Analisis Perbedaan Sikap Keberagamaan Siswa

SE SE M M M M to 2 1 2 1    59 , 3 2 , 76 5 , 76   08 . 59 , 3 3 .  

F. Interpretasi Data

Setelah diketahui nilai t, langkah selanjutnya yaitu membandingkan besarnya hasil perhitungan to dengan t tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom df, dengan rumus: Db atau df = N1+N2 – 2 = 30 – 2 = 28 Dengan diperolehnya df, maka selanjutnya hasil perhitungan to dikonsultasikan dengan t tabel baik pada taraf signifikansi 5 maupun pada taraf signifikansi 1. Ternyata bahwa: Pada taraf signifikansi 5, t tabel = 2.05 Pada taraf signifikansi 1, t tabel =2.76 Berdasarkan hasil perhitungan analisis perbedaan penguasaan materi agama Islam antara siswa asal MTs dengan siswa asal SMP, dengan diperolehnya df sebesar 28, selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel baik pada taraf signifikansi 5 maupun pada taraf signifikansi 1. Karena t hitung telah diperoleh sebesar 1.948 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5 = 2,05 dan pada taraf signifikansi 1 = 2.76, maka t hitung lebih kecil dari t tabel baik pada taraf signifikansi 5 maupun pada taraf signifikansi 1. Sehingga dapat dikatakan bahwa latar belakang sekolah yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pendidikan agama Islam. Adapun dalam pengujian ada tidaknya perbedaan dalam kemampuan membaca Al Quran siswa SMA asal MTs dan siswa asal SMP didapatkan hasil perhitungan t hitung sebesar 0.59. Selanjutnya nilai t dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5 = 2,05 dan pada taraf signifikansi 1 = 2,76. Berdasarkan hasil tersebut, maka t hitung lebih kecil dari t tabel baik pada taraf signifikansi 5 maupun pada taraf signifikansi 1. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan membaca Al Quran siswa SMA antara siswa asal MTs dengan siswa asal SMP tidak jauh berbeda. Sehingga dapat dikatakan bahwa latar belakang sekolah yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan membaca Al Quran. Sama halnya dengan penjelasan sebelumnya, dalam pengujian perbedaan sikap keberagamaan siswa yang meliputi ketaatan beribadah, gaya hidup, dan moral siswa SMA asal MTs dan siswa asal SMP diketahui besarnya t hitung adalah 0,08. Karena t hitung telah diperoleh sebesar 0,08 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5 = 2,05 dan pada taraf signifikansi 1 = 2.76, maka t hitung lebih kecil dari t tabel baik pada taraf signifikansi 5 maupun pada taraf signifikansi 1. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa sikap keberagamaan siswa SMA antara siswa asal MTs dengan siswa asal SMP tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latar belakang sekolah yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap keberagamaan siswa baik dari segi 1 ketaatannya dalam menjalankan ibadah, 2 gaya hidup, dan 3 moral. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengujian komparasi prestasi siswa di bidang Pendidikan Agama Islam ditinjau dari penguasaan materi PAI, kemampuan membaca Al Quran, dan sikap keberagamaan siswa yang meliputi: Ketaatan beribadah, gaya hidup, dan moral dapat dinyatakan bahwa Hipotesis Nihil Ho yang menyatakan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMA antara siswa yang berasal dari MTs dengan siswa yang berasal dari SMP, diterima. Hal ini memberikan pengertian bahwa asal sekolah pada satuan pendidikan yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam di MTs dan SMP sama baiknya walaupun kurikulumnya berbeda. Selanjutnya, sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan peneliti guna memperoleh data mengenai upaya atau tindakan guru dalam mengoptimalkan prestasi siswa dengan perbedaan latar belakang pendidikan formal sebelumnya berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI dapat diketahui bahwa guru dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya secara maksimal sehingga tercipta pembelajaran yang kondusif yang berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Adapun fungsi guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilai.

G. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengakui masih terdapat kelemahan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Sampel penelitian yang digunakan merupakan sampel kecil dengan jumlah sampel 30 siswa. 2. Pengukuran kemampuan membaca Al Quran siswa, hanya didapat melaui tes, peneliti tidak menelusuri lebih jauh latar belakang responden.