Perencanaan Strategi SITI LANDASAN TEORI

organisasi dalam mencapai tujuan bisnis dan keunggulan kompetitif. Integritas dan keselarasan dalam proses bisnis organisasi sangat diperlukan, dengan begitu organisasi akan memiliki capability, availability, reliability, serta adaptive sehingga dapat menyelesaikan setiap transaksi dan melakukan perubahan dengan cepat dan akurat Tarigan, 2007.

2.4 Konteks Strategi SITI Dalam Organisasi

Suatu organisasi perlu memahami konteks strategi yang sedang dikembangkan sebelum mulai mengembangkan strategi SITI. Dalam hal ini, ada dua perspektif yang menjadi sorotan, yang pertama adalah perspektif internal dengan fokus pada peran SITI dalam suatu organisasi, Kedua adalah perspektif eksternal yang menggali secara keseluruhan dinamika SITI. Perkembangan TI yang dinamis, menyebabkan pengembangan strategi bisnis dan SITI menjadi kompleks. Untuk konteks internal, bentuk matriks dua sumbu yaitu infusi infusion dan difusi diffusion, dapat menggambarkan bagaimana lingkungan strategi SITI dipengaruhi oleh tekanan di luar kendali organisasi Tarigan,2007. Pengertian tentang infusi dan difusi Ward dan Peppard, 2003 adalah sebagai berikut: 1. Infusion, adalah tingkat ketergantungan organisasi pada SITI dalam menjalankan bisnisnya. 2. Di ffusion, adalah tingkat dimana TI membudaya dalam organisasi dan keputusan yang berkaitan dengan penggunaannya telah berpindah. Ilustrasi yang terjadi terhadap tingkat tinggirendahnya difusi dan infusi adalah sebagai berikut Ward dan Peppard, 2003: a. Difusiinfusi rendah. Jika difusi rendah dan infusi rendah, maka control sumber daya TI sangat terpusat dan SI tidaklah penting bagi bisnis. Sullivan dalam Tarigan 2007 menggambarkannya sebagai lingkungan „traditional‟ yaitu perusahaan menggunakan TI hanya untuk meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan sistem secara terpisah yakni sistem demi sistem system by system. Perusahaan dalam kuadran ini pengelolaannya dilakukan secara kekeluargaan, dimana pemanfaatan TI hanya sebagai support saja, salah satu contohnya adalah Usaha Kecil dan Menengah UKM. b. Difusi rendahinfusi tinggi. Jika difusi rendah dan infusi tinggi, maka kontrol terpusat sangat tinggi, dan peran SI sangat penting dalam operasional dan kontrol bisnis. Bisnis akan merugi bila sistem gagal berfungsi. Oleh sebab itu sistem yang baik sangat diperlukan dengan derajat integrasi yang baik pula. Sistem menjadi bagian dari „backbone‟ tulang punggung organisasi. Sebagai contoh adalah perusahaan perbankan yang tersentralisasi, dimana proses bisnis dan keuntungan perusahaan sangat tergantung dari kemampuan operasional SI yang didukung TI dalam memenuhi ketersediaan informasi bagi perusahaan dan pelanggan secara terus-menerus selama 24 jam x 7 hari, diantaranya melalui transaksi on-line dan fasilitas ATM. c. Difusi tinggiinfusi rendah. Jika difusi tinggi dan infusi rendah, maka umumnya kontrol bersifat desentralisasi, sehingga manajer dapat melaksanakan prioritas lokal. Integrasi sistem terjadi karena kerjasama user-user, bukan karena desain bisnis atau TI secara keseluruhan. Pendekatan manajemen pada pokoknya menjadi „opportunitic‟, didorong oleh prioritas jangka pendek yang dapat menciptakan keuntungan bisnis di beberapa bidang. Disini TI masih berifat sebagai support dan pengelolaa SITI tergantung pada masing-masing unit kerja. Perusahaan yang masuk dalam kuadran ini adalah perusahaan franchise yang menjual sistem bisnis yang didukung dengan pemanfaatan TI antara lain mini market, dan properti. Contohnya adalah McDonalds. d. Difusiinfusi tinggi. Jika difusi tinggi dan infusi tinggi, maka umumnya kontrol bersifat desentralisasi, tetapi untuk mencapai sukses bisnis bergantung kepada sistem. Keduanya dilakukan untuk menghindari kerugian dan mencapai sasaran bisnis secara keseluruhan, sehingga kondisi ini digambarkan sebagai lingkungan yang kompleks dan sulit dikelola. Disini perlu SITI yang strategis dan high potential untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi. Perusahaan yang berada dalam kuadran ini adalah perusahaan holding company yang memiliki cakupan bisnis yang besar, kompleks dan luas karena terdiri atas beberapa cabaganak perusahaan, serta letak geografinya saling berjauhan lintas kota, lintas pulau, bahkan dapat lintas negara. Contohnya adalah Pertamina, dengan merencanakan tinggi rendahnya derajat infusi