, yaitu mempermudah koordinasi seluruh divisi di kantor pusat, kantor cabang, dan kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun sifatnya tidak real time pada saat yang bersamaan namun komputer sudah terintegrasi dengan baik. Teknologi komputer juga mempermudah dan mempercepat karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dokumen, surat, dan informasi dapat dikirim melalui email hanya dalam beberapa detik. Masyarakat juga dipermudah dengan semakin canggihnya teknologi. Walaupun website perusahaan belum on-line namun masyarakat dapat mengunjungi website perusahaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kemajuan teknologi menjadi peluang besar bagi perusahaan apabila dimanfaatkan dengan baik guna memenuhi kebutuhan nasabah dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.

5.2.2. Lingkungan Industri

1. Ancaman Masuk Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam industri asuransi properti dapat memperburuk situasi persaingan yang kini sudah sangat ketat. Hambatan- hambatan masuk dalam industri asuransi umum telah membuat jumlah perusahaan asuransi umum yang menyediakan produk asuransi properti tidak mengalami peningkatan, bahkan mengalami penurunan. Hambatan-hambatan tersebut adalah : a. Peraturan Pemerintah PP No. 63 Tahun 1999 yang menetapkan persyaratan modal disetor minimal untuk perusahaan yang baru sebesar 100 milyar rupiah untuk perusahaan asuransi dan 200 milyar untuk perusahaan reasuransi. Oleh karena itu yang sering terjadi adalah pengambilalihan akusisi atau merger perusahaan yang tidak sehat oleh perusahaan yang kuat dari segi finansial. b. Tingkat persaingan di industri asuransi properti yang sudah sangat ketat. Kemungkinan pendatang baru mendapatkan pangsa pasar apalagi merebut sangatlah kecil karena sudah terlalu banyak ’pemain’ dalam industri ini. c. Rasio kecukupan modal yang setiap tiga bulan sekali dievaluasi oleh Departemen Keuangan. Setiap perusahaan asuransi umum harus mampu memenuhi tingkat rasio yang telah ditetapkan oleh pemerintah supaya mampu bertahan di industri tersebut. d. Persyaratan jumlah tenaga ahli yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan asuransi umum. Untuk kantor pusat ditetapkan minimal delapan orang sedangkan untuk kantor cabang minimal satu orang. e. Bagi perusahaan patungan joint venture berlaku Peraturan Pemerintah PP No. 73 Tahun 1992 tentang modal setor minimal perusahaan patungan sebesar 15 milyar rupiah yang lebih besar dibanding perusahaan asuransi lokal.

2. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri

Terlalu banyaknya jumlah perusahaan asuransi umum yang menyediakan produk asuransi properti membuat tingkat persaingan dalam industri ini sangat ketat. Perebutan ceruk pasar yang kecil membuat industri asuransi properti memaksa terjadi perang tarif. Peristiwa perang tarif adalah suatu kondisi dimana perusahaan asuransi saling bersaing dan berebut mendapatkan pasar dengan melakukan penurunan harga premi. Perusahaan yang menawarkan premi terendah akan menjadi alternatif terbaik bagi nasabah. Pada jangka pendek tampaknya menguntungkan nasabah tetapi pada jangka menengah dan panjang perusahaan asuransi menghadapi situasi yang sulit pada saat klaim terjadi. Dana-dana premi tidak mencukupi untuk mengatasi klaim-klaim terutama klaim industrial. Pada akhirnya nasabah harus menerima proses penyelesaian klaim yang berlarut-larut atau bahkan perusahaan mencoba mengelak untuk membayar klaim dengan dalih seolah-olah kejadian atau peristiwa yang telah terjadi tidak pas untuk dibayar klaimnya. Berbagai upaya telah dilakukan perusahaan patungan untuk menarik minat nasabah di pasar lokal Indonesia. Beberapa perusahaan patungan bahkan telah membuka cabang asuransi syariah untuk melayani kebutuhan nasabahnya. Namun upaya tersebut belum berhasil mendongkrak pangsa pasarnya dan menggeser asuransi lokal di posisi puncak bisnis asuransi umum Indonesia. Bagi PT. Staco Jasapratama perusahaan patungan tidak menjadi ancaman. Dari segi modal antara perusahaan asuransi lokal dan perusahaan patungan keduanya memiliki kapasitas yang sama. Namun bukan berarti perusahaan patungan tidak memiliki keunggulan. Keunggulan yang patut diperhatikan dan diperhitungkan adalah pelayanan yang cepat untuk risiko-risiko khusus. Apabila perusahaan patungan tidak mampu memenuhi permintaan nasabah atas risiko- risiko khusus maka perusahaan patungan dapat dengan mudah melempar permintaan tersebut ke grup usahanya di luar negeri. Pesaing perusahaan adalah perusahaan asuransi lain yang menjadi rekanan Bank Mandiri yang jumlahnya mencapai 70 perusahaan. Bank Mandiri mengelompokkan perusahaan asuransi yang menjadi rekanannya ke dalam tiga kelompok yaitu : a. Kelompok A, kumpulan perusahaan asuransi umum yang diperkenankan memperoleh bisnis korporasi yang besar agunan kredit diatas 25 milyar rupiah. b. Kelompok B, kumpulan perusahaan asuransi umum yang diperkenankan memperoleh bisnis korporasi sedang agunan kredit hingga 25 milyar rupiah. c. Kelompok C, kumpulan perusahaan asuransi umum yang diperkenankan memperoleh bisnis kecil agunan kredit di bawah 5 milyar rupiah. PT. Staco Jasapratama berada dalam kelompok A, oleh karena itu yang menjadi pesaing potensial adalah perusahaan asuransi lain yang berada dalam kelompok A. Dimana perusahaan yang berada dalam kelompok A adalah perusahaan-perusahaan besar seperti Jasindo, Lippo General Ins. Tbk., Wahana Tata dan lainnya sehingga tingkat persaingannya sangatlah ketat. Apalagi Bank Mandiri tidak pernah memberikan perlakuan khusus kepada PT. Staco Jasapratama walaupun statusnya adalah anak perusahaan Bank Mandiri.

3. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti atau substitusi adalah produk yang memiliki fungsi sama tetapi berbeda karakter, yang dapat menggantikan posisi produk lain. Adanya produk penggganti dapat menjadi ancaman apabila harganya lebih murah tetapi memiliki kualitas yang sama atau bahkan lebih tinggi. Asuransi adalah salah satu mekanisme pengalihan risiko transfer risk dari satu pihak kepada pihak lain. Risiko dapat dihadapi sendiri self insurance atau dialihkan kepada pihak ketiga, yaitu perusahaan asuransi. Dari sisi perusahaan tidak ada produk pengganti, namun dari sisi pemilik aset terdapat dua alternatif yaitu berasuransi atau menanggung sendiri segala risiko yang harus dihadapi.

4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Jumlah perusahaan asuransi umum yang terlalu banyak dan semakin beragamnya produk melalui perluasan-perluasan jaminan membuat nasabah dengan leluasa memilih perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Kekuatan yang dimiliki nasabah antara lain menurunkan harga premi, pelayanan yang memuaskan, dan produk yang dilengkapi dengan berbagai perluasan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Yang paling menarik minat nasabah adalah penawaran harga premi. Apabila perusahaan menawarkan harga premi yang relatif tinggi maka nasabah dengan kekuatannya mampu menurunkan, dengan ancaman akan berpindah ke perusahaan lain yang bersedia menyetujui harga premi yang ditawarkan nasabah. Tingginya tingkat pengetahuan nasabah akibat kemajuan teknologi dan informasi membuat posisi nasabah semakin kuat. Perusahaan-perusahaan saling bersaing dengan menawarkan berbagai keuntungan. Berbagai hal dilakukan perusahaan pesaing untuk dapat merebut pasar, oleh karena itu perusahaan harus mampu memberikan keunggulan yang kompetitif dalam segala aspek sehingga loyalitas nasabah tetap terjaga.

5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Untuk industri jasa seperti asuransi properti, yang dimaksud pemasok adalah perusahaan reasuransi. Namun perusahaan reasuransi bertindak sebagai pemasok ketika klaim terjadi, terutama klaim industrial yang jumlahnya sangat besar. Ketika bisnis besar diperoleh maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku perusahaan tidak dapat menyimpan seluruh premi tersebut. Perusahaan wajib membagikan bisnis tersebut kepada perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi. Ketika klaim terjadi, maka pembayarannya akan dilakukan oleh perusahaan bersama perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi yang terlibat dalam bisnis tersebut. Untuk bisnis kecil seperti ritel, perusahaan tidak perlu berbagi dengan perusahaan reasuransi atau perusahaan asuransi lain sehingga ketika klaim terjadi maka pembayaran dilakukan oleh perusahaan saja. Dari hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa pemasok tidak memiliki kekuatan mempengaruhi perusahaan.

6. Pengaruh Kekuatan Stakeholders Lainnya

Stakeholders adalah kekuatan di luar perusahaan yang memiliki pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholders yang dimaksud antara lain pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, asosiasi dagang, pemegang saham. Stakeholders yang mempengaruhi PT. Staco Jasapratama adalah pemerintah, asosiasi dagang, dan pemegang saham. Pemerintah mempengaruhi perusahaan melalui regulasi yang ditetapkannya. Semestinya setiap perusahaan asuransi harus menaati regulasi yang berlaku dan setiap perusahaan asuransi yang melanggar regulasi tersebut akan mendapat teguran atau sanksi dari pemerintah. Namun pada kenyataannya pemerintah belum menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai regulator. Kontrol yang kurang dan ketidaktegasan pemerintah membuat pertumbuhan asuransi properti tidak seperti yang diharapkan. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia AAUI sebagai asosiasi dagang asuransi umum memiliki fungsi dan tugas pokok. Adapun fungsi AAUI adalah : 1. Badan persatuan dan musyawarah untuk kepentingan industri asuransi umum. 2. Wahana komunikasi, informasi, konsultasi antar anggota menenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam industri asuransi untuk mencari pemecahan sebaik-baiknya. 3. Badan yang menetapkan tarif, standarisasi polis dan klausula sesuai kebutuhan industri. 4. Badan yang membantu pemerintah atau lembaga yang berwenang dalam pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. 5. Wadah kerjasama dalam penanganan risiko khusus yang karena sifatnya memerlukan penanganan bersama. Tugas pokok AAUI adalah : 1. Memupuk dan memelihara kerukunan para anggota. 2. Meningkatkan kesadaran anggota mematuhi perundangan yang berlaku. 3. Mewujudkan perilaku profesional sebagai rasa tanggung jawab anggota kepada masyarakat. 4. Mewakili anggota dalam pelbagai forum baik lembaga pemerintah maupun lembaga lainnya, di dalam dan luar negeri. 5. Menciptakan iklim usaha yang sehat dan transparan dalam rangka mewujudkan peran nyata industri asuransi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. 6. Menciptakan peluang usaha dan mengarahkan anggota untuk menggalang kerjasama nasional dan internasional. AAUI dalam mengawasi industri asuransi umum berusaha menjaga kondisi kebebasan untuk memasang harga premi, karena kebebasan dapat menciptakan kompetisi yang sehat. Namun kebebasan tersebut harus berada pada batas-batas yang tidak boleh dilanggar. Jika pelanggaran terjadi maka dapat membahayakan dan mengacaukan tatanan asuransi. Pemegang saham PT. Staco Jasapratama mayoritas adalah Bank Mandiri. Setiap kebijakan perusahaan harus diketahui dan disetujui para pemegang saham. Ketika suatu kebijakan telah diketahui dan disetujui, perusahaan memiliki wewenang untuk menjalankannya dan pemegang saham turut mengawasi jalannya kebijakan tersebut.

5.3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman PT. Staco