mempengaruhi kegiatan operasional suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
4. Threat of New Entrants; adalah kemungkinan masuknya beberapa organisasi baru di industri yang sama, yang bisa menjadi ancaman bagi organisasi yang
sudah terlebih dahulu masuk ke industri ini. Organisasi ini bisa berasal dari organisasi yang ada dan merubah strategi bisnisnya untuk memasuki suatu
industri baru, atau organisasi yang berkompetisi dalam geografi atau area produksi yang sama dan memutuskan untuk melakukan hal sama. Perlu
dilakukan suatu usaha untuk membatasi atau menghambat masuknya pendatang baru.
5. Threat of Substitutes; adalah ancaman dari produk barang atau jasa yang dapat menjadi pilihan pengganti dari produk yang ditawarkan oleh suatu organisasi.
Model analisis Porter‟s Five Forces Competitive model ini dapat digunakan
untuk menganalisis kekuatan lain yang dapat mempengaruhi kompetisi pada organisasi. Organisasi harus dapat memetakan lima kekuatan internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesiapan dan kemampuannya.
2.6.5 Analisis Value Chain
Menurut Callon 1996, “Value chain adalah metode sistematis untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi dan untuk mengetahui interaksi yang
digunakan organisasi sebagai sumber keg iatan bersaing”. Menurut Michael Porter
dalam Ward dan Peppard 2003, “Konsep analisis value chain menyatakan
bahwa semua perusahaan dalam suatu industri memiliki rantai nilai, yang termasuk aktivitas seperti mendapatkan bahan mentah, mendesain produk,
membangun fasilitas produksi, memasarkan produk, mengembangkan perjanjian kerja sama, dan
menyediakan pelayanan pelanggan”. Hasil dari analisis value chain suatu organisasi digunakan untuk identifikasi peluang pemanfaatan SITI
yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya Waterhouse, 1996. Analisis value chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja
yang terjadi dalam organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama mengalir secara linier dari satu aktivitas
ke aktivitas lainnya dan harus berhubungan, sehingga suatu proses bisnis dapat berjalan. Aktivitas ini dapat dilihat sebagai bagian dari aliran informasi dalam
organisasi yang berkaitan dengan input, proses, dan output. Aktivitas kedua yaitu aktivitas pendukung yang lebih bersifat organisasi, dan digunakan untuk
mengawasi aktivitas utama. Analisis yang dilakukan adalah bentuk- bentuk kontribusi informasi yang diperlukan dari aktivitas utama, dan bagaimana
aktivitas utama membutuhkan informasi dari aktivitas pendukung dalam kaitan dengan pengelolaan aktivitas yang benar. Peluang untuk meningkatkan nilai dari
teknologi informasi yang ada dalam aktivitas utama dan pendukung, dapat dipandang sebagai kelemahan dari teknologi informasi yang dipakai. Pada
praktiknya, kerugian yang terjadi selalu dihubungkan dengan aktivitas utama, sehingga diperlukan analisis yang lebih dalam tentang internal primary value
chain dengan suatu evaluasi kekuatan dan kelemahan dari aplikasi yang sedang berjalan. Mengacu pada dokumen organisasi yang menyebutkan tugas dan fungsi
setiap unit kerja dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses kerja yang terjadi di masing-masing unit kerja, maka pemetaan value chain
organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Diagram Value Chain Ward dan Peppard, 2003
2.7 PENGERTIAN DAN FUNGSI BANK
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perbankan menyatakan:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat Dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
”. Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan
pelayan jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah