Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ranah afektif ini dirinci oleh Kathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni: 1 perhatian atau penerimaan receiving, 2 tanggapan responding,
3 penilaian atau penghargaan valuing, 4 pengorganisasian organization dan 5 karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai characterization by a
value or vale complex. Tujuan-tujuan instruksional yang termasuk domain afektif diklasifikasikan oleh David Kathwohl ke dalam jenjang secara hierarkis,
yaitu: Receiving meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan keyakinan. Responding meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Valuing meliputi pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu.
Organization meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Characterization mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter
pribadi.
39
Kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:
a Recivingattending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dll. Tipe ini contohnya kesadaran, keinginan untuk menerima
stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. b
Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi. Evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
39
Ibid, h. 20
d Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu sistem dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai.
e Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya.
40
Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.
Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah, tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan internalisasi nilai.
3. Pengukuran Ranah Psikomotor Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Hasil
belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skiil atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Simpson 1956 menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar
psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah ssiswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai
dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.
41
Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang
afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu lagi diberikan penilaian. Tipe hasil
belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
40
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, h 30
41
Ahmad Sofyan, et all, op. cit, h. 23