5. Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk
membina kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam mengkaji sebuah fenomena atau objek belajar tertentu.
6. Logis, artinya pembelajaran dilakukan dengan mengangkat hal
yang masuk akal. 7.
Aktual, artinya pembelajaran dilakukan dengan melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna.
8. Disenterested, artinya pembelajaran yang dilakukan dengan
tidak memihak melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.
9. Unsupported opinion, artinya pembelajaran tidak dilakukan
untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.
10. Verivikatif, artinya hasil belajar yang diperoleh peserta didik
dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan saintifik Hosnan, 2014:36. Tujuan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
1
Untuk meningkatkan kemampuan intelek.
2 Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3 Untuk menciptakan kondisi pembelajaran di mana peserta didik
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4
Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi.
5 Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6
Untuk mengembangkan karakter peserta didik.
d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yang terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Kompetensi yang
Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar,
menyimak, melihat tanpa atau dengan alat.
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang sesuatu yang diamati.
tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis.
Mengumpulkan informasi
eksperimen mencoba
Melakukan eksperimen Membaca sumber lain
selain buku teks Mengamati objek
kejadian Aktivitas
Wawancara dengan narasumber.
Mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemmapuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar, dan
belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan mengolah
informasi menalar Mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan eksperimen maupun
hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan
informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan
dan kedalaman sampai kepada pengolahan
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
displin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur,
dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.
informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya. Mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.
Kelima tahapan
itu merupakan
proses yang
berkesinambungan yang diharapkan selalu bersinggungan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Para siswa tidak
sekadar tahu apa, tetapi juga bisa bagaimana, dan memperoleh perubahan sikap mengapa atas proses pembelajaran yang
dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan kelima langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
1 Melakukan Pengamatan atau Observasi
Langkah pertama dalam proses pembelajaran saintifik adalah mengamati observasi. Observasi merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi Sani, 2014:54. Dengan
melakukan kegiatan observasi, peserta didik dapat mengetahui berbagai karakteristik dari objek yang diamati. Metode
observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam
rangka membelajarkan
siswa yang
menguatamakan kebermaknaan proses belajar meaningfull learning Hosnan,
2014:39. Oleh karena itu, metode observasi memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat menjadikan obyek secara nyata sehingga
dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, menantang dan memberikan kesenangan kepada peserta didik,
dan mudah dilaksanakan Daryanto, 2014:60. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini Daryanto, 2014:61. a
Menentukan objek apa yang akan diobservasi. b
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
c Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder. d
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. e
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
2 Mengajukan Pertanyaan
Langkah kedua proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah menanya. Dalam kegiatan
mengamati, peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak atupun dibaca.
Melalui kegiatan
bertanya dapat
meningkatkan dan
mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik karena dengan memberikan pertanyaan dapat menjadikan dasar untuk mencari
informasi yang lebih beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik. Abidin 2014:137 dalam
kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik agar dapat membina keterampilan bertanya pada diri peserta
didik, yaitu: a
Singkat dan jelas b
Menginspirasi jawaban c
Memiliki fokus d
Bersifat probing atau divergen e
Bersifat validatif atau penguatan f
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir ulang
g Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
h Merangsang proses interaksi
Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi Daryanto, 2014:65 yaitu:
a Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. b
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dirinya dan
untuk dirinya sendiri. c
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik seklaigus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
d Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan. e
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. f
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik kesimpulan. g
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,
serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
siagap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. i
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
3 Melakukan Eksperimen Percobaan atau Memperoleh Informasi
Kegiatan eksperimen atau mencoba merupakan suatu kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan
informasi guna menjawab suatu masalah Hosnan, 2014:58. Dengan adanya kegiatan eksperimen dalam proses pembelajaran
dapat membantu peserta didik dalam memahami kejelasan dan kebenaran suatu informasi. Metode eksperimen adalah cara
pelajaran di mana peserta didik melakukan percobaan dengan memahami dan membuktikan sendiri sesuatu yang telah
dipelajari Djamarah dalam Hosnan, 2014:28. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen
dapat dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut Daryanto, 2014:79. Ketiga tahapan eksperimen yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a Persiapan, bentuk kegiatannya adalah:
1 Menetapkan tujuan eksperimen.
2 Mempersiapkan alat dan bahan.
3 Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan
jumlah peserta didik serta alat bantu atau bahan yang tersedia.
4 Mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan
agar dapat memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul.
5 Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus
diperhatikan dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan peserta didik.
b Pelaksanaan, bentuk kegiatannya adalah:
1 Guru diusahakan untuk ikut membimbing dan
mengamati proses percobaan. Guru harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang
dihadapi peserta didik. 2
Guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan
memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.
c Tindak lanjut
1 Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen
kepada guru. 2
Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas
hasil eksperimen. 4
Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen.
5 Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan
kembali segala bahan dan alat yang digunakan. 4
Mengasosiasikan Menalar Menalar adalah suatu proses kegiatan untuk mengolah
suatu informasi baik yang diperoleh dari pengamatan maupun percobaan untuk menemukan katerkaitan antara informasi yang
satu dengan informasi yang lain, pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan
Sani, 2014:66. Dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013, aktivitas menalar dengan pendekatan ilmiah adalah
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif yaitu
pembelajaran yang
berpedoman pada
kemauan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan berbagai
peristiwa untuk menjadikannya sebagai pengetahuan Daryanto, 2014:70. Adanya kegiatan menalar dapat memberikan
gambaran bahwa guru dan peserta diidk merupakan pelaku aktif dalam kegiatan pembelajaran. Adapun cara-cara yang dilakukan
untuk aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran agar dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan daya menalar peserta diidk adalah sebagai berikut Daryanto, 2014:75.
a Penyusunan bahan pembelajaran harus sesuai dengan
tuntutan kurikulum. b
Metode ceramah yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dikurangi. Tugas utama guru adalah memberi
instruksi singkat dan jelas yang disertai dengan contoh, baik dilakukan secara sindividu maupun dengan cara simulasi.
c Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis,
dimulai dari yang sederhana persyaratan rendah sampai pada yang kompleks persyaratan tinggi.
d Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat
diukur dan diamati. e
Setiap kesalahan yang muncul harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
f Perlu dilakukan pengulangan dan pelatihan agar perilaku
yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. g
Evaluasi dan penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
h Mencatat semua kemajuan peserta didik untuk
memungkinkan memberikan
tindakan pembelajaran
perbaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Mengomunikasikan
Pada pendekatan saintifik, langkah kegiatan pembelajaran yang terakhir adalah mengomunikasikan. Dengan adanya
kegiatan mengomunikasikan, peserta didik dapat diberikan kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari.
Mengomunikasikan adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun
tulisan kepada orang lain Abidin, 2014:141. Ada beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan mengomunikasikan
adalah sebagai berikut Hosnan, 2014:76. a
Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan karakter dan kegiatan yang ada.
b Setiap peserta didik memahami bagaimana mendeskripsikan
orang dan binatang yang ada di lingkungan sekitar rumahnya. c
Peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan kelas. d
Setiap kelompok mendengarkan dengan baik, dan bisa memberikan masukan tambahan tentang karakter dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang maupun binatang yang ada di sekitar lingkungan rumah.
e Setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas. f
Guru mengarahkan dan memastikan jalannya proses kegiatan penerapan dapat berjalan dengan baik.
g Semua peserta didik harus terlibat aktif dalam proses
kegiatan mengomunikasikan. h
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan menampung masukan-masukan dari
kelompok lain, guru memberikan penjelasan di depan kelas. i
Guru menjelaskan tentang karakter-karakter orang, binatang, dam benda pepohonan.
j Guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan baik dan
benar.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai
sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan lembar kerja siswa. Pertama,
penelitian yang
dilakukan oleh
Pratiwi 2014
dengan judul
“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV
”. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan valid, praktis, dan efektif. Kevalidan dan kepraktisan ditunjukkan oleh hasil validasi ahli yang menunjukkan nilai 4,67; sedangkan
keefektifan pembelajaran ditunjukkan dengan penghitungan normal yang menunjukkan 52,5 siswa memperoleh nilai yang cukup efektif; respon