Pengukuran Hasil Belajar 1. Pengukuran Ranah Kognitif

d Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu sistem dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. e Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 40 Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah, tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan internalisasi nilai. 3. Pengukuran Ranah Psikomotor Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skiil atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson 1956 menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah ssiswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. 41 Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu lagi diberikan penilaian. Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan 40 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, h 30 41 Ahmad Sofyan, et all, op. cit, h. 23 bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu secara garis besarnya berasal dari faktor internal diri siswa sendiri dan eksternal dari luar siswa sendiri. Adapun faktor yang datang dari diri sendiri bisa diakibatkan oleh kemampuan dan keinginan yang kurang atau boleh dibilang mempunyai IQ yang pas-pasan sehingga dapat menyebabkan penurunan dalam belajarnya. Sedangkan faktor yang dari luar diri siswa yaitu bisa disebabkan oleh keadaan keluarganya ataupun lingkungannya yang kurang mendukung dalam proses belajarnya.

4. BUNYI

Bunyi termasuk salah satu jenis gelombang yang dapat dirasakan oleh indra pendengaran. Benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Benda tersebut dinamakan sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul-molekul udara yang ada disekitarnya. Selanjutnya, molekul-molekul udara yang bergetar akan menjalarkan getarannya ke molekul-molekul udara di dekatnya. Demikian seterusnya, sampai molekul-molekul udara yang ada di sekitar telinga kita ikut bergetar sehingga kita dapat mendengar bunyi. Bunyi memiliki cepat rambat yang bergantung pada mediumnya. Makin tinggi suhu suatu medium,pada umumnya makin besar cepat rambat bunyi pada medium tersebut. Hal ini dikarenakan makin tinggi suhu, makin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya proses perpindahan makin cepat. Selain itu, makin keras medium umumnya makin besar cepat rambat bunyi dalam medium tersebut.penyebabnya adalah makin kera medium maka makin kuat gaya kohesi antar partikel. Bunyi yang ditimbulkan oleh benda bergetar akan mengeluarkan bunyi pada frekuensi tertentu. Bunyi yang kita dengar umumnya gabungan dari berbagai macam frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan oleh sumber bunyi berlainan. Ada sumber bunyi yang menghasilkan frekuensi yang tinggi juga ada yang menghasilkan frekuensi yang rendah. Telinga manusia normal umumnya hanya dapat mendengar bunyi dengan frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi yang berada dalam daerah jangkauan tersebut disebut bunyi audiosonik. Selain itu ada jenis bunyi infrasonik yaitu bunyi dengan jangkauan frekuensi dibawah 20 Hz. Bunyi infrasonik banyak dihasilkan oleh benda-benda yang berukuran besar seperti gempa bumi. Bunyi yang frekuensinya diatas 20.000 Hz dinamakan bunyi ultrasonik. Bunyi jenis ini dapat di dengar oleh hewan contohnya kelelawar. Untuk frekuensi yang sama, ada bunyi yang terdengar keras dan ada yang terdengar lemah. Kuat dan lemahnya bunyi ini bergantuk pada amlitudo atau simpangan gelombang. Makin besar amplitude bunyi maka makin kuat bunyi tersebut. Gelombang bunyi dapat mengalami pemantulan yaitu gema dan gaung. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli sedangkan gaung adalah bunyi pantulan yang sebagian terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kana Hidayah Sadono dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Ctl Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Statistik Dan Statistika Di Sma Muhammadiyah I Yogyakarta ” dalam jurnal penelitian BAPEDA kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Matematika SMA pokok bahasan Statistik dan Statistika berdasarkan KBK dengan pendekatan CTL lebih efektif dari segi waktu maupun ketercapaian kompetensi siswa, bermakna, dan disukai para siswa. Dari hasil belajar yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan antar siklus untuk aspek kognitif sebesar 3,29 dan aspek afektif sebesar 2,22 untuk kriteria A baik yang disertai penurunan sebesar 2,22 untuk kriteria B cukup. Sedangkan pada aspek psikomotorik, terjadi penurunan sebesar 2,23 untuk kriteria A baik dengan disertai kenaikan sebesar 2,23 untuk kriteria B cukup. Selain itu, khusus aspek kognitif, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan kenaikan rata-rata nilai sebesar 14,73 dibandingkan tahun pelajaran 20022003 dan sebesar 10,68 dibandingkan tahun pelajaran 20032004. Pada pembelajaran ini siswa sangat berminat, sifat individual dan sosial seimbang, kreativitas siswa tersalurkan dengan baik, guru dan siswa sama-sama aktif dan kreatif, dan lebih bermakna. Respons siswa sangat positif dan mengharapkan digunakannya model ini untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. 42 Ika Nurul Fattakhul Janah dalam penelitiannya yang berjudul “ upaya meningkatkan hasil belajar fisika materi pokok kalor denga pendekatan CTL Cintekstual Teaching and Learning pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tulis tahun pelajaran 20052006”. Mahasiswi jurusan fisika Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian ini diperoleh pada siklus I rata-rata niLai tes siswa 66,88 dan ketuntasan belajar klasikal 85, siklus II nilai rata-rata siswa76,88 dengan ketintasan klasikal 90. Hasil belajar efektif siswa pada siklus I secara klasikal mencapai ketuntasan 97,5, pada siklus II seluruh siswa telah mencapai ketuntasan dan dinyatakan tuntas 100. Hasil elajar psikomotorik pada siklus I siswa secara klasikal mencapai ketuntasan 72,5. Pada siklis II 77,5. Hasil analisis kuasioner siswa rerata skor kelas pada siklus I sebesar 37,98, tergolong positiftinggi dan pada siklus II, rerata skor kelas sebesar 38,33, tergolong sangat positifsangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok kalor pada kelas VIII E SMPN I Tulis. 43 Penelitian Farida 2009 yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelas eksperimen adalah sebesar 75,12 dan kelas kontrol adalah 60,05 serta hasil uji t diperoleh t hit 5,43 dan t tab sebesar 1,91, maka dapat 42 Kana Hidayah Sadono, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Ctl Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Statistik Dan Statistika Di Sma Muhammadiyah I Yogyakarta.jurnal penelitian BAPEDA kota Yogyakarta 43 Fattkhul jannah,upaya peningkatan hasil belajar fisika materi pokok kalor dengan pendekatan Contekstual teaching and Learning pada siswa kelas VII SMP Negri 1 tulis, skripsi UNS, Semarang, 2006 disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil biologi siswa yang diajar dengan CTL dengan siswa yang diajar dengan konvensional. 44 Penelitian Rahmawati 2009 yang berjudul “ Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 57 dan kelas control sebesar 45. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan kelas eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan kelas kontrol. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan uji-t yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. 45 Bettye P. Smith dalam jurnal penelitiannya yang berhudul “contextual teaching and learning practices in the family and consumer sciences curriculum ”. Penelitian yang dilakukan melalui survey pada guru di Georgia .Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual dan praktek belajar berlangsung secara teratur . hal ini terutama terjadi pada siswa yang terlibat aktif dalam praktek- praktek, pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupa nyata, dan belajar satu sama lain. 46

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, karena dengan pendidikan manusia bisa mendapat ilmu pengetahuan, mendapatkan tata cara bersosialisasi sehingga ia dapat mempelajari misteri-misteri yang terjadi di alam dan meningkatkan kualitas hidupnya sejajar dengan manusia lainnya di dunia. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri 44 Ida Farida, Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai, Skripsi UIN Jakarta, 2009 45 Lina Rahmawati, Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai, Skripsi UIN Jakarta, 2009 46 Bettye P. Smith “contextual teaching and learning practices in the family and consumer sciences curriculum ”. Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, SpringSummer, 2006

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh penggunaan metode CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak dan energi

1 21 183

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141