Urgensi Good Governance dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia Dasar Yuridis

28

4. Prinsip-Prinsip Good

Governance dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara di Indonesia Menurut Bapennas ada 14 nilai yang menjadi prinsip-prinsip good governance, antara lain: a. Wawasan ke depan Visionary Seluruh lembaga pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah harus memiliki rencana strategis dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing. Wujud dari prinsip wawasan ke depan seperti rencana pembangunan nasional, rencana pembangunan daerah, rencana strategis kementrianlembagasatuan kerja perangkat daerah, adalah sebagai berikut: b. Transparansi Transparancy c. Partisipasi Masyarakat Participation d. Akuntabilitas Accountability e. Supremasi Hukum Rule of Law perundang-undangan yang berlaku. f. Demokrasi Democracy g. Profesionalisme dan kompetensi Profesionalism and Competency h. Daya Tanggap Responsiveness i. Efisien dan Efektif Effieciency and Effectiveness j. Desentralisasi Decentralization k. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat Private and Civil Society Partnership l. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan Comitment to Reduce Inequality m. Komitmen pada Lingkungan Hidup Commitment to Environmental Protection n. Komitmen pada Pasar yang Fair Commitment to Fair Market 4 Pilar-Pilar Good Governance dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara di Indonesia Good Governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh pilar-pilar yakni lembaga yang melibatkan kepentingan publik. Pilar-pilar tersebut adalah: 29

a. Negara, yaitu: menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil,

membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan, menyediakan public service yang efektif dan accountable, menegakkan HAM, melindungi lingkungan hidup, dan mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan public;

b. Sektor Swasta, antara lain: menjalankan industri, menciptakan lapangan

kerja, menyediakan insentif bagi karyawan, meningkatkan standar hidup masyarakat, memelihara lingkungan hidup, menaati peraturan, transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat, dan menyediakan kredit bagi pengembangan UKM;

c. Masyarakat Madani, yaitu: menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi,

mempengaruhi kebijakan publik, sebagai sarana cheks and balances pemerintah, mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah, mengembangkan SDM, dan sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat. 5. Hubungan Good Governance Dengan Otonomi Daerah Good governance tata pemerintahan yang baik merupakan konsep pada otonomi daerah dalam rangka mewujudkan suatu pemerintahan yang sehat dan bersih merupakan suatu hal yang perlu diimplementasikan pada era otonomi daerah saat ini diperlukan pengembangan dan penerapan sistem partisipasi, transparansi dan akuntabilitas yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.

D. Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan pembelajaran yang ke lima 5 ini akan menggunakan metode pendekatan studi kasus dengan menyajikan kejadian situasi konflik atau dilema. Peserta diklat dibagi dua kelompok untuk menganalisis masalah berdasarkan fakta kasus untuk menghasilkan keputusan menurut langkah- langkah secara bertahap serta mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil tersebut. Kelompok I satu berdiskusi untuk menghasilkan keputusan terhadap kasus “Hambatan pelaksaan good governance”. Kelompok 2 dua membahas tentang “Analisis penerapan good governance di Indonesia”.