Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri

14 a. Al-Qur’an dan Hadits b. Aqidah c. Akhlak d. Fiqih e. Tarikh sejarah Islam. 13

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah modifikasi dan memperteguh kelakuan melalui pengalaman Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing. 14 Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Dapat dikatakan bahwa orang yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia melakukan perbuatan belajar itu. Hilgard mengatakan: “Learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure whether in the laboratory or in natural environment as distringuished from changes by factor not attributable to training”. Belajar adalah proses mencari ilmu pengetahuan yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri. 15 Dari pengertian-pengertian belajar yang telah di kemukakan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang b. Belajar yang sebaik-baiknya yaitu melalui proses pengalaman. 13 Muhaimin, et. al, Paradigma Pendidikan Islam …, h. 79 14 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Ed. 1, Cet. 5, h. 36 15 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, 2003, Cet. 4, h. 29 15 c. Hasil dari belajar pada pokoknya adalah memperoleh informasipengetahuan, yang didapat melalui proses pembelajaran dan latihan. Berdasarkan beberapa pengertian belajar tersebut, maka tujuan dari belajar selain memperoleh pengetahuan juga bertujuan untuk perubahan tingkah laku. Untuk mengetahui apakah tujuan dari belajar itu telah benar- benar tecapai dan sampai dimanakah hasil belajar yang diinginkan telah tecapai, maka diperlukan alat yang dapat dipercayai, yaitu dengan mengadakan evaluasi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1, seperti dikutip oleh Sukardi, evaluasi dilakukan dalam rangka: “Pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaran pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan.” 16 Evaluasi dapat memunginkan kita untuk: 17 1. Mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan 2. Menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan, sehingga tindakan perbaikan yang cocok dapat diadakan 3. Memutuskan tingkat pencapaian siswa, dalam hal kesuksesan mereka mencapai tujuan yang telah disepakati 4. Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategi mengajar yang ia gunakan, agar kelebihan dan kekurangan strategi mengajar tersebut dapat ditentukan 5. Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pelajaran, dan menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan. 16 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan:Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta:Bumi Akasara, 2009, Ed. 1, Cet. 3, h. 1 17 Ivor K Davies, Pengelolaan Belajar , Jakarta:CV. Rajawali, 1991, Ed. 1, Cet.2, h. 294