12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat tentang kajian pustaka , kerangka pikir penelitian, dan hipotesis tindakan.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Secara etimologis, kata
karakter bisa berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang. Orang yang berkarakter berarti orang yang
memiliki watak, kepribadian, budi pekerti, atau akhlak Fatturohman, dkk, 2013.
Lickona dalam Wibowo, 2012:32 mengatakan karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral.
Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter
mulia lainnya. Menurut Ki Hadjar Dewantara 2013: 407-409 karakter sama dengan watak. Karakter atau watak adalah paduan daripada segala
tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.
13
Dapat disimpulkan karakter atau watak adalah sifat alami seseorang yang diaplikasikan dari nilai-nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku. Karakter ada pada semua orang dan akan terus berkembang seiring dengan proses pembentukannya, membuat setiap
orang memiliki ciri khas tersendiri.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Kevin Ryan dan Bohlin dalam Fathurrohman, dkk: 2013 pendidikan karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk
membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Kemudian ia menambahkan, karakter mulia meliputi
pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen niat terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.
Karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi.
Ramli dalam Fathurrohman, dkk: 2013 memaparkan pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak,
supaya menjadi manusia yang baik.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan karakter menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah
usaha membantu siswa untuk memahami, peduli, bertindak dengan mengoptimalkan potensi siswa yang disertai dengan kesadaran, emosi, dan
motivasinya. Tujuannya untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi
manusia yang baik.
14
3. Tujuan Pendidikan Karakter