Pengertian Belajar Hakikat Belajar

54

2.2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar akan memberikan keuntungan bagi individu maupun bagi masyarakat. Berikut ini pengertian-pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang memperjelas bahwa belajar bertujuan untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Banyak sekali definisi tentang belajar menurut para ahli, di antaranya belajar menurut Syah 2006: 59 menjelaskan belajar adalah key term, istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Fundyartanto 2002 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Penjelasan ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia memenuhi kebutuhannya mendapatkan kepandaian atau ilmu yang belum dipunyai sebelumnya. Melalui proses belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki pengatahuan Baharuddin, 2008: 13. Sadiman 2011: 2 juga berpendapat belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang 55 telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya Slameto, 2010: 2. Chaplin 1972 membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalamannya. Rumusan kedua berbunyi belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus Syah, 2006: 65. Belajar merupakan suatu proses internal yang mencangkup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar juga merupakan aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang sangat komplek Budiningsih, 2005: 34. Morgan 1986 mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman Baharuddin, 2008: 14. Menurut Arsyad 2011: 1 belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungannya. Bisa dikatakan belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Menurut Winataputra 2007: 1.4 belajar diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan guna memandu perilaku pada masa yang akan datang. Gagne 1977 dalam Anni, 2007: 73 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan kecakapan atau disposisi pembelajar yang berlangsung dalam periode waktu 56 tertentu, dan yang tidak dapat dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Pengertian ini mengandung beberapa unsur pokok dalam belajar, yaitu: 1 perubahan yang diakibatkan oleh belajar adalah berupa berubahan perilaku; 2 perubahan perilaku dapat diketahui dengan cara membandingkan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar sebelum dan setelah berada dalam situasi belajar; 3 perubahan perilaku dapat berupa peningkatan kecakapan kinerja tertentu, ataupun perubahan disposisi yang disebut sikap, minat, dan nilai; 4 perubahan perilaku yang diperoleh harus dapat bertahan dalam waktu lama; dan 5 perubahan perilaku harus dapat dibedakan dengan perubahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan seperti perubahan tinggi atau berat badan, atau perkembangan otot karena akibat dari kegiatan berolahraga. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dilakukan individu disebabkan oleh pengalaman dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Jadi jelas, bahwa pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkunganlah yang dapat mengubah tingkah laku seorang individu.

2.2.1.2 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS IV SD NEGERI 01 DAYA ASRI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

0 6 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PENGUMUMAN MELALUI MEDIA CETAK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 PEGUYANGAN PEMALANG

0 14 235

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 JUNGKE KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR.

0 1 9

PENINGKATAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN 2 Peningkatan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Media Gambar Ilustrasi Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Saren 2.

0 0 14

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA KELAS IV SD NEGERI I KALIAJIR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA KELAS IV SD NEGERI I KALIAJIR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 1 201

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL MLATI SLEMAN.

3 48 159

KEEFEKTIFAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOJONG KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 70

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CIRC DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS IV SD 1 KALIPUTU KUDUS

0 0 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL MIND MAPING DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV

0 0 16