Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Rasio Aktivitas Activity Ratio Rasio Leverage Leverage Ratio Rasio Solvabilitas Solvability Ratio corporate Governance Manual
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 158
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Financial Ratio Rasio-Rasio Keuangan
Rasio-Rasio keuangan
Financial Ratio
Uraian 2013
2012 Perbandingan
Comparation Description
1. Rasio Likuiditas 1. Liquidity Ratio
Cash ratio 60,04
35,00 171,5
Cash ratio Quick ratio
180,35 236,73
76,2 Quick ratio
Current ratio 248,76
366,24 67,9
Current ratio Net working capital to sales
38,81 56,14
69,1 Net working capital to sales
2. Rasio Aktivitas 2. Activity Ratio
Inventory turn over kali 5,90
2,85 206,8
Inventory turn over times Receivable turn over kali
6,59 21,71
30,4 Receivable turn over times
Collection period kali 55,36
16,81 329,3
Collection period times Current asset turn over kali
1,54 1,29
119,0 Current asset turn over times
Fixed asset turn over kali 2,60
3,25 79,8
Fixed asset turn over times Total asset turn over kali
0,63 0,80
78,7 Total asset turn over times
Sales to net working capacity kali 2,58
1,78 144,7
Sales to net working capacity times
3. Rasio Leverage 3. Leverage Ratio
Debt to total assets 61,16
47,41 129,0
Debt to total assets Time interest earned
389,82 437,62
89,1 Time interest earned
4. Rasio Solvabilitas 4. Solvability Ratio
Solvabilitas 163,51
210,93 77,5
Solvabilitas Debt to equity ratio
157,45 90,15
174,7 Debt to equity ratio
5. Rasio Rentabilitas 5. Rentability Ratio
Gross profit margin GPM 18,08
31,52 57,4
Gross profit margin GPM Operating Profit Margin OPM
9,00 25,26
35,6 Operating Profit Margin OPM
EBITDA Margin 16,72
32,23 51,9
EBITDA Margin Net profit margin NPM
5,43 14,06
38,6 Net profit margin NPM
Net return on investment ROI 3,40
21,15 16,1
Net return on investment ROI Return on cap. employed
6,28 20,11
31,2 Return on cap. employed
Return on Asset ROA 5,64
35,47 15,9
Return on Asset ROA Net return on equity ROE
8,92 35,47
25,2 Net return on equity ROE
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 159
Solvability
Company’s ability to settle liabilities both short and long term, indicated by carrying liability to equity or total assets
calculation. In 2013, the Companys ability to pay debt decreased 77.5
compared to the previous year. This is due to the Companys bond receivables of Rp700.000 million which result an overall
increase of total liabilities
Collectability
Average collection period ACP is calculated by comparing average receivables with revenue multipled by total days in a
year 365 days in 2013 and 2012, collectability of the Company was each 55 days and 17 days.
Capital Structure
Capital structure is a balance from equity and liabilities consists of short – term an dlong-term loan. Optimum capital
structure will optimize corporate value. In 2013, assets funded by liabilities was 61 higher from 2012
which was 47 and assets funded by equity was 39 lower from 2012 which was 53. This indicated capital structure was
more dominated by liabilities than equity.
Kemampuan Membayar Hutang
Kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang ditunjukkan dengan
melakukan pengukuran liabilitas terhadap ekuitas maupun terhadap total aset.
Pada tahun 2013, kemampuan membayar utang Perseroan menurun 77,5 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal
ini disebabkan Perseroan mendapat dana obligasi sebesar Rp700.000 juta yang mana mengakibatkan jumlah liabilitas
secara keseluruhan meningkat
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan rata-rata piutang dengan pendapatan
dikalikan jumlah hari dalam setahun 365 hari. Pada tahun 2013 dan 2012, tingkat kolektibilitas piutang Perseroan
masing-masing selama 55 hari dan 17 hari.
Struktur Modal
struktur Modal dalam juta rupiah
Capital Structure in million rupiah
Struktur Modal 2013
2012 Capital Structure
Liabilitas 2.316.763
1.277.584 Liability
Ekuitas 1.471.438
1.417.182 Equity
Aset 3.788.201
2.694.765 Asset
Struktur modal merupakan perimbangan dari modal sendiri ekuitas dan utang liabilitas, yang terdiri dari utang jangka
pendek dan utang jangka panjang. Struktur modal yang optimal akan memaksimalkan nilai Perseroan.
Pada tahun 2013, aset yang dibiayai oleh liabilitas sebesar 61 lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2012 sebesar
47, dan aset yang dibiayai oleh ekuitas sebesar 39 lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 53. Hal ini
menunjukan struktur modal Perseroan lebih didominasi oleh liabilitas dibandingkan dengan ekuitas.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 160
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Management Policy On Capital Structure
The Company stipulates capital structure which enable balance between equity composition with loandlending
which comprises of short-term and long-term loan to optimize the corporate value. Generally, Companys capital structure
policy is:
1. Increasing the efficiency and effectiveness of resource management and use of funds,
2. Utilization of external funding sources which favorable to Companys development,
3. Financial re-engineering for businesses that require attention in the context of recovery,
4. Maintain financial ratios where maximum DER is 2.5 and minimum current ratio is 1.
Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal
Tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal.
Capital Goods Investment
Investment routinely conducted in the year 2013 amounted to Rp414, 579 billion for development investment in 2013
amounted to Rp385, 827 billion. Investment development one of which is the realization of the 80 payment of multi-
year development project of the Ethanol Project totaling Rp311,2 billion project which has been started since 2011.
Company has implemented Ethanol project inauguration on August 20, 2013 which is managed by PT Agro Nusantara
Energy. Routine Investment Company tailored to the needs of the
priority scale. Investment spending is the biggest among others used for a machinery and installations, and b repair
station kettle, grinder stations, stations and station puteran evaporation, which is intended to strengthen the smooth
milled sugar mills in 2013.
Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal
Perseroan menetapkan kebijakan struktur modal yang mampu mencerminkan perimbangan antara penggunaan
komposisi modal sendiri dengan pinjamanutang yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang agar
dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Adapun secara umum kebijakan struktur permodalan Perseroan yang
diijalankan adalah: 1. Peningkatan efisiensi dan efekivitas pengelolaan sumber
dan penggunaan dana, 2. Pemanfaatan sumber dana external yang paling
menguntungkan untuk pengembangan usaha, 3. Financial re-engineering untuk bisnis-bisnis yang
memerlukan perhatian dalam rangka recovery, 4. Menjaga rasio keuangan perusahaan dimana DER
maksimal 2,5 dan Current Ratio minimum 1.
Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal
Tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal.
Investasi Barang Modal
Investasi rutin yang dilaksanakan dalam tahun 2013 sebesar Rp414,579 miliar dan untuk investasi pengembangan
pada tahun 2013 sebesar Rp385,827 miliar. Investasi pengembangan salah satunya adalah realisasi 80
pembayaran proyek multi years pembangunan Proyek Ethanol dari jumlah keseluruhan sebesar Rp311,2 miliar dimana
proyek ini telah dimulai sejak tahun 2011. Perseroan telah melaksanakan Peresmian proyek Ethanol pada tanggal 20
Agustus 2013 yang dikelola oleh PT Energi Agro Nusantara. Investasi Rutin Perseroan disesuaikan dengan skala prioritas
kebutuhan. Pengeluaran investasi yang terbesar antara lain digunakan untuk a mesin instalasi, dan b perbaikan di
stasiun ketel, stasiun gilingan, stasiun puteran dan stasiun penguapan, yang dimaksudkan untuk memantapkan
kelancaran giling pabrik-pabrik gula di tahun 2013.
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 161
Investasi dalam juta rupiah
Investment in million rupiah
Investasi Rutin Routine Investment
Gedung Penataran 26.336
Building Upgrading Mesin Instalasi
354.282 Machinery and Installations
Jalan Jembatan 5.047
Roads Bridges Alat Pengangkutan
10.565 Transportation
Alat Pertanian 11.852
Agricultural Equipment Inventaris KantorRumah
4.509 Office Home Inventory
Aktiva Tak Berwujud 1.987
Intangible Assets Jumlah Investasi Rutin :
414.579 Total Routine Investment :
Investasi Pengembangan 385.827
Development Investment
TOTAL INVESTASI 800.406
TOTAL INVESTMENT
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 162
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Comparison of Target at The Beginning of Fiscal Year with Realization in 2013 and
Forecast for 2014 Perbandingan Antara Target Awal Tahun
Buku dengan Realisasi Tahun 2013 dan Proyeksi Tahun 2014
Perbandingan Realisasi Pendapatan dan Laba tahun 2013 dengan target RkAP 2013 dan Proyeksi tahun 2014 dalam juta Rupiah
Comparison of Target at The Beginning of Fiscal Year with Realization in 2013 and Forecast for 2014 in million Rupiah
Realisasi Tahun 2013
Realization in 2013
Target RKAP 2013
Budget Plan 2013 Target
Pencapaian
Realization
Target RKAP 2014
Budget Plan 2014 Target
Pendapatan 2.375.078
2.557.983 -7,15
2.866.610 Revenues
Beban Pokok Penjualan 1.945.585
1.895.250 2,66
2.204.131 Cost Of Sales
Laba Rugi Kotor 429.493
662.733 -35,19
662.479 Gross Income Loss
Beban Usaha 237.672
258.903 -8,20
286.016 Operating Expense
Laba Bersih 191.821
403.830 -52,50
376.463 Net Income
Pendapatan Beban Diluar Usaha 21.878
65.379 -133,46
58.483 Non-Operating Income Expenses
Laba Bersih Sebelum Bunga Pinjaman
213.699 338.451
-36,86 317.980
Net Income Before Loan Interest Rate
Beban Bunga Pinjaman 28.285
40.648 -30,41
143.235 Loan Interest Expense
Laba Rugi Bersih Sebelum Pajak 185.414
297.803 -37,74
174.745 Profit Before Income Tax
Pajak Penghasilan 56.085
72.665 -22,82
40.466 Income Tax
Laba Rugi Bersih Setelah Pajak 129.329
225.138 -42,56
133.661 Net Profit
Pendapatan Beban Komprehensif Lainnya
- 4.408
-100,00 3.700
Other Comperhensive Income Expense
Laba Rugi Bersih Komprehensif 129.329
229.546 -43,66
134.361 Net Comprehensive Income
Expense
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 163
Subsequent Material Information and Fact After Reporting Date
The Company altogether with PT Perkebunan Nusantara X Persero has renewed Management Contract No. 37 dated
December 31
st
, 2009 for Bone and Camming SM, and contract No. XX – KONTR12.031 and 03PERJIV2012.015
dated April 25
th
, 2012 regarding Revision and Restatement of Takalar SM Management and Loan Agreement of Bone SM,
Camming SM and Takaalr SM Management Cooperation between PT Perkebunan Nusantara X Persero with
PT Perkebunan Nusantara XIV Persero No. XX- KONTR14.014 dated February 25
th
, 2014.
Realisasi Posisi keuangan tahun 2013 dengan target RkAP 2013 dan Proyeksi tahun 2014 Rp juta
Financial Position 2013 realization with Budget Plan 2013 comparison and forecast for 2014 Rp million
Realisasi Tahun 2013
Realization in 2013
Target RKAP 2013
Budget Plan 2013 Target
Pencapaian
Realization
Target RKAP 2014
Budget Plan 2014 Target
Aset Lancar 1.542.641
1.348.471 14,40
1.642.583 Current Asset
Aset Tidak Lancar 2.245.560
1.768.977 26,94
2.316.882 Non Current Asset
Jumlah Aset 3.788.201
3.117.448 21,52
3.959.465 Total Assets
Liabilitas Jangka Pendek 1.087.810
600.520 81,14
722.209 Current Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang 1.228.952
700.000 75,56
1.693.609 Non Current Liabilities
Jumlah Liabilitas 2.316.762
1.300.520 78,14
2.415.818 Total Liabilities
Ekuitas 1.471.438
1.816.928 -19,02
1.543.647 Equity
Realisasi Arus kas tahun 2013 dengan target RkAP 2013 dan Proyeksi tahun 2014 Rp juta
Cash Flows Realization 2013 and Budget Plan 2013 Target Comparison and Forecast for 2014 Rp million
Realisasi Tahun 2013
Realization in 2013
Target RKAP 2013
Budget Plan 2013 Target
Pencapaian
Realization
Target RKAP 2014
Budget Plan 2014 Target
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi 179.112
610.614 -70,67
188.940 Cash Flows From Operating
Activity Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
439.688 1.000.153
-56,04 605.059
Cash Flows From Investing Activity
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
474.230 368.610
28,65 443.757
Cash Flows From Financing Activity
Peningkatan Penurunan Bersih Kas Dan Setara Kas
213.653 20.929
-1120,85 27.638
Increase Decrease of Cash and Cash Equivalents
Informasi Dan Fakta Material Setelah Tanggal Pelaporan
Perseroan bersama Direksi PT Perkebunan Nusantara X Persero telah melakukan pembaharuan Perjanjian
Pengelolaan No. 37 tanggal 31 Desember 2009 untuk pengelolaan PG Bone dan PG Camming, serta Perjanjian No.
XX-KONTR12.031 dan 03PERJIV2012.015 tanggal 25 April 2012 tentang Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian
Pengelolaan PG Takalar dengan Perjanjian Hutang Piutang dalam Rangka Kerjasama Pengelolaan PG Bone, PG Camming,
dan PG Takalar antara PT Perkebunan Nusantara X Persero dengan PT Perkebunan Nusantara XIV Persero No. XX-
KONTR14.014 tanggal 25 Pebruari 2014.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 164
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Business Prospect
Related with integrated sugar mill construction planning in Madura, PTPN X has carried a study performed by STM
Project consultant India, comprising of sugar mill with 5,000 TCD expandable to 7,500 TCD capacity, cogeneration with
maximum capacity to 30 MW and distillery with 60 KLPD capacity.
To meet mill operational demand within 160 milling days annum, raw material required reached to 800,000 tons
annum. Raw material supply is planned to be acquired from farmers with land productivity estimation around 60 – 70 TCH,
that needs sugar cane plants land covering to 10,000 – 12,000 Ha. To realize respective plan, PTPN X has invited P3GI to
conduct review of People Sugar Cane Plantation Development in Madura.
Before stepping ahead, PTPN X considers the urgency to review Company’s capacity in funding the project as well as
other financial aspects by hiring Mandiri Sekuritas financial consultant.
Co-Generation
Electricity Development Co-Generation Program becomes the target of PTPN X considering prominent demand in years
to come as well as to assist the Government in developing renewable energy. Aforementioned condition is potential to
be built considering sugar mill as sugar manufacturer also generates electricity in form of Co-Generation.
Review and coordination with PLN and related Ministries also have been carried. PTPN has also appointed International
level consultant to prepare Co-Generation Placement Road Map in PTPN X.
Prospek Usaha Perusahaan
Dalam rangka perencanaan pembangunan pabrik gula terpadu di Madura, PTPN X telah melakukan studi yang
dilaksanakan oleh konsultan STM Project India, yang terdiri dari pabrik gula berkapasitas 5.000 TCD expandable menjadi
7.500 TCD, cogeneration dengan kapasitas maksimum 30 MW, dan distillery berkapasitas 60 KLPD.
Untuk memenuhi kebutuhan operasional pabrik selama 160 hari gilingtahun, maka bahan baku yang dibutuhkan
adalah sebanyak 800.000 Tontahun. Suplai bahan baku direncanakan dari petani. Dan dengan estimasi produktivitas
lahan antara 60 – 70 TCH, maka diperlukan lahan tanaman tebu seluas 10.000 – 12.000 Ha. Guna merealisasikan hal ini
PTPN X telah menggandeng P3GI untuk melakukan kajian mengenai pengembangan perkebunan Tebu Rakyat TR di
Madura. Sebelum melangkah lebih lanjut, PTPN X merasa perlu
mengkaji kemampuan perusahaan dalam mendanai proyek ini atau aspek finansial lainnya dengan menggandeng konsultan
keuangan Mandiri Sekuritas.
Co-Generation
Program Pengembangan Energi Listrik Co-Generation menjadi target PTPN X karena melihat kebutuhannya yang sangat besar
di masa yang akan datang sekaligus membantu Pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan. Hal ini potensial
dikembangkan mengingat pabrik gula sebagai penghasil gula juga dapat berpeluang menghasilkan energi listrik dalam bentuk
Co-Generation. Kajian dan koordinasi dengan PLN dan kementerian terkait
telah dilakukan. PTPN X juga telah menunjuk konsultan yang bertaraf Internasional guna menyusun Road Map penempatan
Co-Generation di PTPN X.
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 165
Sugar Mill Cluster
On the management cluster concept, sugar mills inside ring 1 area was carried more integrated and centralized. Besides,
continuous effort in increasing efficiency and optimizing all of existing potential through business diversification and
product development is performed. Production cost efficiency effort, including bringing more efficient HR expense is part of
clustering steps initiative. That will drive synergy.
As a foundation in establishing cluster is the sugar cane potential and optimum consumption synergy in every
region. In 2013, Sugar Mill Cluster Implementation Team was established and several reviews had been conducted and
expected to be implemented on milling year 2014 mainly for Delta area.
Klaster Pabrik Gula
Dalam konsep Klaster pengelolaan beberapa pabrik gula di dalam 1 kawasan dilakukan secara lebih terpadu dan
tersentralisasi. Disamping itu dilakukan upaya terus menerus guna meningkatkan efisiensi, serta memaksimalkan seluruh
potensi yang ada melalui diversifikasi usaha maupun pengembangan produk. Upaya menekan biaya produksi,
termasuk di dalamnya menekan biaya tenaga SDM, adalah termasuk bagian dari langkah klasterisasi. Sehingga akan
terjadi sinergi. Sebagai dasar berpijak dalam pembentukan klaster adalah
potensi tebu serta sinergi pemanfaatan secara maksimal di masing-masing kawasan. Pada tahun 2013, telah dibentuk Tim
Penerapan Klaster Pabrik Gula, dan telah melakukan kajian- kajian sehingga diharapkan dapat diimplementasikan pada
tahun giling 2014, khususnya untuk Kawasan Delta.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 166
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Revitalization program
PTPN X Sugar Mill revitalization program is directed towards capacity optimization which includes:
1. Sugar Mill efficiency through bagasse saving and operational efficiency on milling process.
2. Yield increase which is carried by optimally managing the plants both early, middle or end varieties.
3. Reducing shutdown hour by improving sugar plant continuity indicator from the plantation to mill, which
refers to proportional management for raw material supply and reliable mill preparation by refining SOP
SMMP. 4. Mill in-house keeping which is carried by creating clean
and neat mill circumstances. Besides affecting working spirit, also will indicate work employees discipline which
will minimize waste as IPAL liability.
Revitalization program initiatives which have been carried, among others:
1. Preparing review as feasibility study which includes: a Raw materialarea potential, b Sugarcane competitive
advantage from non-sugarcane, c machineries capacity development, d spatial and layout improvement, and e
mill equipment maintenance standard improvement. 2. Working program which prioritizes consultant study
result will be further stated on business plan for each revitalized sugar mill, which consists of clear, systematic
and applicative working strategy and plan. PTPN X implementation in assisting government program through
sugar self-fulfilling acceleration program, among others: a. Formulating on farm target including: a area target
covering 74,666 ha, b SugarcaneHa in 2014 = 90.3 tons, c sugarcane production in 2014 = 6.74 million
tons, d yields in 2014 = 8.56, and e crystalline production in 2014 = 0.57 million ton.
Program Revitalisasi
Program revitalisasi pabrik gula PTPN X diarahkan pada optimalisasi kapasitas yang meliputi :
1. Efisensi PG dilakukan melalui efisiensi penggunaan bahan bakar bagasse saving dan efisiensi operasional yaitu
efisensi dalam proses gilingan. 2. Peningkatan rendemen dilakukan melalui mengatur
tanaman sebaik-baiknya baik varietas awal varietas tengah maupun varietas akhir.
3. Pengurangan jam berhenti dilakukan dengan memperbaiki indikator kelancaran tebu dari lapangan masuk ke pabrik,
yaitu pengaturan secara proporsional untuk kelancaran suplai bahan baku serta persiapan pabrik yang handal
dengan penyempurnaan SOP SMMP. 4. Inhouse keeping pabrik dilakukan melalui penciptaan
kondisi lingkungan pabrik yang bersih dan rapi. Selain mempengaruhi semangat kerja, juga menunjukkan
kedisiplinan pekerja yang akan meminimalkan limbah yang menjadi beban IPAL.
Langkah-langkah program revitalisasi yang dilakukan, antara lain :
1. Membuat kajian dalam bentuk studi kelayakan yang meliputi: a Potensi bahan bakuluas areal, b Daya saing
tebu terhadap non tebu, c Pengembangan kapasitas mesin, d Penyempurnaan tata letak tata ruang, dan e
Penyempurnaan standar-standar pemeliharaan peralatan pabrik.
2. Program kerja yang mengutamakan hasil kajian konsultan selanjutnya akan dituangkan dalam business plan masing-
masing pabrik gula yang direvitalisasi, yang didalamnya terdapat rincian strategi dan program kerja yang jelas,
sistematis dan aplikatif. Implementasi PTPN X dalam membantu program pemerintah melalui program
percepatan swasembada gula yaitu : a. Membuat sasaran on farm yang meliputi: a Pencapaian
luas areal tahun 2014 seluas 74.666 ha, b TebuHa tahun 2014 = 90,3 ton, c Produksi tebu tahun 2014 =
6,74 juta ton, d Rendemen tahun 2014 = 8,56, dan e Produksi hablur tahun 2014 = 0,57 juta ton.
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 167
b. Core sampler installation in Ngadiredjo Sugar Mill. c. Off-farm target by implementing: a PTPN X sugar
mills capacity increase in 2014 to 41,000 TCD. d. Off-farm target realization throughout: a preparing
mill machineries revitalization road map by hiring consultant from India, targeting that all of sugar
mills to be optimally operated and specific SOPSMP formulation in each sugar mills, and b recruiting
reliable employees to operate revitalized mills machineries through potential employees acceleration
who served in higher level.
Marketing
Referring to the data analyzed from Indonesia Sugar Board as of December 31
st
, 2013, milling realization to milling end season 2013 arrived at 2.55 million tons with average yield rate
at 7.18 and crystalline productivity at 5.44 tonshectare. On the other hand, sugar production in 2012 was realized at 2.59
million tons with yield rate at 8.13. From the achievement, decline in total sugar production or yield rate in 2013 was
inferred if compared with realization in 2012. Based on GKP balance sheet calculation as of December 31
st
, 2013, GKP final stock was obtained amounting to 1,240,157
tons in Sugar Mill warehouse. Total inventory was higher from total stock as end of 2012 which was 900 thousand tons.
In January to March 2013 period, PTPN X executed initial inventory sugar selling ex-harvested 2012, booked price for
the period was around Rp10,000 per kg. In May 2013, GKP ex-harvested 2013 was started to be marketed, and can be
disposed with price exceeding Rp10,000kg but entering June, the price dropped to Rp9,000kg level. Entering mid-October,
the price was decreasing to Rp8,600 – 8,700kg level. This was driven by bulk inventory that encouraged market maturity. As
end of December, the price was not indicating any correction b. Pemasangan
Core sampler di Pabrik Gula Ngadiredjo. c. Sasaran off farm dengan melaksanakan: a
peningkatan kapasitas giling pabrik-pabrik gula PTPN X tahun 2014 sebesar 41.000 TCD.
d. Langkah-langkah pencapaian off farm dengan: a Menyusun road map revitalisasi mesin pabrik dengan
menggunakan konsultan ahli dari India, dengan sasaran seluruh pabrik gula bisa beroperasi secara
optimal dan penyusunan SOPSMP spesifik di masing- masing pabrik gula; dan b Menyiapkan tenaga yang
handal untuk mengoperasikan peralatan pabrik yang sudah di revitalisasi melalui akselerasi karyawan yang
potensial menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Aspek Pemasaran
Berdasarkan data yang diolah oleh Dewan Gula Indonesia DGI sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi giling sampai
dengan akhir giling tahun 2013 adalah 2,55 juta ton dengan tingkat rendemen rata-rata sebesar 7,18 dan produktivitas
hablur sebesar 5,44 tonhektar. Sedangkan produksi gula tahun 2012 tercatat sebesar 2,59 juta ton dengan tingkat
rendemen 8,13. Dari angka tersebut dapat dilihat adanya penurunan jumlah produksi gula maupun tingkat rendemen
tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012. Berdasarkan perhitungan neraca GKP per tanggal 31
Desember 2013 diperoleh stok akhir GKP sebesar 1.240.157 ton di gudang Pabrik Gula. Jumlah persediaan tersebut jauh
lebih besar daripada jumlah stock per akhir 2012 yang sekitar 900 ribu ton.
Pada Januari sampai dengan Maret 2013, PTPN X telah melakukan penjualan gula persediaan awal eks panen 2012,
harga yang terbentuk pada saat itu berada di kisaran Rp. 10.000,- per kg. pada bulan Mei 2013, GKP eks panen 2013
mulai dipasarkan, dan dapat dilepas dengan harga di atas Rp. 10.000kg, namun memasuki Bulan Juni, harga mulai berada
dikisaran Rp. 9.000kg. memasuki pertengahan Oktober, harga terus turun hingga menyentuh Rp 8.600 – 8.700 kg. Hal
ini dimungkinkan karena terjadi persediaan yang menumpuk
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 168
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
on national price appreciation. Thus, every GKP inventory of PTPN X had been sold out.
National molasses production in 2013 booked an increase from production in 2012 due to weather anomaly which drove
sugarcane yield to be lower that the production process tended to record increase in molasses production. Thus,
national molasses production growth along with increasing domestic molasses consumption from 20122013. Domestic
molasses demand form MSG industry reached to 39 while outstanding was contributed for other supplementary
ingredients. Moreover, export realization was estimated to remain stable around 400 thousand tonsannum.
hingga menyebabkan pasar jenuh. Hingga akhir Desember harga masih belum menunjukkan adanya indikasi kenaikan
harga nasional. Namun seluruh persediaan GKP milik PTPN X telah terjual seluruhnya.
Produksi tetes nasional tahun 2013 mengalami kenaikan dari produksi tahun 2012 dikarenakan anomali cuaca
yang membuat rendemen tebu rendah sehingga dalam proses produksi cenderung terdapat kenaikan produksi
tetes. Kenaikan produksi tetes nasional seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik tetes tahun 20122013.
Kebutuhan tetes dalam negeri untuk industri MSG sebesar 39 sisanya untuk bahan pembantu lain. Sedangkan untuk
ekspor diperkirakan masih stabil sekitar 400 ribu tontahun.
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 169
Perkiraan perkembangan Produksi tetes dunia 20112012 – 20122013 000 ton, ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Perkiraan perkembangan Produksi tetes dunia 20112012 – 20122013 000 ton
Global molasses production trend estimation for 20112012 – 20122013 000 tons
Kawasan 20122013
000 ton 20112012
000 ton Pertumbuhan
Growth
2013 000 ton
Region Eropa
6.744 7.255
511 7,04
Europe Afrika
3.966 3.868
98 2,53
Africa Amerika Utara Tengah
6.949 6,316
633 10,02
North Central America Amerika Selatan
18.759 17,688
1.071 6,05
South America Asia
26.556 26,071
485 1,86
Asia Oceania
1.016 1,130
114 10,09
Oceania Dunia
63.990 62,328
1.662 2,67
Worldwide
Kondisi pasar tetes dalam negeri selama tahun 2013 menunjukkan trend harga yang menurun dari tahun
sebelumnya. Meskipun harga tetes pada setiap periode tender di PT KPBN selalu menunjukkan kenaikan, akan tetapi harga
yang terbentuk tersebut masih di bawah harga pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan produksi tetes yang
tinggi di dalam negeri menyebabkan stok tetes juga melimpah sehingga mempengaruhi harga tetes dalam negeri. Untuk harga
tetes PTPN X pada awal tender di bulan April 2013 terbentuk harga sebesar Rp1.053.000ton yang merupakan harga tender
terendah selama tahun 2013. Harga tertinggi terjadi pada tender terakhir bulan September 2013 sebesar Rp1.275.050
ton. Rata-rata harga tender tetes di PT KPBN tahun 2013 adalah Rp1.146.011 lebih rendah dari harga rata-rata tender tahun
2012, yaitu sebesar Rp1.222,545ton. Global molasses production trend estimation for 20112012 –
20122013 000 tons is illustrated on following table:
Domestic molasses market in 2013 posted underperform trend from previous year. Despite progressive trend booked
by molasses price in very tender period at PT KPBN, the booked price was still below the price realized at same
period in previous year. Sharp increase in domestic molasses production brought abundant molasses supply that affected
domestic molasses price. PTPN X molasses price at the beginning of tender period in April 2013 was booked at
Rp1,053,000tons as lowest tender prince throughout 2013. The peak price was booked at the end of September 2013
which arrived at Rp1,275,050tons. Average molasses tender price at PT KPBN in 2013 was Rp1,146,011 lower from average
tender price booked in 2012 which was Rp1,222.545tons.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 170
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Tobacco Marketing and Market Share
In general, total cigarette total production was increasing though big cigar production only contributed 15 from
total cigar production, while 85 was shifting to cigarillo production, small cigar only requires tobacco leave ingredient
at 15 from big cigar. This led to relatively stable tobacco raw material usage if and even brought more efficient usage.
Customers demand quality trend mainly for top grade cigars and growing low-cost cigar production in Europe encouraged
low grade tobacco sales realization, thus for medium grade tobaccos drove to more limited market. Thus, tobacco market
is generally favorable, mostly for top grade and low grade, with more limitation on medium grade market.
Initiative to expand market share is throughout 1 market development in several countries with low WHO regulation
impact, namely China. b optimizing low grade quality sales whose demand is growing. c substituting local market which
is up to present still dominated by imported Virigina tobacco.
Dividend Policy
Pemasaran Tembakau dan Pangsa Pasar
Secara umum jumlah produksi cerutu dalam batang naik, tetapi produksi cerutu besar big cigar hanya sekitar 15
dari total produksi cerutu, sedangkan 85 bergeser ke produksi cerutu cigarillo, cerutu kecil hanya membutuhkan
bahan daun tembakau sebesar 15 dari cerutu besar. Hal ini menyebabkan penggunaan bahan baku tembakau relatif
stabil bahkan cenderung menurun. Trend kualitas yang diminta pembeli terutama tembakau-
tembakau mutu tinggi top grade dan berkembangnya produksi cerutu murah di Eropa menyebabkan terjualnya
tembakau mutu rendah low grade, namun untuk tembakau- tembakau mutu sedang medium grade pasarnya semakin
terbatas. Dengan demikian secara umum pasar tembakau masih cukup baik, terutama untuk mutu tinggi dan mutu
rendah, sedangkan mutu sedang pasarnya semakin terbatas. Upaya untuk meningkatkan pangsa pasar dengan 1
Pengembangan pasar di negara-negara yang belum terlalu terpengaruh oleh dampak regulasi WHO terutama China. b
Memaksimalkan penjualan mutu-mutu rendah low grade yang permintaannya semakin tinggi. c Mensubtitusi pasar
lokal yang selama ini masih impor untuk jenis tembakau Virginia.
Kebijakan Dividen
kebijakan Dividen dalam jutaan rupiah
Dividend Policy in million rupiah
Uraian 2012
2011 Description
Laba Bersih setelah Pajak 378.921
155.198 Net Income
Prosentase Dividen 20
20 Percentage of Dividend
Dividen yang Dibagikan 75.784
31.039 Dividends Distributed
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 171
Berdasarkan peraturan Menteri keuangan No. 05 PMK.022013 tentang Tata Cara Penyetoran Penerimaan
Negara Bukan Pajak dari Dividen, maka jatuh tempo tanggal pembayaran dividen PTPN X tahun buku 2012 kepada
pemerintah adalah sebagai berikut:
Dividen tahun 2012 dalam jutaan rupiah
Dividend 2012 in million rupiah
Tahap
Tahap
Tanggal Jatuh Tempo
Maturity Date
Jumlah Dividen Rp juta
Dividend Rp juta I
24 Mei 2013 19.500
II 25 Juni 2013
14.210 III
25 Juli 2013 12.000
IV 23 Agustus 2013
11.500 V
25 September 2013 10.000
VI 25 Oktober 2013
8.574 Jumlah
75.784
Program kepemilikan saham oleh karyawan danatau manajemen yang
dilaksanakan perusahaan ESOPMSOP
PT Perkebunan Nusantara X Persero tidak memiliki Program kepemilikan saham oleh karyawan danatau manajemen yang
dilaksanakan perusahaan ESOPMSOP.
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Obligasi
Perseroan menerbitkan Obligasi I pada tahun 2013 dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat suku bunga tetap.
Jumlah hasil penawaran umum sebesar Rp700.000 juta, direalisasikan sebesar Rp695.247 juta, dan yang digunakan
untuk biaya penawaran umum sebesar Rp4.753 juta. Based on the regulation of the Minister of Finance No.05
PMK.022013 on Procedures for Payment of Tax State Revenues from dividends, the dividend payment due on
PTPN X to the government fiscal year 2012 are as follows:
EmployeeManagement Shares Ownership Program ESOPMESOP
PT Perkebunan Nusantara X Persero did not has Employee Management Shares Ownership Program ESOPMESOP
IPO Procces Realization
The Company issued Bonds I in 2013 with 5 years maturity and fixed interest rate. Total initial public offering amounted to
Rp700,000 million, realized at Rp695,247 million and allocated for public offering expense amounted to Rp4,753 million.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO |
LAPORAN TAHUNAN 2013 172
Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis on Company’s Performance
Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan
Peleburan Usaha, Akuisisi Atau Restrukturisasi UtangModal
Investasi
Perseroan melakukan investasi pada tahun 2013 dengan meresmikan proyek Ethanol pada 20 Agustus 2013 yang
dikelola oleh PT Energi Agro Nusantara.
Ekspansi
Perseroan tidak melakukan transaksi ekspansi pada tahun 2013.
Divestasi
Perseroan tidak melakukan transaksi divestasi pada tahun 2013.
PenggabunganPeleburan Usaha
Perseroan tidak melakukan transaksi Penggabungan Peleburan Usaha pada tahun 2013.
Akuisisi
Perseroan tidak melakukan transaksi akuisisi pada tahun 2013.
Restrukturisasi UtangModal
Perseroan tidak melakukan transaksi Restrukturisasi Utang Modal pada tahun 2013.
Material Information Regarding Investment, Expansion, Dicestment,
Business Merger, Acquisition Or Debt Capital Restructuration
Investment
The Company conducted investmen in2 2013 by inaugurating Ethanol project on August 20, 2013 which is
managed by PT Energi Agro Nusantara
Expansion
The Company did not perform expansion transaction in 2013.
Divestment
The Company did not perform divestment transaction in 2013.
Business Merger
The Company did not perform business merger transaction in 2013.
Acquisition
The Company did not perform acquisition transaction in 2013.
DebtCapital Restructuration
The Company did not perform debtcapital restructuration transaction in 2013.
ANNUAL REPORT 2013 |
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PERSERO 173
Material Transaction Information Containing Conflict on Interest or
Affiliated Party Transaction
On the normal business activity, the Company also carried transaction with related party regarding syndicated loan
and other financial transaction comprised of cash and cash equivalents, payable and receivable.