Value Stream Mapping VSM

pengangkutan eksternal di luar pabrik. Production Control Merepresentasikan penjadwalan produksi utama atau departemen pengontrolan, orang atau operasi. Manual Info menunjukkan aliran informasi umum yang bisa diperoleh melalui catatan, laporan ataupun percakapan. Tabel 3.2. Lambang-lambang pada Value Stream Mapping Lanjutan Nama Lambang Fungsi Electronic Info Merepresentasikan aliran elektronik seperti melalui: Electronic Data Interchange EDI, internet, intranet, LANs Local Area Network, WANS Wide Area Network. Melalui anak panah ini, maka dapat diindikasikan jumlah informasi atau data yang dipertukarkan, jenis media yang digunakan seperti fax, telepon, dll. Other Menyatakan informasi atau hal lain yang penting. Timeline Menunjukkan waktu yang memberikan nilai tambah cycle time dan waktu yang tidak memberikan nilai tambah waktu menunggu. Gunakan lambang ini untuk menghitung Lead Time dan Total Cycle Time. Sumber: Rother, M. Shook, J. 2003

3.4.4. Voice of Customer

10

3.5.1. Pengukuran Waktu dengan Stopwatch Time Study

Voice of Customer VOC adalah data yang mencerminkan pandangan atau kebutuhan para pelanggan sebuah perusahaan dimana dapat diterjemahkan ke dalam persyaratan yang dapat diukur untuk proses. Data ini dapat diperoleh dari keluhan pelanggan dan riset pasar.

3.5. Measure

11 1. Penetapan tujuan pengukuran. Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan oleh peneliti seperti stopwatch, lembar pengamatan, dan alat tulis. Tujuan dari pengukuran waktu adalah mencari waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan setelah memperhatikan faktor penyesuaian dan kelonggaran. Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Tingkat ketelitian dan keyakinan ini ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran. Tahapan yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran yaitu: 2. Melakukan penelitian pendahuluan 10 Peter S. Pande dkk.. Op. Cit., hal.442 11 Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja.Bandung: ITB Press, 1979 hal. 131-132 3. Memilih operator 4. Melatih operator 5. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan 6. Menyiapkan alat-alat pengukuran 3.5.1.1.Tingkat Ketelitian dan Keyakinan 12 3.5.1.2.Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran sampel waktu dengan waktu penyelesaian sebenarnya. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan si pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. 13 Berikut ini langkah-langkah untuk pengujian keseragaman data: Pengujian ini dilakukan karena keadaan sistem yang selalu berubah mengakibatkan waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran. 12 Iftikar Z. Sutalaksana, ibid. Hal. 135 13 Iftikar Z. Sutalaksana, ibid. Hal. 136 1. Hitung rata-rata dari seluruh data pengamatan 2. Hitung stándar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian 3. Tentukan batas kontrol atas dan bawah BKA dan BKB Batas – batas kontrol merupakan batas kontrol apakah group “seragam” atau tidak. Jika semua rata-rata subgroup sudah berada dalam batas kontrol, maka dapat dihitung banyaknya pengukuran yang diperlukan dengan menggunakan rumus kecukupan data. Rumus yang digunakan adalah : � ′ = � � � �� ∑ � 2 − ∑ � 2 ∑ � � 2 N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan s = Tingkat ketelitian k = Diperoleh dari Tabel distribusi normal jika tingkat kepercayaan 99 maka k = 3 jika tingkat kepercayaan 95 maka k = 2 jika tingkat kepercayaan 68 maka k = 1 x = Waktu pengamatan N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan N’N berarti data sudah representatif Pada pengujian kecukupan data ini, jika N N maka data dinyatakan cukup dan sebaliknya jika N N maka data yang diambil belum cukup sehingga harus melakukan penambahan jumlah data sebagai sampel. 3.5.1.3.Perhitungan Waktu Normal 14

3.5.1.4. Perhitungan Waktu Baku

Perhitungan waktu normal dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata yang diperoleh dari data pengamatan dengan rating factor. Dalam penelitian ini, penentuan rating factor yang diberikan menggunakan cara Westinghouse dimana penilaian dilakukan terhadap 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Rating factor = 1 + Westinghouse factor Wn = Wt x Rf Dimana , Wn = waktu normal Wt = waktu terpilih waktu rata-rata setelah data seragam dan cukup Rf = Rating factor 15 Nilai-nilai kelonggaran untuk kebutuhan pribadi pria adalah sebesar 0 – 2,5 dan untuk wanita sebesar 2 – 5. Kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan tergantung pada kondisi yang ada. Perhitungan nilai kelonggaran Waktu baku penyelesaian pekerjaan adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik . 14 Iftikar Z. Sutalaksana, ibid. Hal. 138-154 15 Iftikar Z. Sutalaksana, ibid. Hal. 138-154 total diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai kelonggaran yang telah dilakukan. Total Kelonggaran All = Ka + Kb + Kc Waktu Baku Operator Wb0 = Wn x 100 100 −��� Waktu Mesin Wm = Waktu Mesin Waktu Baku Total Wb =Wb + Wm Dimana, Ka = kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kb = kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah Kc = kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan Wbo = Waktu Baku Operator

3.5.1.5. Rating Factor dan Allowance

16 1. Jika operator dinyatakan terampil, maka rating factor akan lebih besar dari 1 Rf l. Rating factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut ukuran penelitipengamat. Rating factor pada dasarnya digunakan untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan kerja operator yang berubah-ubah. 2. Jika operator bekerja lamban, maka rating factor akan lebih kecil dari 1 Rf l. 16 Iftikar Z. Sutalaksana, ibid. Hal. 138-154 3. Jika operator bekerja secara normal, maka rating factornya sama dengan 1 Rf = 1. Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin operating atau machine time maka waktu yang diukur dianggap waktu yang normal. Pemberian nilai rating dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan Westing House System Rating. Ada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yakni: 1. Skill keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis. 2. Effort usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator ketika melakukan pekerjaannya. 3. Condition kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. 4. Consistency konsistensi, faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Allowance atau kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu sebagai berikut. 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kebutuhan pribadi disini antara lain berupa kegiatan seperti minum sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekadar untuk menghilangkan ketegangan dalam kerja. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan fatique Rasa lelah tercermin dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitas. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja harus bekerja untuk

Dokumen yang terkait

Pengendalian Kualitas Produk Pipa dengan Pendekatan Metode Lean Six Sigma pada PT. Invilon Sagita

12 61 157

Pengurangan Waste Untuk Meningkatkan Kecepatan Produksi Dan Kualitas Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Bagian Produksi Di PT.XYZ

5 35 79

Perbaikan Proses Produksi Untuk Mengurangi Kecacatan Produk Dengan Menggunakan Metode Lean Six Sigma Pada PT Mahakarya Jaya Sinergi

4 8 81

Pengurangan Waste Untuk Meningkatkan Kecepatan Produksi Dan Kualitas Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Bagian Produksi Di PT.XYZ

0 0 23

Pengurangan Waste Untuk Meningkatkan Kecepatan Produksi Dan Kualitas Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Bagian Produksi Di PT.XYZ

0 0 1

Pengurangan Waste Untuk Meningkatkan Kecepatan Produksi Dan Kualitas Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Bagian Produksi Di PT.XYZ

0 0 6

Pengurangan Waste Untuk Meningkatkan Kecepatan Produksi Dan Kualitas Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Bagian Produksi Di PT.XYZ

0 0 6

Pengurangan Waste Untuk Meningkatkan Kecepatan Produksi Dan Kualitas Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Bagian Produksi Di PT.XYZ

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengendalian Kualitas Untuk Mereduksi Kecacatan Produk Dan Meningkatkan Kecepatan Produksi Dengan Pendekatan Metode Lean Six Sigma Pada Pt. Bamindo Agrapersada

0 5 23

Pengendalian Kualitas Untuk Mereduksi Kecacatan Produk Dan Meningkatkan Kecepatan Produksi Dengan Pendekatan Metode Lean Six Sigma Pada Pt. Bamindo Agrapersada

1 0 21