55
Tabel 3.4 Capaian Rata-Rata Skor
No Indikator
Rata-Rata Skor Siswa
1
Pretest 61.00
2 Posttest
63.00
3
Pra tindakan 56.17
2 Siklus I
57.00
3 Siklus 2
58.00
4 Siklus 3
59.00
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila
dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, di sekolah dengan berbagai responden, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumer datanya dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada peneliti, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Siswa kelas VII B SMP
Aloysius Turi merupakan sumber data primer dalam penelitidan ini, sedangkan bapak Danu Mukti, S. Pd menjadi sumber data sekunder.
Selanjutnya bila dilihat dari teknik pengumpulan data, maka teknik
56
pengumpulan data dapat dilakukan dengan tes, interview wawancara,
kuesioner angket, observasi pengamatan, dan gabungan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pre-
test dan post-test peningkatan karakter bersahabat. Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakter bersahabat
setiap siklus melalui self assesment dan efektivitas implementasi pendidikan karakter bersahabat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
eperiential learning menurut para siswa.
2. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen. Sugiyono 2013 memaparkan
bahwa dalam
penelitian kuantitatif,
peneliti akan
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti mengguakan 5 instrumen berupa 1 soal tes, 2 kuesioner, 1 pedoman observasi, dan 1
pedoman wawancara yang diuraikn seperti pada penjelasan di bawah ini. a.
Tes tingkat karakter bersahabat. Winkel dan Hastuti 2004:295 mengatakan bahwa, terdapat
beberapa tipe peniaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar,
bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda multiple choice. Artinya data penelitian dapat dianalisis setalah scooring dilakukan. Dalam
57
peneltian ini, tes yang digunakan berupa tes karakter bersahabat yang disebarkan dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban
bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-masing alternatif jawaban memiliki kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang
sungguh mewakili pengaplikasian nilai karakter bersahabat. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili
nilai karakter bersahabat. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Penelitian Strategis Nasional, dalam hal ini berperan
Dr. Gendon Brus, M.Si. Tes sebagai instrumen penelitian ini memuat pernyataan-
pernyataansoal-soal yang mengungkapkan nilai-nilai karakter bersahabat siswa. Tes yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena
alternatif jawaban sudah disediakan, sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai dengan dirinya.
Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada awal sebelum sikus pertama pra-siklus dan akhir layanan akhir siklus
ketiga. Pretest dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penerapan karakter bersahabat siswa sebelum tindakan diberikan.
sedangkan soal tes yang diberikan pada akhir siklus posttest bertujuan untuk mencari data yang diperlukan guna mengetahui efektivitas layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam usaha mengukur peningkatan karakter bersahabat bagi siswa kelas VII B SMP
Aloysius Turi. Alat tes terlampir pada lampiran 2.
58
Penyusunan soal tes diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat konstruk aspek karakter bersahabat dan indikatornya
berdasarkan konsep J.
Parker R. Asher 1993
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Aspek dan Nomor Item Tes
Karakter Bersahabat No
Aspek Indikator
Item Validitas
1. Validation and caring
Adalah sejauh mana hubungan ditandai
dengan kepedulian, dukungan, dan minat.
1. Siswa peduli dengan
temannya yang sedang sakit
3 Valid
2. Siswa peduli terhadap
teman yang mendapatkan nilai jelek
18 Valid
3. Siswa mendengarkan keluh
kesah temannya 19
Valid 4.
Siswa peduli terhadap temannya yang lupa
membawa uang saku ke sekolah
20 Valid
2. Companionship and
recreations Adalah sejauh mana
menghabiskan waktu bersama dengan teman-
teman baik di dalam maupun di luar
lingkungan sekolah. 1.
Pergi berekreasi bersama teman
6 Valid
2. Pulang sekolah bersama
teman 1
Valid 3.
Memberikan kado di pesta ulang tahun teman
13 Valid
4. Mentraktir teman ketika
memiliki uang jajan lebih 17
Valid 3.
Help and guidance Adalah sejauh mana
teman-teman berusaha membantu satu sama
lain dalam menghadapi tugas-tugas rutin dan
menantang, 1.
Ketika melihat teman kesusahan membawa
barang yang banyak lalu bergegas membantu
2 Valid
2. Ketika berdiskusi
mengerjakan tugas kelompok, siswa
mendengarkan dan memahami jalan pemikiran
kelompok 11
Valid
3. Meminjami alat tulis ketika
temannya tidak membawa 10
Valid 4.
Membantu temannya mengerjakan PR
14 Valid
59
4. Intimate Change
Adalah sejauh mana hubungan ditandai
dengan pengungkapan informasi pribadi dan
perasaan. Pengungkapan informasi pribadi dan
perasaan harus dilandasi dengan pemahaman diri
sendiri sebelum mengungkapkannya
kepada orang lain. 1.
Siswa menyadari perbedaan yang ada pada
dirinya dan temannya 4
Valid 2.
Siswa bercerita mengenai dirinya kepada temannya
12 Valid
3. Siswa mengungkapkan
perasaan yang sedang dirasakan kepada temannya
16 Valid
4. Siswa menceritakan
permasalahannya kepada temannya
15 Valid
5. Conflict and betrayal
Adalah sejauh mana hubungan ditandai
dengan argumen, perselisihan, rasa kesal,
dan ketidak percayaan. 1.
Siswa mampu mengutarakan perasaannya
ketika ia tersinggung oleh perkataan sahabatnya.
2. Siswa tanpa rasa ragu
mampu mengungkapkan pendapatnya, walaupun
bertentangan dengan sahabatnya.
3. Siswa sadar ketika
sahabatnya sedang kesal dengan dirinya.
6. Conflict resolution
Adalah sejauh mana perselisihan dalam
hubungan diselesaikan secara efesien dan baik
1. Ketika siswa merasa tidak
dihargai oleh temannya, siswa berani terus terang
mengungkapkannya 5
Valid 2.
Siswa meminta maaf kepada temannya
7 Valid
3. Siswa bergegas
menyelesaikan masalah ketikaberselisih dengn
temannya 8
Valid 4.
Siswa membantu menyelesaikan masalah
temannya yang sedang berselisih dengan teman
yang lain 9
Valid
Aspek di atas memiliki keterkaitan dengan topik-topik bimbingan. Aspek Intimate Change
terkait dengan topik bimbingan “Aku Berharga”. Aspek Help and guidance terkait dengan topik bimbingan
60
“Menghargai Orang Lain”. Conflict resolution terkait dengan topik “Menghargai Orang Lain”. Aspek Companionship and recreations
terkait dengan topik bimbingan “Gaul it’s Oke”. Sedangkan aspek Validation and caring
juga terkait dengan topik bimbingan “Menghargai Orang Lain”. Adanya keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian
yang hanya 3 kali bimbingan membuat peneliti hanya mampu mengangkat aspek 1, 2, 3, 4, dan 6. Aspek yang tidak terakomodir ke
dalam topik bimbingan adalah aspek Conflict and betrayal. b.
Skala Penilaian Diri Self Assesment Scale. Skala penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan
checklist dengan menggunakan skala likert. Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item dalam skala penilaian diri memiliki gradasi sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa responsi
frekuensi sangat sering ss, sering s, kadang-kadang kk, tidak pernah tp. Skala penilaian diri dibagikan dan diisi oleh siswa setiap akhir
siklus atau topik bahasan. Skala ini digunakan untuk mengukur responsi perseptual respon siswa terhadap penguasaan materibahan yang
disajikan dalam pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terhadap nilai karakter
61
bersahabat yang menjadi fokus peneliti. Skala Penilaian Diri terlampir pada lampiran 3.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Self Assesment Scale Karakter Bersahabat
No Topik Indikator
Item Validitas
1. Aku Berharga
Siswa mampu menerima kondisi fisik yang
dimiliki, percaya diri, dan memandang diri secara
positif. 1
Valid 2-
Valid
3- Valid
4 Valid
5 Valid
6 Valid
2. Menghargai
Orang Lain Siswa mampu
menghargai orang lain dengan cara menerima
perbedaan, mendengarkan orang yang sedang
berbicara, berbicara sopan dan mengucapkan
terimakasih ketika diberi bantuan.
7 Valid
8 Valid
9 Valid
10 Valid
11 Valid
12- Valid
13- Valid
3. Gaul
it’s Oke Siswa mampu bergaul sesuai dengan etika dan
nilai-nilai yang ada di sekitar.
14 Valid
15 Valid
16- Valid
17 Valid
18 Valid
19 Valid
20 Valid
c. Kuisioner Validasi Efektifitas Model responden siswa.
Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono 2013: 139
menjelaskan bahaw pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”;
“positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi dua alternatif. Jadi kalau di skala Likert
terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak
62
setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Dalam penelitian ini, “ya-tidak”.
Skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan atau yang diteliti. Validasi efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang
dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner yang disusun oleh Tim Penelitian Stranas terlampir pada lampiran 4.
d. Pedoman observasi
Pedoman observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data proses dalam PTK. Observasi merupakan suatu
pengamatan setiap kejadian yang sedang berlangsung, dengan maksud untuk mendapatkan informasi atau data tentang perilaku siswa sebagai
pengaruh tindakan yang telah dilakukan Sanjaya, 2009:86. Proses observasi ini dibantu oleh mitra kolaborator. Setiap kali
pemberian tindakan, mitra kolaborator mengamati lalu memberikan tanda pada frekuensi kemunculan perilaku siswa yang diamati. Hasil observasi
merupakan jumlah kemunculan perilaku siswa yang diamati. Di bawah ini merupakan panduan observasi dalam penelitian ini.
63
Tabel 3.5 Panduan Observasi
NO PERILAKU YANG DIAMATI
FREKUENSI
1 Ngobrol dengan teman
2 Pasif dalam mengikuti bimbingan
3 Aktif menyampaikan pendapat
4 Percaya diri
5 Aktif bertanya
6 Tidak focus
7 Tidak menghargai teman
8 Semangat
9 Gembira
10 Malas
e. Pedoman wawancara.
Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan
pengisian skala. Wawancara juga dapat digunakan untuk menggali data secara lebih mendalam. Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono 2010: 194 wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti telah
menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Selain melakukan wawancara dengn siswa, peneliti juga
melakukan wawancra dengan guru BK untuk mengetahui tanggapan guru mengenai kegiatan bimbingan yang dilaksanakan.
64
Tabel 3.8 Panduan Wawancara Siswa
Siswa Guru
a. Apakah pendekatan
experiential learning dengan bentuk permainan, melihat
video, dan tugas individu dapat membantu Anda
memahami karakter bersahabat
b. Maanfaat apa saja yang
Anda dapatkan setelah mengikuti bimbingan ini
a. Bagaimana proses
bimbingan yang dilakukan oleh peneliti?
b. Apakah experiential learning
dengan bentuk permainan, melihat video, dan tugas
individu dapat membantu siswa memahami karakter
bersahabat melalui topik bimbingan yang
disampaikan?
F. Validitas dan Reliabilitas