97
Berdasarkan tabel 4.5, hasil penilaian performansi guru pada siklus I yaitu 78,55. Nilai tersebut masuk dalam kategori B, dengan indikator keberhasilan yang
ditentukan yaitu 71 atau B. Hasil tersebut menunjukkan bahwa performansi guru dalam pembelajaran menulis deskripsi, dengan media gambar dapat dikatakan
berhasil dan sudah memenuhi indikator. Dari hasil performansi guru yang diperoleh peneliti masih belum maksimal, peneilti ingin meningkatkan
performansi guru dengan melakukan perbaikan pada siklus II.
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pembelajaran menulis deskripsi menggunakan media gambar dapat dikatakan belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan. Perolehan hasil tes formatif siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 62,68. Rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan yaitu sebesar 60. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 60 adalah nilai KKM kelas IV SD Negeri 2 Sembawa, untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Siswa yang mendapatkan nilai 60, sebanyak 7 siswa atau sekitar 28 dinyatakan belum tuntas belajar. Siswa yang mendapatkan nilai
≥ 60 sebanyak 18 siswa, atau 72 dinyatakan tuntas belajar. Sementara itu, persentase tuntas belajar
klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥75.
Hasil belajar menulis deskripsi dengan menggunakan media gambar pada siklus I secara klasikal belum memenuhi indikator keberhasilan. Penyebab hasil
belajar klasikal belum mencapai indikator keberhasilan bisa berasal dari siswa maupun guru sebagai pengajar. Penyebab belum mencapainya indikator
keberhasilan antara lain, siswa belum terbiasa menggunakan media gambar dalam
98
pembelajaran menulis deskripsi, terdapat beberapa siswa yang kurang fokus ketika guru menjelaskan materi pembelajaran.
Indikator keberhasilan pembelajaran siklus I tidak hanya dilihat dari hasil tes formatif. Indikator keberhasilan pembelajaran juga dilihat dari aktivitas belajar
siswa. Keberhasilan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari hasil pengamatan pada waktu pembelajaran berlangsung. Persentase keaktifan siswa pada
pertemuan pertama yaitu sebesar 69,75, dengan kriteria cukup aktif. Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar siswa menjadi
74,5, dengan kriteria aktif. Pada pertemuan ketiga juga terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar siswa menjadi 79,5, dengan kriteria aktif.
Peningkatan yang terjadi pada setiap pertemuan dianggap masih kurang, karena terdapat beberapa siswa yang dianggap masih kurang aktif mengikuti proses
pembelajaran. Masih ada beberapa siswa yang kurang bekerjasama dengan teman kelompoknya. Siswa lebih suka bercerita sendiri dan tidak mau ikut berlatih
mengejakan soal menulis deskripsi dengan teman sekelompoknya. Keberhasilan pembelajaran siklus I juga dilihat dari hasil performansi guru.
Pengamatan performansi guru menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG I dan II. APKG I digunakan untuk menilai kemampuan guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pemblajaran RPP. APKG II digunakan untuk menilai kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis deskripsi menggunakan
media gambar. Hasil observasi penilaian guru merangcang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memperoleh nilai 81. Hasil observasi penilaian performansi guru
melaksanakan pembelajaran memperoleh nilai 77,33. Nilai performasi guru
99
dihitung dari hasil persentase APKG I dan APKG II diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,55. Nilai tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu minimal
B atau ≥ 75. Nilai yang mencapai 78,55 menunjukkan bahwa performansi guru
sudah masuk kategori B. Diketahui performansi guru telah mencapai indikator kebehasilan, akan tetapi masih terdapat beberapa indikator yang belum mencapai
nilai maksimal. Agar dapat mencapai indikator keberhasilan perlu dilaksanakan perbaikan pada pembelajaran siklus II, agar keberhasilan yang sudah tercapai
dapat meningkat lagi.
4.1.1.5 Revisi Siklus I