Karakteristik Siswa Kelas V SD

50 menulis, mendengarkan, berlatih keteramapilan hingga kegiatan psikis seperti memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain. Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini peneliti memilih aspek motivasi, perhatian, dan keaktifan sebagai faktor yang mempengaruhi belajar khususnya pembelajaran menulis puisi dalam observasi tindak belajar.

D. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Karakteristik siswa menjadi salah satu dasar yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan suatu pembelajaran. Apabila seorang guru memahami karakter siswa maka akan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, bermakna, menyenangkan dan nantinya pemahaman konsep siswa akan meningkat. Siswa memiliki karakteristik tertentu yang sifatnya khusus dan unik. Secara umum karakteristik siswa dapat dibedakan menjadi karakteristik yang berkaitan dengan aspek fisik dan psikis yang keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Siswa Sekolah Dasar SD ditandai dengan karakter fisik yang senantiasa mengalami perkembangan. Oleh karena itu, salah satu fungsi pembelajaran di SD untuk membantu siswa mencapai perkembangan yang lebih optimal. Sedangkan dalam segi psikis, perkembangan siswa dapat dilihat dari perkembangan aspek kognitif atau intelektualnya. Hal ini selaras dengan pendapat Syamsu Yusuf LN bahwa pada masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur 6 atau 7 tahun anak memasuki sekolah dasar Syamsu Yusuf LN, 2007: 24. 51 Karakteristik siswa kelas V SD berkaitan dengan kreativitas. Ketika proses belajar sangat penting meningkatkan kemampuan kreativitas dan kerjasama diantara siswa. Keativitas siswa akan berkembang dengan baik dan tepat, apabila siswa diberikan motivasi untuk melakukan kegiatan. Hal ini selaras dengan pendapat Anik Pamilu 2008: 97 mengemukakan bahwa “upaya untuk menumbuhkembangkan kreativitas, berarti upaya mengoptimalkan belahan otak kanan.” Artinya sejak kecil sampai dewasa otak kiri lebih terasah daripada otak kanan. Oleh karena itu, guru dapat mengoptimalkan otak kanan anak agar dapat digunakan secara maksimal. Syamsu Yusuf LN 2004: 24 mengemukakan karakteristik anak SD kelas tinggi yaitu kira-kira umur 9 atau 10 sampai umur 12 atau 13 tahun kelas 4, 5, dan 6 adalah sebagai berikut. 1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar. 3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal daan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor bakat-bakat khusus. 4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang- orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas unur ini pada umumnya anak menghadapi tugas- tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. 5. Pada masa ini, anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah. 6. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri. Masa usia SD ini menjadi tahapan penting untuk kesuksesan perkembangan selanjutnya. Jadi seorang guru dituntut untuk benar-benar 52 mamahami karakteristik siswa sekolah dasar, dapat menerapkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Berdasarkan karakteristik siswa kelas V SD, maka seorang guru dituntut untuk mengembangkan sistem pengajarannya, agar tidak menyimpang dari prinsip-prinsip psikologi yang ada. Fakta ini menjadi alasan yang kuat mengapa sistem pembelajaran yang dikembangkan guru diharap dapat melayani kebutuhan siswa dan pengajaran itu benar-benar menjadi menarik dan mempunyai makna bagi siswa. Syaiful Bahri Djamarah 2002: 91 mengemukakan bahwa karakteristik anak SD, yaitu. a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehri-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. d. Sampai kira-kira unur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang- orang dewasa lainnya. e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional mereka membuat peraturan sendiri. Berdasarkan sifat anak seperti dikemukakan di atas, maka pada saat umur siswa antara 7 sampai dengan 12 tahun termasuk dalam tahap perkembangan intelektual. Anak sudah dapat berfikir atau mencapai hubungan antarkesan yang logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis. Hurlock 1980: 148 mengemukakan masa anak-anak, yaitu. Akhir masa kanak-kanak seringkali disebut usia bermain oleh ahli psikologi, bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain 53 daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak di mungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia bermain adalah karena lusanya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain. Lebih lanjut yang dijelaskan oleh Hurlock 1980: 148 usia anak SD termasuk dalam akhir masa kanak-kanak. Siswa kelas V SD lebih banyak waktu bermain dan berpetualang dengan hal baru. Siswa mendapatkan pengalaman langsung saat bermain. Siswa aktif melakukan hal-hal yang mendukung saat proses pembelajaran. Penggunaan media musik berlirik pada penelitian ini didasarkan pada pendapat Piaget bahwa usia siswa kelas V SD berada pada pemikiran operasional konkrit Desmita, 2009: 156. Penggunaan media ini merupakan suatu cara untuk mengkongkritkan kejadian ataupun pengalaman. Siswa menjadi lebih aktif karena siswa mengalami sendiri seolah-olah terlibat langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut siswa menjadi lebih mudah dalam menuangkan ide dari pikirannya. Dengan demikian keterampilan menulis puisi akan mengalami peningkatan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka anak kelas V SD tergolong pada anak SD kelas tinggi. Siswa SD khususnya kelas V SD Negeri Pucung Kalasan Sleman Yogyakarta merupakan siswa yang berada pada tahap perkembangan baik itu perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Siswa belajar di sekolah dengan memperoleh berbagai pengetahuan yang diajarkan guru. Siswa diharapkan mengalami sendiri pada saat belajar menerima pengetahuan dan pengalaman. Pemikiran siswa kelas V SD pada umumnya 54 sudah pada taraf yang tinggi, sehingga siswa dapat diajak untuk belajar mengungkapkan dan menungkan ide-ide kreatifnya. Jadi peneliti menganggap bahwa siswa sudah mampu menulis sebuah puisi.

E. Kerangaka Pikir

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN VIDEO PADA SISWA KELAS VA SD Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar dan Video Pada Siswa Kelas VA SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta Tahun 2015/2016.

0 3 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN VIDEO PADA SISWA KELAS VA SD Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar dan Video Pada Siswa Kelas VA SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta Tahun 2015/2016.

0 2 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK UNGKAPAN KREATIF PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Ungkapan Kreatif Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kartasura 06 Tahun 2011/2012.

0 2 15

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Kanisius Kurmosari 02 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL MLATI SLEMAN.

3 48 159

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS V SD NEGERI KOWANGBINANGUN KALASAN MENGGUNKAN MEDIA KOMIK.

0 0 195

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS V SD NEGERI SURYODININGRATAN 2, YOGYAKARTA.

0 7 165

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SD NEGERI WONOSARI IV KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

1 2 191

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGGAYAM PLERET BANTUL.

9 39 182

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BRONGGANG KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN.

4 28 178